Dengan kecepatan sedang, Jake mengemudikan mobilnya meski dalam kondisi mabuk.
Ini pertama kalinya bagi Gaeul, berdua di dalam mobil bersama orang asing dengan tujuan yang bahkan ia tak ketahui.
Menuju sebuah hotel mewah yang begitu ia tiba langsung disambut oleh pegawai yang tampak.
Tidak lucu kalau Jake memang pemilik hotel ini, kan?
Jangan bilang....
Jake dan Gaeul berada di dalam sebuah lift.
Beberapa kali Jake melihat Gaeul yang nampak gugup meski sedang mabuk. Ia tertawa kecil memecah situasi yang begitu dingin.
"Kenapa?" tanya Gaeul.
"Kau mau berciuman?" tanya Jake dengan tatapan serius.
"Hah?"
Jantung Gaeul berdegup kencang.
Tatapan Jake nampak begitu serius, dan tak bisa dihindari.
Ia mendekat, mempersempit jarak keduanya dan meraih pinggang Gaeul dalam sekali tarik.
Mata mereka bertemu, saling memandang cukup dalam.
"Aku tidak bohong saat mengatakan kau sangat cantik"
Jake pun mendaratkan bibirnya di bibir Gaeul. Menutup matanya dan menekan bibirnya.
Begitu pula dengan Gaeul, turut menutup matanya dan memiringkan kepalanya. Melumat lembut bibir Gaeul hingga secara mengejutkan pintu lift terbuka dan beberapa orang berdiri di depan pintu.
Jake dan Gaeul kembali ke posisi semula, bahkan saling berjauhan.
Salah satu dari mereka memencet nomor 20 sementara lantai kamar yang dituju oleh Jake adalah 18.
Begitu sampai lantai 18, Jake dan Gaeul keluar.
Jake menggandeng tangan Gaeul dan menuntunnya ke kamar 404.
Sampai di dalam, keduanya saling bertatapan.
Jake terkekeh mengingat kejadian di lift.
"Itu tadi sangat menegangkan"
"Dan sangat memalukan, iya kan?"
"Kalau sekarang?"
"Hah?"
Jake mendekat, menakup lembut kedua pipi Gaeul.
"Jantungku berdegup sangat kencang sekarang, apa kau juga sama?"
Gaeul menatap mata Jake yang ntah kenapa membuatnya merasakan sesuatu dalam dirinya yang seakan akan membakar dirinya dari dalam.
"Jake"
"Hm.."
"Bisakah kita melanjutkan yang tadi?"
Jake mendorong Gaeul ke ranjang dengan hati-hati.
Menempatkan dirinya agar tidak membebani Gaeul. Melanjutkan ciuman yang sempat tertunda.
Memulainya dengan lembut bahkan dengan mata terbuka. Saling melihat kesungguhan yang terpancar di mata pasangan.
Gaeul mulai menutup matanya ketika ia merasakan tangan Jake mengusap pahanya perlahan.
Mengusapnya senti demi senti, sangat lembut dan memberikan sensasi geli yang menggelitiknya.
Jake menutup matanya, memiringkan sedikit kepalanya dan memperdalam ciumannya dengan disertai lumatan-lumatan.
Mereka terus bergulat hingga ciuman ringan itu berubah french kiss saat Gaeul membuka bibirnya dan mengizinkan Jake mengaksesnya, mengajaknya berduel lidah di dalam sana dan mencipta ciuman yang semakin panas.
Seraya merangkul tubuh besar Jake, tangan Gaeul meremas rambut belakang Jake, mengekspresikan gairahnya.
Ciuman berakhir tatkala Jake melumat bibir bawah Gaeul dan memberikan kecupan penutup lalu keduanya berusaha menarik nafas sebanyak-banyaknya, lantas tertawa.
"Gaeul"
"Um..?"
"Kapan terakhir kau datang bulan?"
Di tengah-tengah keintiman keduanya, Gaeul diharuskan untuk mengingat hari terakhirnya haid. Ntah apa yang dipikirkan Jake, Gaeul sendirinya bingung kenapa ia menanyakan itu.
"Tanggal 28"
"Bagus"
"Kenapa?"
"Aku tidak punya kondom"
Jake menyisihkan anak rambut Gaeul yang berada di pipinya, menyelipkannya ke belakang telinga.
"Aku akan melakukannya dengan lembut"
"Ini pertama kalinya bagiku"
"Tahan, sebentar saja..."
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER [END ✔️]
FanficBagaimana jika laki-laki yang pernah tidur denganmu tiba-tiba jadi saudaramu? 14-03-22 🥇 Rank 1 in enhypen 03-03-22 🥇 Rank 1 in jaeyun 04-03-22 🥇 Rank 1 in jakeenhypen