19. "Play"

395 27 18
                                    

"Apa kau benar-benar tidak tahu?"

"Mwo?"

"Taehyun!kau benar-benar tidak tahu jika dia yang melakukannya?" Sunghoon terdiam sejenak tak langsung menjawab pertanyaan dari wanita yang kini sedang mengelus rambutnya. Iya,Sunghoon merebahkan dirinya di sofa dan meletakan kepalanya di paha Hwayoung.

Sunghoon dan Hwayoung sekarang sedang berada di rooftop menikmati waktu jam istirahatnya disana. Dari dulu tempat ini memang menjadi tempat kedua kepemilikan seorang Park Sunghoon jadi tidak ada siapapun yang berani menginjakan kaki di tempat ini dan mereka tak perlu merasa khawatir jika ada yang akan melihat mereka dengan posisi apapun(?)

Sunghoon membuka kedua kelopak matanya yang semula tertutup untuk menatap kedua mata indah milik Hwayoung.

"Aniya!aku bahkan mengetahuinya lebih dulu dari siapapun"

"Mwo?"

"Aku sudah pernah mengatakannya padamu jika aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu dan aku punya banyak detektif pribadi jika kau mau tahu,aku juga yang menyuruhnya untuk meminta maaf padamu" Hwayoung terkesiap,jadi apakah ini alasannya mengapa sunghoon justru tersenyum senang melihat Taehyun tersungkur di hadapannya?

"Sudah seharusnya dia seperti itu dan kau seharusnya tidak perlu memaafkannya" Hwayoung menggeleng,kedua sudut bibirnya ia tarik memberikan seulas senyum untuk lelaki dipangkuannya.

"Semua orang berhak untuk mendapatkan maaf karena semua orang pernah melakukan kesalahan" kini Sunghoon yang memberikan penolakan dengan menggelengkan kepalanya membuat Hwayoung diam-diam menahan geli karena rambut lelaki itu yang menggesek kulit pahanya.

"Tidak semua kelasahan pantas dimaafkan"

"Sebelum eomma meninggalkanku dia berpesan kepadaku untuk tidak lagi membenci siapapun dan memaafkan semua kesalahan orang lain--"Hwayoung menengadahkan kepalanya memandang luasnya langit putih dengan penuh makna.

"--dia bilang jika menanamkan kebencian tidak akan membuatku bahagia,semakin lama kita membenci semakin lama pula kita merasakan kesepian..dan cara membalas sebuah kebencian dan dendam adalah dengan membuat hidup kita bahagia"

Sunghoon menatap kosong wajah Hwayoung diatasnya,semua ucapan dari Hwayoung selalu menampar kehidupannya.

Kebencian?begitu banyak kebencian dalam dirinya,separuh hidupnya bahkan dipenuhi dengan kebencian kebahagiaan yang ia dapat tidak mampu mengalahkan kebencian yang sudah tertanam terlalu dalam dihatinya.

"Sunghoon-ah..."sunghoon tersadar dari kekosongannya atensinya ia kembalikan pada wajah cantik kekasihnya yang kini sudah kembali menatapnya.

"Kebencian bisa terkalahkan oleh sebuah cinta...aku harap perasaan cintaku bisa membuatmu hidup dalam kebahagiaan selamanya" sunghoon menarik kedua sudut bibirnya tangannya memegang tangan Hwayoung yang sedang mengelus pipinya

"Keureom hajima...jangan pernah tinggalkan aku,aku...tidak mau lagi hidup dalam kesepian"

"Aninde..itu tidak akan pernah terjadi"

Sunghoon bangkit menjauhkan kepalanya dari paha Hwayoung. Terduduk menatap lekat wajah Hwayoung selama beberapa detik hingga tangan lelaki itu yang kini memegang pipi Hwayoung lalu menempelkan ranum miliknya dengan milik Hwayoung.

Mengecup beberapa kali bibir tipis pink milik wanitanya menjilati bagian atas dan bawah membuat bibir favoritnya itu menjadi terasa lebih kenyal dan basah.

Hwayoung menutup matanya dan mengalungkan kedua lengannya pada leher sunghoon mulai menikmati sentuhan bibir dari sang kekasih. Hwayoung kini tidak hanya diam saja saat mereka berdua melakukan kontak fisik ini,seperti sekarang dirinya sudah bisa mengimbangi dan membalas setiap ciuman yang sunghoon berikan padanya.

Psycho Friend (Park Sunghoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang