Happy Reading 💚
Rania memandang Angga yang sudah berlalu pergi kerja. Ia menghembuskan nafas kasar, apakah dia nanti ke kantor lagi? Kalau seandainya ia menemukan Angga dengan Luna lagi apa yang akan dia perbuat?
Ia bergegas untuk mandi, setelah itu mungkin Rania pikiran Rania akan lebih jernih. Sebelumnya ia mengambil handphone ingin mengecek grup mana tau ada informasi baru.
Nomor yang kemaren mengalihkan atensi nya, ia membuka chat menggantung kemarin.
+62...
Aku Alan.
Bisa kita ketemu?
Melihat nama itu Rania tak tau harus berbuat apa, apakah dia harus membalas dan mengatakan ya? Tidak, Rania tidak bisa.
Ia meninggalkan HP tersebut dengan tanpa membalas. Setelah selesai mandi ia mendapat pesan beruntun dari HP nya.
+62...
Nabila ingin bertemu kamu, saya melarangnya karena suatu hal.
Dan dia memiliki satu permintaan yang tidak bisa saya lakukan.
Dia ingat saya mendekati kamu kembali. Karena dia sudah tau hubungan kita dulu seperti apa.
Rania membaca pesan itu terdiam. Nabila sudah tau? Lantas kenapa dia malah menyuruh suaminya mendekatinya, bukanya malah melarang untuk dekat.
Kalau seperti ini mau tak mau Rania akan membalas.
Rania
Oke, selesai dhuhur di cafe melati.
+62...
Typing...
Saya tidak bisa kesana jam segitu, bagaimana kalau kamu saja yang datang ke kantor saya?
Rania berfikir sejenak.
Rania
Insyaallah
+62...
Nanti saya share lok
Setelah membaca pesan itu Rania kembali bergegas ingin ke kampus. Tapi jangan ditanya pikirannya, dia masih bingung, dia harus menyelesaikan masalah ini secepatnya.
Rania memandang poster yang terpampang di Mading. Begitu juga dengan sahabatnya Maya.
Maya menaik turunkan alisnya dengan senyum mengembang menatap Rania.
"Apa?" tanya Rania yang sudah mengerti maksud Maya.
"Ikutan yuk!" Rania yang mendengar itu menggelengkan kepalanya.
"Ck, kenapa sih Lo malas banget ikutan kegiatan-kegiatan! Padahal kan seru ni."
Sebenarnya dulu Rania tak seperti ini. Ia juga mengincar kegiatan-kegiatan dari kampus, tapi setelah dijalaninya sekarang sepertinya keinginan itu menurun. Ia ingin fokus kuliah menuntaskannya dan menjalani hidupnya, sudah begitu saja.
"Buat apa emangnya sih? Aku gak suka kegiatan begini."
"Ayolah ni, ikutan pliss! Gue mau ikut, tapi gak ada temen. Temenin gue ya! Lihat tamu dan pembinanya aja orang-orang keren, gue pengen banget ikutan dengan orang-orang hebat di dalamnya." pujuk Maya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETIKA TAKDIR MENOLAK PERGI [END]
Fiksi RemajaKetika dua insan di pertemukan dalam ikatan cinta yang suci, namun tak di landaskan rasa cinta dan karena keadaan yang memaksa, apa yang akan terjadi? Ketika saling mempertahankan harga diri, hingga tak ada satupun mengalah untuk mengakui kata hati...