Part 27

2.5K 318 4
                                    

Chenle melebarkan mulutnya saat ia dan Jisung sudah sampai pada tempat tujuannya untuk melakukan kencan.

Pikiran dan harapannya yang akan mendapatkan kejutan istimewa dari Jisung pupus begitu saja saat ia tahu jika saat ini ia dan Jisung berada di sebuah pasar tradisional dan bukan di tempat istimewa seperti mall, restoran mahal, taman, ataupun tempat-tempat kencan indah lainnya.

Jisung yang melihat raut kekecewaan pada wajah Chenle pun mulai bertanya. "Kenapa? Kau tidak suka?"

Mendengar itu Chenle pun mengangguk, lalu pada detik berikutnya ia menggeleng, "Eh, tidak, aku suka ko.." jawabnya.

Hal itu sontak membuat Jisung terkekeh sambil mengusap gemas rambut kepala lelaki di sampingnya. "Jika kau tidak suka maka tidak masalah, aku akan berusaha membuatmu nyaman dengan selalu menggenggam tanganmu seperti ini." ucap Jisung sambil mengangkat tangannya yang sedang menggandeng tangan Chenle.

Wajah lelaki itu merah padam. "Aku akan suka kemanapun jika itu bersamamu. Tapi, bolehkah aku bertanya?" ucap Chenle, lelaki mungil itu sedikit mendongakkan kepalanya untuk menatap wajah Jisung.

"Tentu, apa yang ingin kau tanyakan?" jawab Jisung.

"Dari sekian banyaknya tempat, kenapa kamu mengajakku ke tempat yang seperti ini?"

"Kenapa? Tentu saja karena aku orang miskin yang tidak mampu mengajakmu ke tempat yang mewah." Jisung berucap membuat Chenle melebarkan matanya karena merasa takut dengan suasana yang seperti ini. Ditambah lagi, sekarang Jisung melepaskan genggaman tangannya.

Lelaki itu menatap lamat wajah Chenle yang terlihat menggemaskan, karena lelaki mungil itu tengah menggigit bibir bawahnya karena merasa bersalah. "Tapi tenang aja, disini kita bisa membeli apapun dengan harga yang murah namun memiliki kualitas yang super bagus." lanjutnya, setelah kembali menggenggam tangan Chenle. "Ayo.."

Kedua anak Adam itu berjalan dengan tangan yang saling menggenggam, melewati penjual demi penjual dengan keadaan jantung yang berdetak tidak karuan.

Jisung berdehem untuk menghilangkan rasa gugupnya karena sudah kurang ajar menggandeng tangan lelaki mungil itu. "Kita beli baju terlebih dahulu ya?" tawar Jisung.

"Huh, untuk apa?"

"Bajumu hanya ada tiga, Chenle-ya. Dua di dalam papper bag, sedangkan yang satunya lagi saat ini sedang kau pakai. Saat di rumahku nanti, kamu tidak akan mungkin mengenakan kimono mandi sepanjang hari, itu akan mengagguku. Jadi mari beli sesuatu yang bisa kau kenakan untuk hari-hari berikutnya." jelas Jisung dan lelaki mungil itu hanya menurut.

Lalu kedua anak Adam itu berhenti pada beberapa penjual yang menjual berbagai macam pakaian dan barang-barang lain yang sekiranya memiliki kualitas yang bagus dan cocok untuk dipakai oleh Chenle nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lalu kedua anak Adam itu berhenti pada beberapa penjual yang menjual berbagai macam pakaian dan barang-barang lain yang sekiranya memiliki kualitas yang bagus dan cocok untuk dipakai oleh Chenle nanti. Bahkan tak segan lelaki jangkung itu berani menawar agar bisa membeli pakaian yang banyak untuk Chenlenya.

"Astaga, aku tidak berfikir jika kamu akan menawar semurah itu! Padahal aku itu orang kaya yang bisa membeli apapun tapi kamu malah menolak saat aku berniat untuk membayar sendiri." ucap Chenle setalah selesai dengan ketakjubannya akan kehebatan aksi tawar menawar yang Jisung lakukan untuk membeli baju dan barang-barang untuknya.

"Orang kaya macam apa yang tinggal di hotel bintang lima tapi setiap harinya hanya memakai kimono mandi?" sindir Jisung yang membuat Chenle mendengus.

"Baiklah orang miskin yang suka menawar tapi memiliki kualitas bagus.. kali ini aku tidak bisa membalas perdebatanmu. Mari membeli makanan, cacing di dalam perutku sudah melakukan demo!" ucap Chenle, lalu kedua lelaki berbeda tinggi badan itu pergi kearah lain untuk mencari makanan.

Dengan keadaan tangan Jisung yang penuh dengan kantung belanjaan milik Chenle. Tapi, lelaki jangkung itu selalu memaksakan dirinya untuk menggandeng tangan Chenle,  karena takut jika Chenlenya tersesat apa lagi menghilang. Secarakan, lelaki mungil itu beluk pernah ke pasar dan baru saja kembali ke Korea setelah tiga tahun lamanya.

TBC

Rich Man『JICHEN』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang