"Well, if it ain't The Alphas ..."
Pemuda yang tidak lebih jangkung dari keduanya menatap mereka seperti scanner, memastikan dari ujung rambut hingga kaki bahwa betul dua orang ini yang sedang ia ajak berbicara.
"Oh, halo. Kalau tahu itu kalian, sejak tadi sudah kami sapa. Sudah makan siang?"
"Harusnya aku yang bertanya?" Pria itu menaikkan alis. "Tidak biasanya orang-orang seperti kalian berada di tempat seperti ini."
"Wooyoung."
"Diam dulu, Mingi. Jangan rusak momenku. Jika aku punya satu kesempatan untuk menjelma jadi manusia ternyinyir di dunia barang sehari saja, maka sekarang adalah saatnya."
"Kami sangat sibuk."
Pemuda lain dengan rambut gelap yang berada di hadapan Wooyoung memotong pembicaraan.
"Tentu lebih efisien terhadap jam kerja jika beristirahat di kantor," ujarnya lagi, "tetapi pihak The Capitol sudah punya preferensi menu makan siang di restoran kegemaran mereka sendiri, jadi akan sangat mempermudah kelancaran proses negosiasi jika-"
"Ya, ya." Wooyoung balas memotong. "Multi-multi-multi partnerships, much more commercial loans, deposit goals lebih dari dua ratus persen, apa yang kalian kerjakan itu sudah sering sekali dibangga-banggakan di depan muka kami oleh AVP lain, jadi untuk apa dipamerkan lagi??"
"Hanya supaya kalian tidak salah paham terhadap kami."
Pria yang paling jangkung di antara mereka mengedip ke arah Wooyoung.
"Semoga lunch break kalian menyenangkan juga."
Kali ini Mingi betul-betul menahan Wooyoung agar tidak melakukan hal bodoh seperti menyalak nyaring pada sosok golden retriever yang jelas-jelas lebih besar daripada dia. Persaingan antar orang-orang dengan kecerdasan berlebih di Central District Bank belakangan ini memang semakin menyerupai permainan lempar-lemparan sampah kaleng bekas antar anjing dan kucing di komputer keluaran 2000-an yang biasa mereka mainkan saat kecil, tapi Song Mingi tidak betul-betul merasa kalau perumpamaan itu harus diterjemahkan too literally.
Kebetulan, Park Seonghwa juga setuju dengan pemikiran itu.
"Santai sedikit, Hwa."
Jeong Yunho mengejar ketertinggalan langkahnya setelah memastikan kedua pria tadi sudah menghilang dari pandangan.
"Untuk apa beramah-ramah?" Dengus Seonghwa ketus. "Sudah jelas mereka tidak suka dengan kita."
"Justru itu kita harus menunjukkan bahwa kita bukan musuh."
"Bukan salah saya kalau portofolio kredit yang saya bangun mati-matian berpengaruh pada kinerja mereka."
"Ya sudah, terserah." Yunho menghela napas. "Kita masih ada dua meeting lagi. Lebih bagus kalau kamu duduk di sana dengan kepala dingin."
Seonghwa membuang muka, tidak mempedulikan coworker-nya yang masih sesekali menengok ke belakang.
Team Alpha. Julukan itu berawal dari inside jokes para bankir Central District yang sampai lelah berdecak kagum setiap kali keduanya-Park Seonghwa dan Jeong Yunho-mencetak rekor baru pada setiap rapat tutup tahun di kantor pusat. Segelintir prestasi paling sulit dilangkahi, mulai dari commercial loans mencapai triliyunan sampai kolektibilitas kredit nasabah yang berasal dari perusahaan-perusahaan ternama dalam dan luar negeri mulai dari induk sampai anak-anaknya, sepertinya intimidating enough bagi para pegawai setara assistant vice presidents terutama mereka yang sudah terlebih dahulu punya posisi di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Room 501 | SeongJoong 🔞
Fanfic"Tuan Perjaka, maaf, tetapi aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan." Seonghwa menelan ludah, masih tidak tahu apa-apa soal orang itu selain ia jarang keluar rumah dan bertubuh mini. Namun ia tidak boleh diremehkan. "Paman menyewakan kamar dengan...