2

8 5 2
                                    

Siswa-siswi kelas XI IPS 2 selalu saja ramai, mereka selalu kompak jika kelas sedang tidak ada guru yang masuk. Mereka selalu membuat band dadakan jikalau merasa jenuh dan bosan hanya berdiam didalam kelas.

"Woy mau request lagu apa?" tanya Dhika yang sudah bersiap dengan gitar kesayangannya.

"Dangdut dong Dhik," jawab temannya.

"Ck gue kagak bisa kalo dangdut, pop aja yah," tawar Dhika.

"Gue mau request dong Dhik," ucap Byanca yang baru kembali mengisi tinta spidol.

"Apa?" tanya Dhika.

"Mungkin," jawab Byanca.

"Oke!" sahut Dhika yang langsung mencari chord lagu yang akan ia nyanyikan bersama teman-temannya.

"Mulai!" teriak Ben.

Mungkin
Aku bisa bercinta dengan kamu
Kendati kata-katamu selalu
Menusuk jantung
Melukaiku

Mungkin
Kumau memaafkanmu kembali
Demi cinta yang ada di hatiku
Meloloskanmu
Dari kata pisah

Mungkin sang fajar
Dan sayap-sayap burung patah
Menyaksikan kita berseteru
Selalu tak pernah damai

Mungkin cintaku
Terlalu kuat dan menutupi
Jiwa yang dendam akan kerasmu
Sehingga kita bersama
Mungkin

Mungkin
Kumau memaafkanmu kembali
Demi cinta yang ada di hatiku
Meloloskanmu
Dari kata pisah
Mungkin

Mungkin
Kumau memaafkanmu kembali
Demi cinta yang ada di hatiku
Meloloskanmu
Dari kata pisah

Mungkin sang fajar
Dan sayap-sayap burung patah
Menyaksikan kita berseteru
Selalu tak pernah damai

Mungkin cintaku
Terlalu kuat dan menutupi
Jiwa yang dendam akan kerasmu
Sehingga kita bersama

Mungkin cintaku
Terlalu kuat dan menutupi
Jiwa yang dendam akan kerasmu
Sehingga kita bersama
Mungkin

"Udah ganti cape gue dari tadi mungkin mungkin mulu," tutur Jodi si ketua kelas jutek.

"Sewot aja lo," cicit Byanca kesal.

"Gue mau request dong Dhik," ucap gadis yang selalu duduk di pojokan.

"Lagu apa?" tanya Dhika, namun belum sempat gadis itu memberitahunya tiba-tiba pintu terbuka dan menampakkan pria setengah baya dengan seorang lelaki muda seusia mereka yang masuk kedalam kelas IPS 2.

"Udah konsernya?" tanya Pak Johan.

"Belum Pak, tuh Lisa aja baru mau request tapi keburu ada Bapak," jawab Dhika.

"Nanti aja Lis, sambung istirahat," ucap Dhika yang membuat Lisa  kesal karna ia ingin sekali menyanyikan lagu itu sekarang.

"Kebiasaan kalo jam kosong aja pasti heboh. Gak cape emang tuh pita suara teriak-teriak mulu?" tanya Pak Johan.

"Cape sih Pak. Cuma kita semua gabut, iya gak?" tanya Byanca.

"Nah itu, ini baru konser kecil ko Pak belum satu sekolah aja," ujar Tomi lelaki yang memiliki postur tubuh lebih tinggi dari teman-temannya yang lain.

"Sudah sudah ini Bapak mau perkenalkan teman baru kalian," jelas Pak Johan.

"Siapa Pak?" tanya Yuna.

"Ini disebelah Bapak," tunjuk Pak Johan pada lelaki muda disampingnya.

"Perkenalkan nama kamu," sambung Pak Johan.

Byanca yang melihatnya sedikit terkejut.

"Itu bukannya cowok yang gue liat di ruang kepsek yah," gumam Byanca.

"Perkenalkan nama saya Abizar Galen Pratama," ucap lelaki itu dengan sedikit senyum yang nampak dibibir nya yang tebal.

"Pindahan dari mana Bro?" tanya Ben.

"Bandung," jawab Abizar.

"Kenapa pindah kesini? Jakarta panas bro," ucap Tomi.

"Paksaan nyokap," jawab Abizar dengan mengulas senyum.

"Wah wah kayaknya lo anaknya patuh banget yah," cicit Lisa.

"Iya lah kagak kaya lo durhaka," sela Tomi membuat Lisa langsung mencubit pinggang lelaki yang duduk disampingnya itu. Semuanya tertawa melihat kelakuan Lisa dan Tomi yang selalu saja bertengkar.

"Yaudah karna Abizar sudah berkenalan dengan teman-teman disini, silahkan pilih mau duduk dengan siapa," ucap Pak Johan mempersilahkan Abizar untuk memilih teman sebangkunya.

"Saya pamit dulu yah," sambung Pak Johan.

"Iya Pak, hati-hati." ucap semuanya.

"Kalo jatuh bangun sendiri yah pak," cicit Byanca yang mendapat peletotan dari sang guru.

Semuanya tertawa, mereka sangat suka sekali mengusili kepsek seperti pak Johan itu. Sedangkan siswa baru itu segera mencari-cari kursi kosong yang bisa ia duduki.

"Gue boleh duduk disini?" tanya Abizar saat melihat kursi kosong disebelah lelaki yang saat ini tengah bermain game.

"Boleh," jawab lelaki itu tanpa melihat lawan bicaranya sedikit pun.

Abizar pun segera duduk dan memainkan ponselnya hanya sekedar bertukar kabar dengan teman-temannya.

~bersambung

Dear ByancaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang