4. PIPI CUBBY DAN BIBIR SEKSINYA

16 4 0
                                    

Happy reading ✨

Happy reading ✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Hmm bolehkan aku mengambilnya sepulang dari sini? Aku akan mengantarmu bagaimana?" Park.

...

"Apa tidak merepotkan jika harus mengantar juga? Aku bisa sendiri park, nanti biar aku yang mengantar koper mu" ucap cerie

"Tega sekali aku membiarkan mu pulang sendirian,tidak usah sungkan aku tidak merasa di repotkan sama sekali" park tersenyum tulus atas ucapannya

"Baiklah, jika kau memaksa." cerie

Ouh, ternyata cerie suka orang yang memaksa, wanita dengan senyuman manis itu terlihat nyaman di dekat park walau pertemuan mereka terbilang singkat, jangan heran park lihai dalam urusan mencairkan suasana ah apa lagi urusan wanita.

***

Saat Zen tengah terduduk manis di kursi pantainya, ia di hampiri banyak wanita namun ia selalu memasang wajah datar dan hanya sesekali menyunggingkan sudut bibirnya dan ia sangat irit berbicara. Oh ayolah, apa Zen sedang kerasukan setan bisu? Biasanya ia begitu terbiasa dengan wanita wanita yang mengelilinginya ia akan bercanda gurau ataupun saling membisikan hal nakal.

Sudah hampir dua jam, Zen masih asik dengan keheningan di dalam dirinya, sudah pasti sesuatu telah menganggu pikirannya. Apa yang membuat Zen seperti ini? Jangan bilang..?

"Aishh kak batu? Kak batu? Apa anda masih hidup dan bernafas?" Arga menghampiri Zen dan mengacau keheningan dalam diri zen

"Sialan! Belum ku potong lidah mu itu" Zen menatap Arga dengan tatapan tajam

"Kau kira aku bodoh Zen? Aku memperhatikan kau dari sana seperti batu keras yang tidak berguna" Arga mengintimidasi Zen yang sudah mulai naik pitam atas ucapannya

"Bicara sekali lagi?!" Zen mengangkat gelas ke arah Arga pertanda bahwa gelas itu akan siap mendarat di kepala Arga.

"Ya! Ya! Bukan begitu maksudku, Zen bahkan kau tidak terlihat ramah kepada orang orang, ada apa?" Arga bertanya

"Entahlah, aku sedang memikirkan bagaimana lepas dari wanita gila itu" Zen menghela nafas kasar sembari terlihat kebingungan.

"Shireen maksudmu? Apa dia masih bergelayut pada mu?". Arga bertanya sambil memajukan kursi yang sedari tadi ia duduki agar lebih dekat dengan Zen

"Ya, barusan dia meminta transfer uang untuk membeli sepatu baru, padahal baru kemarin aku mengirimnya uang untuk membeli tas keluaran terbaru" Zen berucap sambil memijat pelipisnya yang pusing

MR.GIDOZEN [M] [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang