Dear, Pembaca. Aku mau kasih info jika novel After Divorce versi cetak sedang ada diskon 35% lho. Selain buku, kalian ada dapat akses gratis semua cerita After Divorce Cerita Malik di Karyakarsa. Ayo, segera pesan di Tokopedia dan Shopee. Silakan klik aja "Novel After Divorce" dengan nama toko "Buku_Aii" atau klik link di bio.
Setelah seorang Nadine Maheswari mengaduk-aduk perasaan dan emosiku seharian ini, aku justru melihatnya muncul dalam pikiranku. Di mana-mana, ilusi tentang dirinya yang tersenyum memandangku. Parahnya, aku selalu kesulitan menyingkirkan dirinya meski itu hanya sebuah gambaran dalam alam bawah sadarku.
Belum ada Mami yang datang bersama Hanum setelah dua hari menikmati waktu bersama putri bungsuku. Rumah selalu terasa sepi. Yang tersisa hanya suara televisi yang sengaja kunyalakan. Sebuah pertandingan liga Indonesia antara Persib Bandung dan PSM Makassar. Aku tidak tertarik menontonnya. Hanya membiarkan suara komentator terdengar untuk menandakan jika di rumahku masih ada kehidupan. Malik still alive. Aku masih di sini dan bernapas meskipun separuh jiwaku sudah lenyap dibawa mantan istriku.
Suara mobil yang terdengar membuat lamunanku terhenti. Aku berjalan ke luar dan melihat Alphard putih berhenti di depan pagar rumahku. Mobil MPV itu membunyikan klakson yang membuat langkahku semakin lebar. Dengan pagar yang tingginya hanya sepundak, aku dapat melihat Mami keluar dari mobil dengan menggandeng tangan Hanum. Gadis kecil itu langsung berlari ke arahku yang kusambut dengan membawa tubuh mungilnya ke dalam pelukan.
"Malik, Mami langsung pulang, ya," kata Mami sesaat setelah aku menghampiri dan mencium tangannya. "Ini ada rendang sama nasi, ya." Ia menyerahkan boks yang berisi masakan buatannya.
"Enggak masuk dulu, Mi," pintaku. "Biar Pak Agus istirahat dulu."
Mami menoleh dan memandang supirnya. "Kamu capek enggak, Gus?" tanyanya pada laki-laki berusia 20 tahunan itu.
"Sedikit, sih, Bu."
"Tuh, kan. Biarin Agus istirahat dulu aja, Mi," balasku. Bukan apa-apa, aku sangat mengkhawatirkan Mamiku satu-satunya ini.
"Mami telepon Papi dulu," katanya mengeluarkan ponsel.
"Seru jalan-jalannya sama Oma, Nak?" tanyaku pada Hanum sambil membawanya masuk ke rumah bersama Mami. Agus mengikuti di belakang dan kusuruh istirahat di kamar belakang. Putri kecilku hanya membalas dengan anggukan dengan bibirnya yang menyunggingkan senyum. Aku hanya tersenyum membalasnya. Selalu seperti ini. Di usianya yang sudah memasuki playgroup, Hanum masih enggan untuk berbicara banyak. Ia sangat irit bicara kepada siapa pun termasuk diriku.
"Seru, dong," balas Mami. "Kita naik kereta, ya, Hanum. Sama Oma, Opa, bareng-bareng." Suara Mami justru terdengar ceria.
Di dalam, aku mendudukan Hanum di sofa ruang tengah. Sementara Mami langsung berkutat di dapur. Ia membuka makanan dari boks yang dibawanya, kemudian menghangatkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Divorce-Cerita Malik
RomanceCerita ini melanjutkan kisah Nadine dan Malik dengan point of view tokoh Malik. Ada banyak hal yang diceritakan Malik mengenai kehidupannya pasca perceraiannya dengan Nadine. Bagian 1-7 menceritakan kehidupan sebelum perceraian terjadi. Kalian bisa...