3

6 4 3
                                    

Para siswa-siswi tengah memadati kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah keroncongan. Namun ada juga beberapa siswa yang tidak pergi kekantin dan lebih memilih untuk ke tempat angkringan yang tidak jauh dari sekolah.

"Ben, mana Boba sama cilok gue?" tanya Byanca yang menagih janji temannya itu dengan menengadahkan tangannya dihadapan Ben.

"Ck, masih inget aja," decih Ben.

"Cewek itu ingatannya kuat Ben, jangan remehin cewek lo ngomong tahun lalu aja cewek pasti masih inget ko," ucap Byanca dengan memperlihatkan deretan giginya yang putih.

Ben hanya membalas dengan mencibirkan bibirnya gemas.

"Nih," tiba-tiba Dhika datang dengan tiga cup berisi boba dan plastik berisi makanan kesukaan gadis yang akan selalu berbinar-binar saat melihat makanan yang banyak.

"Makasih yah Dhik," seru Byanca dengan senyum manis yang menghiasi wajah cantiknya.

"Ngapain makasih sama Dhika, orang belinya pake duit gue," cicit Ben.

"Hehe..., Makasih Ben udah mau nurutin kemauan gue," ucap Byanca dengan memeluk tubuh tinggi Ben.

"Sama-sama," balas Ben dengan mengelus lembut rambut pendek Byanca.

"Mereka pacaran?" tanya seorang lelaki yang nampaknya tengah memperhatikan Byanca dan kedua temannya.

"Enggak. Mereka bersahabat," jawab teman lelaki itu.

"Owh, nama cewek itu siapa?" tanyanya.

"Byanca Putri Maharani," jawabnya singkat.

Lelaki itu hanya mengangguk dan tersenyum simpul saat melihat betapa manisnya senyum gadis yang tengah memeluk lelaki yang berada tidak jauh darinya.

*************

Rohtoof adalah salah satu tempat biasa Byanca dan kedua temannya berkumpul dan meluangkan waktu sebentar setelah pulang sekolah.

"By gue balik duluan yah," izin Dhika.

"Yah katanya lo mau nemenin gue main basket," ucap Byanca yang terdengar penuh kekecewaan.

"Nanti Minggu depan gue janji pasti nemenin lo main basket By," Dhika mencoba meyakinkan Byanca.

"Emang lo mau kemana sih?" tanya Byanca kesal.

"Gue mau jemput bokap gue ke bandara," jawab Dhika.

"Yaudah Dhik lo pergi aja, Byanca biar gue yang nemenin." ujar Ben yang membuat senyum Byanca yang redup kembali berbinar lagi.

"Seriusan?" tanya Byanca.

"Iya hari ini biar gue yang nemenin lo main basket," jawab Ben.

"Oke," Byanca sangat antusias sekali saat Ben bersedia menemaninya bermain basket.

"Lo hati-hati di jalan yah Dhik," ucap Byanca.

"Iya, sekali lagi gue minta maaf yah By,"

"Iya no problem!"

Dhika hanya tersenyum dan mengacak rambut Byanca pelan sebelum pergi meninggalkan Ben dan Byanca yang hendak pergi ke lapangan basket.

**********

"Ben!" teriak Byanca saat tak melihat lelaki berkulit putih itu di kursi yang sedari tadi didudukinya.

"Mungkin dia lagi ke toilet By," ujar seorang lelaki yang memiliki postur tubuh lebih tinggi dari Byanca.

"Iya By, mungkin Ben kebelet. Santai aja walaupun Ben gak ada kan masih ada kita kita," seru Weldi si ketua basket yang diam-diam menyukai gadis berdarah Minang itu.

"Ah gak mood main lagi gue,"

Byanca pergi meninggalkan teman-teman yang biasa bermain basket dengannya. Ia kesal karna Ben pergi begitu saja tanpa memberitahu dirinya.

"Mau kemana By?" tanya Weldi yang khawatir saat Byanca pergi meninggalkan lapangan begitu saja.

"Kemana aja, terserah gue!" teriak Byanca yang langsung berlari menuju tempat biasa ia menikmati indahnya pemandangan ibu kota yang dipadati gedung-gedung pencakar langit.

"Ben awas lu yah," umpatnya kesal.

~bersambung

Dear ByancaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang