[ 𝓜𝓪𝓯𝓲𝓪 𝓼𝓮𝓻𝓲𝓮𝓼 𝓿𝓸𝓵 1 ]
𝑴𝒂𝒇𝒊𝒂 𝑭𝒂𝒎𝒊𝒍𝒚
"At the very first meet, I know you will be mine."
He's a monster
He's a devil
and
He's cruel .
Hayden Dennis . Leaders Black Evil . Kumpulan mafia yang berpengaruh dan menakutkan . Kacu...
"Risau kitaorang , ingatkan jadi apa - apa ke , CEO tu buat benda tak elok ke . Baru nak naik atas pergi lempang." Kata Eiril . Orkid hanya tersenyum kecil . Berani ke Eiril nak naik lempang ? Dia tengok tadi pun terasa takut . Agak menakutkan ya Hayden Dennis .
"Jom lah wei pergi hantar Orkid balik . Nanti kena marah dengan tuan pulak , habis gaji aku huhu." Kata Kai . Mereka mula bergerak ke kereta . Sempat Orkid melihat ke belakang sekilas memandang syarikat itu sebelum masuk ke dalam kereta . Kereta itu mula bergerak pergi meninggalkan syarikat Dennis Holding's .
Hayden yang sedari tadi memerhati dari lobi syarikat menghantar kereta itu pergi dengan matanya sahaja . Dia risau akan keselamatan gadisnya . Bila - bila masa saja musuhnya mampu menyerangnya . Setelah itu dia juga berlalu pergi dari situ .
ORKID termenung jauh sambil melihat taburan bintang dan bulan di dada langit . Entah kenapa malam ini dia terasa ingin mengimbau kembali kenangan dulu - dulu .
Saat dia baru dilahirkan di muka bumi ini , tiada siapa disisi nya kecuali abangnya . Dijaga dan dibesarkan oleh abangnya membuatkan dia tidak dapat berenggang dengan si abang . Kasih sayang juga dia hanya dapat dari abangnya , tidak pernah dia merasa kasih sayang seorang ayah dan ibu .
Tipu kalau dia cakap dia tak cemburu melihat kawan sekolah dan universitinya yang selalu menelefon ibubapa mereka melepas rindu dan selalu dapat suprise dari ibubapa mereka . Dia ? Dia cuma ada Owen Nadhir , abangnya yang overprotective . Namun dia bersyukur , dia masih ada keluarga di atas muka bumi Allah ini untuk dia bergantung harap dan mendapat kasih sayang .
Tak pernah dia mengeluh kerana itu . Dia yakin perancangan Allah itu hebat . Dia hilang dua insan yang berharga dalam hidupnya dan akan digantikan dengan insan yang akan menyayanginya setulus hati . Lambat atau cepat , dia akan dapat merasai bahagia yang sebenarnya .
Bukan bermaksud dia tidak bahagia bersama abangnya cuma saja dia ingin merasai ada family yang ramai dan besar . Rumah diriuhkan dengan suasana ceria dan gelak tawa . Berkumpul dan berkongsi cerita antara satu sama lain . Sungguh indah .
Tanpa sedar dia tersenyum manis membayangkan semua itu . Dagu ditongkat kan , kepala mendongak memandang dada langit . Bintang - bintang bertaburan bersama cahaya bulan purnama membuatkan dia berasa nyaman dan tenang . Namun tenangan itu hanya sebentar cuma bila abangnya datang menyergah dirinya .
"Bah !"
"Opocot kau !" Latah Orkid . Hampir saja dagunya ingin terhantuk dengan palang balkoni . Owen sudah ketawa besar dapat membalas dendam pada adiknya . Kejutkan aku lagi dulu , sekarang ambik kau .
"Olololo majuk lah tu ? Ingat comel ke hm ?" Usik Owen lagi . Pipi Orkid dicucuk - cucuk . Orkid mendengus geram . Owen dipandang tajam sebelum dipijak kuat kaki Owen . Mengadu sakit Owen dibuatnya .
"Aduh , aduh sakit lah adik."
"Padam muka ! Kejutkan lagi orang , itu lah balasannya." Kata Orkid merajuk . Owen sudah menggaru kepalanya yang tidak gatal . Aduh gurau sikit pun tak leh. Ini lah perempuan , dia je betul , kita ni sentiasa salah . Haih .
"Okey , okey sorry . My faulth , not you princess."
Orkid hanya mengendahkan sebelum dia kembali melihat langit . Owen juga turut berbuat demikian .
"The moon is beautiful isn't ?" Tanya Owen . Matanya tunak memandang bulan purnama yang bersinar indah itu . Orkid menganggukkan kepalanya , mengiyakan apa yang dikatakan oleh abangnya .
"Cantik sangat , adik suka tengok bulan . Suka bercakap dengan bulan sebab adik akan rasa tenang je bila dapat luahkan sesuatu yang tak dapat adik luahkan pada orang."
Owen mengecilkan matanya . "Dah pandai berahsia dengan abang sekarang eh . Tak apa - tak apa kata adik beradik." Kata Owen acah merajuk . Muka dipaling ke tepi lain , acah merajuk .
Orkid pula sudah terkebil - kebil memandang Owen . Haaa sudah merajuk pulak abang kesayangan dia ni . Berahsia sikit pun tak leh .
"Tak kisah abang merajuk , yang penting rahsia adik selamat hehe."
"Nakal kan ? Siapa ajar jadi nakal ni ?" Kata Owen sambil mengepit hidung mancung milik adiknya . Terkekek Orkid ketawa .
"Siapa lagi kalau bukan Owen Nadhir !"
Membulat mata Owen apabila dituduh sebegitu . Amboi budak ni , aku yang dipersalahkan . Dia yang nakal kata aku yang ajar . Nak kena ni budak .
"Mari sini , nak geletek (?) adik ni . Suka hati je fitnah abang eh . Nak kena dia ni." Kata Owen sambil tangannya berura - ura mahu menyentuh pinggang Orkid . Tempat sensitif Orkid . Orkid mengelak dari abangnya . Tangan abangnya dipegang dan dipukul - pukul . Namun Owen bukanah seorang yang mengalah dengan cepat . Dia berusaha menarik kembali tangannya dan cuba menggeletek di adik . Terbahak - bahak Orkid ketawa apabila diperlakukan sebegitu .
"Hahahaha abang berhenti lah . Ja...janji tak nakal dah." Kata Orkid sambil ketawa . Makin galak Owen menggeletek adiknya . Bunyi suara bahagia dan ketawa dari mereka memecahkan kesunyian malam itu . Berlari sana sini dan mengejar antara satu sama lain . Bergurau dan ketawa bahagia seperti tiada hari esok .
Owen tersenyum melihat adiknya yang sedang ketawa bahagia itu . Dia berjanji pada dirinya , dia akan jaga Orkid Nadirah sampai bila - bila . Sehingga dia mati . Kerana Orkid Nadirah adalah nyawa dan jiwanya sejak dari dulu lagi .
'Mama , papa , your daughteralready grown up . Dia membesar jadi seorang gadis yang cantik dan baik hati . I'm promise you , i never let anyone touch her or hurt her . I will take care of her until my last breath . I'm promise."
