43. Pengakuan Kepemilikan (Ending)

3.9K 158 2
                                    

Hari ini Raka tak kaget ketika diberitahu orang akademik dan melihatnya sendiri ada penjual rujak manis dan soto di depan kantor mereka. Sudah seperti kantin anak SMA saja lama-lama halaman kantor akademik ini. Seorang wanita bertubuh semampai menghampirinya yang sedang berkacak pinggang sambil senyum-senyum sendiri di balik pagar pembatas. Sarah.

"Ngapain senyum-senyum sendiri begitu. Ada apa? Dimintai PJ lagi?" Guyon wanita itu yang membuat Raka terkekeh.

"Belum puas dia nya"

"Apa kali ini?"

"Tuh, lihat. Nggak ikut pesen?" Raka menunjuk dengan dagunya.

"Rujak manis?" Sarah mengerutkan dahi.

"Kayaknya ada yang minta kode-kodean" lanjutnya.

"Kode apa? Istriku itu lebih rumit dari angka itu sendiri" gantian Sarah yang tertawa kecil mendengarnya.

"Dia meminta rujak manis. Apa kamu sama sekali nggak notice?"

"Apa hmm??"

Keduanya bertatapan, Sarah memberinya kode lewat tatapan mata yang membuat Raka membulatkan matanya tak percaya.

"Kok bisa?!!"

"Hush. Ulahmu juga kan!! Hasil laporan kerja paling nyatamu itu!"

"Sar, kayaknya kita jangan dekat-dekat begini. Kalau istriku liat, bisa-bisa pertanggungjawabanku lebih besar dan pajakku lebih berat dari ini" Sarah tergelak di Sertai kekehan Raka.

"Kamu harus beraksi konkrit dari sekedar pertanggungjawaban Rak... Kamu harus memberinya sesuatu lebih dari sekedar ucapan atau PJ-PJ an ini?"

"Apa?"

"Pengakuan kepemilikan!"

-----------------------*************---------------------

Mata kuliah pak Marimin akan dimulai 15 menit lagi. Biasanya dosen paruh baya itu akan di tempat duduknya sebelum mahasiswa nya datang. Namun kini lain, sejak dari tadi, mahasiswanya lah yang menunggu lama.

Suara derap langkah dan ketukan sepatu mendekati kelas.

"Selamat siang anak-anak"

"Siang pak..."

"Maaf, bapak terlambat hari ini. Ohya hari ini kelas akan diisi oleh dosen lain sebagai bentuk simulasi. Silahkan pak..." Pak Marimin mempersilahkan seseorang yang masih ada di luar.

Dari balik pintu, seorang laki-laki tersenyum mengangguk ta'dzim. Wajahnya terlihat segar berseri tak seperti Minggu sebelum-sebelumnya yang kuyu tak terawat. Raka Raditya!!

"Trimakasih pak Marimin sebelumnya, saya mengganggu kelas bapak"

Mayang menyikut lengan jingga.

"Ngapain dosenmu masuk kelas pak Marimin?"

"Tau deh, paling kangen sama aku"

"Hallah kalian tuh, sama aja!! Sama-sama kangen lagaknya jaim semua"

"Hari ini saya sengaja memohon diijinkan oleh pak Marimin mengisi mata kuliah manajemen risiko..."

"Kalian pasti tahu apa itu manajemen risiko?"

"Setiap hari kita membuat keputusan. Satu keputusan mengantarkan kita kepada suatu akibat yang pada akhirnya mengharuskan untuk membuat keputusan lainnya. Setiap akibat yang muncul bisa berupa akibat baik atau buruk. Tidak ada jaminan semua akan muncul baik. Kemungkinan munculnya akibat buruk itu biasa kita sebut risiko, dan atas hal ini Anda memerlukan manajemen risiko yang baik."

GRAMMAR IN LOVE (GAGAL MOVE ON) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang