Jangan lupa vote, komen dan follow akun WP ini + IG @akudadodado yaaw.
Thank you :)
🌟
Abigail tidak tahu bagaimana caranya ia bisa berada di apartemen Elan di malam hari. Bersama dengan Tasya dan Beno yang pesannya dibalas sekedarnya oleh Abigail, tetapi tidak pernah berhenti berusaha. Memang Abigail menyetujui ajakan makan malam bersama, tapi ia tidak mengira akan ada tambahan Beno yang duduk di sebelahnya.
Untuk makan malam ini, Elan menggeret kursi di balkon, meletakannya bersisian dengan sofa. Ia dan Beno kebagian duduk di kursi lipat itu, sementara si empunya rumah dan pasangannya duduk di sofa. Karena tidak ada meja makan, semuanya makan dengan satu tangan memegangi piring. Abigail sempat heran kenapa mereka tidak mengajaknya pergi makan di restoran saja ketimbang di sini. Tapi dari seluruh gerakan yang dilakukan Tasya sepanjang ia tiba, Abigail jadi sedikit paham.
Tasya sibuk berperan sebagai tuan rumah yang menjamunya, menanyakan apa minuman yang diinginkannya, camilan apa yang diinginkannya dan lain sebagainya. Mempertegas kalau Abigail adalah tamu di sini. Calm down tigress, no one going to take your place. gerutu Abigail dalam hati. Tiba-tiba saja ia merasa kesal tanpa alasan yang jelas, terutama setelah melihat wajah Beno yang muncul dari balik pintu dan duduk di sebelahnya.
"Gue nggak tau kalau ada lo di sini," Abigail berbasa-basi dengan Beno. Sebenarnya ia merasa tidak enak, karena kemarin menolak ajakan Beno tapi justru malah ketemu di apartemen Elan.
Beno tersenyum lebar sehingga kedua pipinya membentuk lingkaran sempurna yang tampak sangat empuk jika ditekan. Tinggi Beno mirip dengan Elan, tetapi tubuh cowok itu jauh lebih berisi dari sahabatnya. Jika Elan tampak sangat kokoh, Beno justru mengingatkannya dengan boneka beruang yang dulu sempat dimilikinya. Oh-oh, Abigail tidak memiliki tipe tertentu untuk pasangannya dan ia tidak pernah mempermasalahkan bentuk tubuh, jadi jangan mengira ia tidak mau karena itu. Hanya saja, Abigail tahu apa yang disukainya semenjak awal. Abigail terbiasa dengan jatuh cinta pada pandangan pertama. Well, setidaknya tahu kalau ia menyukai seseorang ketika pertama kali pandangannya jatuh dan Beno sama sekali tidak menyentuh kriteria itu.
"Gue diajakin sama Tasya hari rabu. Gue tolak arena kepikiran mau ajak lo pergi," kata cowok itu yang membuatnya melirik ke arah Tasya yang sibuk dengan makanan yang baru saja tiba.
Tasya mengajaknya di hari Kamis dan itu berarti ini sudah direncanakan oleh pacar Elan. Tahu begitu, Abigail akan menolak dengan tegas ajakannya. Ini jelas-jelas Tasya sedang memainkan perannya sebagai mak comblang lagi.
Mata Abigail melirik sekilas ke arah Elan berulang kali. Terkadang matanya menangkap Elan yang juga melirik ke arahnya sebelum membuang muka dan kembali sibuk meladeni ucapan Tasya yang berada di dapur dengan sesuatu yang meletup-letup. Great, kini gue terjebak dengan orang asing, gerutu Abigail.
"Gue lumayan kaget pas dengar lo bakalan ada di sini, karena terakhir lo bilang ada acara keluarga."
Ucapan Beno membuat Abigail tersedak air mineral yang tengah ditenggaknya. Sedikit tidak menyangka kebohongannya akan dilemparkan ke muka secara langsung seperti sekarang. Abigail berdeham tetapi tidak berniat untuk membalas ucapan Beno selain dengan cengiran yang dipaksakan. Apalagi memangnya yang bisa dikatakannya setelah berbohong? Abigail berbohong karena mengatakan acara keluarga membuatnya lebih mudah untuk menolak ajakan Beno ketimbang mengatakan ke tempat Elan.
Abigail mengelap sudut bibirnya yang basah dengan tisu yang baru saja diambilnya. Pemikirannya barusan membuatnya terenyuh sejenak. Kebohongan akhir-akhir ini terlalu sering keluar dari mulutnya. Bukannya Abigail tidak pernah berbohong. Tapi, tidak ada satu pun kebohongan itu yang membuatnya harus bersiap-siap dengan amukan seperti sekarang. Dan apa yang Beno lakukan padanya tadi seperti uang muka. Jika itu saja menohok, apalagi yang akan diterimanya dari orang tuanya nanti?
KAMU SEDANG MEMBACA
Every Nook And Cranny [FIN]
ChickLit[PART LENGKAP] May contain some mature convos and scenes Bagi Abigail Williams, El adalah tempatnya berkeluh kesah setelah diputus oleh para mantan pacarnya yang kurang ajar. Tempatnya meminjam kaos, sweater serta hoodie yang nyaman tanpa perlu di...