58. VIRULEN

150 17 12
                                    

[58. Cinta dan luka]


"Zel lo sibuk gak?" tanya Alanka pada Elin yang sedang mengemasi barang-barangnya. "Mau gak lo temenin gue buat bagiin makanan untuk anak panti,"

Elin nampak berpikir sebentar. "Maaf Alan untuk hari ini kayaknya gak bisa soalnya gue sama Ray mau ke suatu tempat,"

Alanka hanya mengangguk paham. "Mau Boba gak? Kebetulan Mama buatin buat lo,"

"Sebenarnya gue udah kenyang,"

"Oh oke."

Elin merogoh buku yang di simpan di kolong bangkunya, sebuah benda cukup menarik perhatiannya. Gadis itu mengambil sebuah kotak berwarna biru dan menaruhnya di atas meja.

"Kado? Buat siapa?" Elin penasaran gadis itu membuka kotak kado dan melihat sebuah kamera dan juga kue stroberi bertuliskan kalimat 'maaf'

Di dalam kotak ada secarik kertas, gadis itu membaca isinya.

Buat lo Zelin sebagai permintaan maaf dari gue karena telah merusak kamera lo

Ray

"Demi apaan? Ini kamera persis sama kayak punya gue. Dari mana Ray mendapatkannya?" Elin terkejut sekaligus senang. Bagaimana bisa Ray memberinya kejutan tidak terduga seperti ini.

"Jika ini benar, gue akan maafin lo Ray."

Elin kembali memasukan barangnya ke dalam kotak, gadis itu segera bersiap-siap. Ia menggendong tasnya kemudian pergi dengan membawa kotak tersebut.

Alanka menggelengkan kepalanya heran, ia sedikit prihatin kepada dirinya sendiri. Elin seperti tidak mengenalnya bahkan menjauhi Alanka dan semakin dekat dengan Ray.

"Udah tahu dia gak akan pernah ngelirik lo Alanka. Masih aja ngarepin dia bisa jadi milik lo," gumam Alanka sambil menyeruput boba yang ibunya buat itu. Seketika Alanka menatap boba yang ia minum. "Boba yang manis aja langsung pait kalau gak di minum bareng Ayang. Sayangnya Ayangnya suka sama yang lain,"

Alanka mengerjapkan matanya beberapa kali saat merasa matanya itu panas dan pedih. "Mata gue malah perih lagi kelilipan tumor ganas kayaknya,"

Cowok itu melangkah ke luar kelas ia melihat Elin yang berjalan cepat ke arah perpustakaan. "Tau gini mending gak usah sekolah,"

Alanka menghentikan langkahnya ketika ia ingin pulang akan tetapi ia berbalik diam-diam cowok itu membuntuti Elin.  "Tapi gue kepo. Gue kan orangnya di kelilingi dengan kebahagiaan sekali-kali gak papa sakit hati di cari-cari."

__VIRULEN__

Arsha berlari ke arah perpustakaan dimana Ray sedang belajar untuk mempersiapkan olimpiade tahunan minggu depan nanti. Gadis itu murka saat ia mendapatkan kabar bahwa Ray memutuskan untuk menerima Elin kembali dengan lapang dada bahkan sudah mempercayai bahwa kasus Elin telah selesai dan gadis itu terbukti tidak bersalah.

Arsha rela kabur dari lokasi syuting untuk menemui Ray meminta penjelasan dari cowok itu apa maksud dari semua ini.

"Ray! Ray! Dimana kamu!" teriak Arsha sembari mengitari seluruh perpustakaan untuk mencari keberadaan cowok itu.

VIRULEN (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang