5| Soothing Smell of Books

247 58 23
                                    


DRAK DRAK DRAK DRAK DRAK

Suara bising kini memenuhi seluruh lorong, dengan Ana dan Razor berlari berdampingan. Ana menyipitkan mata pada setiap bentukan baru yang ia dapat. Namun, sudah ratusan langkah besar berhamburan dengan lorong yang masih berbentuk monoton. Setelah lelah dengan pelarian, mata gadis itu akhirnya menangkap sebuah siluet gelap jauh di depan.

'Semoga ini bukan Eyeman. Semoga ini bukan Eyeman. Semoga ini bukan Eyeman,' pinta Ana dalam hati.

Eyeman adalah sebuah sebutan kepada makhluk baru dengan ratusan mata di seluruh bagian tubuh. Ana sadar Eyeman memiliki kuasa pada Hecatoncheires di mana ia dapat memberi perintah kepada tumpukan tangan dan kaki itu. Kuasa itu bahkan mampu membuat perpanjangan tangan Hecatoncheires memanjang sepanjang lorong tidak berujung ini, yang berhasil meniupkan angin dingin dan mengangkat bulu-bulu halus.

Kini matanya menangkap sesuatu yang selama ini ia cari, pot besar.

"Razor di sebelah sana!" teriak Ana.

Razor dengan gesit mengikuti dan menyamai kecepatan. Ana pun merapatkan tubuh ke dinding dan terus menekan-nekan setiap pola marmer di sepanjang lantai. Hingga akhirnya ujung kakinya menyandung sebuah pola yang sedikit lebih tinggi dibandingkan permukaan lantai. Menyerahkan sisanya pada keberuntungan, ia kemudian mengangkat kaki dan mengerahkan seluruh tenaga.

BRAAAK!

Dinding terbuka.

Ana yang kelewat gembira kemudian menarik langkah ringan masuk ke dalam lorong baru. Didorong rasa antusias tanpa sedikit pun persiapan, ia menemukan Eyeman beberapa langkah di hadapannya. Mustahil bagi Ana untuk menghindari ratusan mata itu, sehingga salah satu perpanjangan tangan Hecatoncheires sudah menjulang tinggi di atasnya.

CRAT!

Kemudian menghantam tubuh mungil itu hingga tidak lagi memiliki bentuk dan hancur bagai bubur yang kini menjadi penghias lorong.


✦ ✦ ✦

TENG TENG TENG

DRAK DRAK DRAK DRAK DRAK

Ana kembali berlari bersama Razor, di mana tepat di belakang mereka perpanjangan tangan Hecatoncheires menyerang secara membabi buta di udara. Penampilan Razor sudah sepenuhnya berubah, ketiga pasang mata kini menyala dengan api yang terus berkobar. Tepat pada bagian punggung, muncul berbagai duri tajam berlendir yang mampu membuat tangan dan kaki Hecatoncheires meleleh. Gerigi yang berbaris rapi di dalam mulut itu beberapa tumbuh hingga tidak mampu bersembunyi di balik kedua bibir. Membuatnya lebih ganas saat mencabik dan menusuk setiap anggota tubuh Hecatoncheires.

Sangat percaya bahwa mereka adalah alasan mengapa boneka kesayangannya rusak.

Meski ikatan antara sang gadis dengan Razor perlahan mengerat pada setiap pengulangan. Tetap belum mampu menghilangkan memori menyeramkan pada setiap kematian yang berakhir oleh gigi-gigi itu. Itulah mengapa diam-diam Ana selalu mencari jarak aman dengan monster yang saat ini sedang melindunginya dari tangan-tangan Hecatoncheires.


Pot besar itu kini sudah berada dalam pandangan. Ana mendorong tubuhnya bergerak lebih cepat, di mana di belakang punggungnya pertarungan sengit sedang berlangsung. Ia meraba-raba tempat di mana kunci yang mampu membuka dinding ini berada. Hingga akhirnya ujung kaki menekan sebuah marmer.

For Her Eternal Nights [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang