41.

2.1K 80 8
                                    

Vote wehh.

***


"Gue hancur ay... Kenapa harus lo..? Kenapa harus orang yang gue sayang? Sekarang gue bingung harus gimana, gue nggak bisa benci sama lo.. " Ujar Sagara dengan suara parau, membuat dada Aya sesak mendengarnya, rasa merasa sangat merasa bersalah.

"Maaf... " Lirih Aya masih menunduk menahan air matanya yang sudah ingin terjatuh.

"Maaf udah buat kamu hancur karena ulah aku, maaf.. " Lanjutnya mampu membuat cairan bening menitik membasahi pipi mulusnya.

"Aldo.. Kasiaan ayaa, Sagara jahat banget! "

"Do, mending samperin mereka, takutnya Sagara-"

"Udah, diem aja, biarin mereka nyelesain masalah mereka dulu"

"Tapi do, lo curiga nggak sama cewek hoodie item di belakang Sagara"

Sedangkan Sagara memalingkan wajahnya kearah lain, air matanya juga mulai berjatuhan tanpa izinnya. Ia tak tau harus berkata apa lagi. Ia memijat pelipisnya pening, mungkin akibat pengaruh alkohol tadi.

"Sini.. " Titah Sagara membuka kedua tangannya lebar lebar sambil menatap ke arah Aya.

Aya mendongakkan kepalanya, menatap Sagara balik dengan derai air mata. Detik itu juga suara tangis Aya pecah melihat Sagara membuka tanganya lebar. "Hikss.. " Tubuh Aya langsung menubruk dada bidang Sagara, memeluk laki-laki itu erat. Akhirnya ia bisa merasakan pelukan yang sangat ia rindukan ini.

Sagara membalas pelukan Aya dengan sangat erat. Rasa sayangnya pada gadis itu tak bisa dikalahkan oleh apapun, se marah-marahnya Sagara tak akan tega melihat gadisnya menangis di depannya langsung tanpa mendapatkan pelukan darinya.

Menit berikutnya Sagara melepaskan pelukannya dan beralih mengusap-usap pipi Aya yang basah dan sedikit memerah karena tamparan yang ia berikan tadi. "Sakit? " Tanyanya lembut.

Aya menyeka air matanya lalu mengangguk pelan membuat Sagara sangat merasa bersalah. "Maaf.. " Ucapnya dengan nada penuh rasa penyesalan.

"Do apa kita samperin aja ya? Keknya mereka udah  baikan. Perasaan gue nggak enak ngeliat orang di belakang Sagara"

"Yang mana? "

"Ituuu, agak jauh dari Sagara, dia kayak nolongin sesuatu ke arah Sagara, tapi nggak jelas keliatannya. "

Aya mengangguk. "Nggak papa. " Entah kenapa tiba-tiba Aya menyapu sekelilingnya, sampai matanya melirik ke arah belakang Sagara yang sedikit mencurigakan. Mata Aya menyipit, ia memperjelas pengelihatan nya dengan mengusap kedua matanya.

Detik itu juga mata Aya membola sempurna melihat tubuh seseorang yang berada tak jauh dari Sagara dengan menodongkan pistolnya, Aya bisa melihat dengan jelas bahwa orang disana sudah melepas pelatuknya.

"Jangan.. Jangan.. " Gumam Aya dengan raut wajah ketakutan. Sagara yang ada di depannya bingung dengan ucapan Aya.

"Gara minggir.. Menjauh.. " Gumamnya lagi menggeleng kan kepalanya, jantung Aya berdegup kencang.

"Kenapa? " Tanya Sagara bingung.

"Jangan.. Minggir Sagara.. "

Sagara tak menggerakkan badannya sedikitpun, ia masih setia menatap Aya penuh kebingungan. "Ya makanya kenapa? Kok--"

"JANGAN..!!! "

DORR!!

"SAGARA!! "

"GARAAAAA!!! "

Setitik Luka Untuk Aya [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang