keduabelas

155 35 4
                                    

Membuat sarapan untuk keluarganya adalah rutinitas seorang nyonya Kim. Semenjak rumahnya kedatangan perempuan yang saat ini menjadi putrinya, dirinya tidak pernah membiarkan sang putri makan sembarangan. Harus dirinyalah yang memasaknya.

Saat semua masakan telah siap, dan suami serta anak sulung sudah duduk manis dimeja makan dirinya membantu menyiapkan makanan pada masing-masing piring. Setelah selesai membantu menyiapkan makanan, dirinya mencari keberadaan sang putri dan menghampiri ke kamarnya.

Tok tok

"Masuk"balas dari dalam kamar

"Ayo sayang kita sarapan"ucap sang ibu setelah membuka pintu

"Iya, mah. Aku akan turun"ucap Dahyun/mina

Mereka pun turun dan menuju meja makan setelahnya mereka menyantap sarapan mereka dengan tenang.

Setelah selesai sarapan, anak sulung dan sang suami pergi untuk bekerja. Tinggalah dirinya dan sang Putri.

"Mina terlihat bosan, yah?"tanyanya

"Iya mah, bosen banget. Aku tuh merasa, kalau ini itu bukan diri aku. Maaf, aku belum terbiasa dengan ini semenjak kejadian itu"ucap Dahyun

"Tidak apa, Eomma mengerti. Selama ini juga kamu dirumah terus, karena kondisi kamu. Biasanya, kamu membaca buku, menulis cerita di aplikasi kesukaan mu atau melukis"ucapnya dengan mengelus kepala sang putri

"Baiklah Aku akan ke kamar, ingin membaca-baca buku saja"ucap dahyun sambil pergi ke kamarnya

Melihat itu, dirinya hanya menghela nafas. Sejujurnya, dirinya pun merasa kasihan dengan perempuan itu. Tapi, dirinya terlanjur menyayangi perempuan itu seperti dirinya menyayangi sang putri kandung.

Setelah beberapa jam berlalu, malam pun tiba. Suami serta anak sulungnya sudah pulang. Dan seperti biasa, mina akan turun saat waktunya makan. Seharian hanya dikamar membaca buku atau menonton televisi. Sekali lagi, kasihan sebenarnya.

Makan malam seperti saat sarapan dan seperti hari lainnya, tenang dan di isi dengan obrolan ringan. Setelah makan, kembali dengan kegiatan mereka masing-masing.

.

Nyonya Kim duduk sendirian di ruang tv, tetapi pikirannya tidak berada disana. Asyik dengan pikirannya, dirinya mendengar dering ponsel. Ah, itu ponsel yang pada saat itu diberikan oleh perawat yang menangani perempuan itu. Yang baru hari ini dia aktifkan setelah sekian lama.

Buru-buru dia membuka handphone itu sebelum ada yang melihat. Mengeceknya, ternyata sebuah pesan teks yang masuk.

"Dahyun? Jadi namanya dahyun?"ucapnya pelan melihat pesan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Dahyun? Jadi namanya dahyun?"ucapnya pelan melihat pesan tersebut


"Tidak, handphone ini harus aku sembunyikan. Kalau identitasnya terbongkar, dia akan pergi dariku. Dan aku, aku akan kehilangan putriku kembali"ucapnya dan menonaktifkan kembali ponsel tersebut, setelah membaca sebuah pesan teks dari Handphone milik perempuan yang ternyata bernama Dahyun yang dikirim oleh orang bernama Taehyung Oppa.

Buru-buru memasukkan kembali handphone tersebut kedalam saku bajunya, dan dia dikagetkan dengan Jaehyun yang sudah berdiri disampingnya.

"Oh Jaehyun-ah? Sejak kapan kamu berdiri disitu?"tanyanya kaget melihat Jaehyun

"Baru saja. Eomma seperti tertangkap basah menyembunyikan sesuatu. Ada apa eomma?"tanya Jaehyun

"Tidak, tidak ada. Eomma hanya, hanya lelahnya saja"

"Hmm jaehyun-ah. Eomma berpikir, bagaimana kalau kita mulai bisa membebaskan Mina keluar rumah? Eomma lihat, dia bosan akhir-akhir ini. Kasihan kalau harus terus didalam rumah seperti ini"ucapnya

"Eomma yakin?"tanya Jaehyun yang penasaran

"Ya, yakin. Kasihan juga, biarlah dia keluar rumah. Toh, tidak akan jauh"ucapnya

"Ne, eomma. Itu keputusan yang tepat, dan itu pun bisa membantu mempercepat dia dapat mendapatkan memorinya kembali dengan dunia luar"ucap Jaehyun

"Eomma akan membiarkan Mina membantu eomma di toko roti milik eomma"ucap sang ibu

"Eomma yakin membiarkan mina membantu eomma di toko?"tanya Jaehyun memastikan

"Ne. Eomma akan selalu mengawasi nya. Eomma kasihan dengannya jika harus dirumah terus tanpa kegiatan"jawab sang ibu yakin

"Baiklah. Itu lebih baik"Jaehyun menyetujui

Sebenarnya, dirinya tidak ingin perempuan yang sudah dia anggap sebagai Putri nya untuk dia ijinkan keluar rumah. Tapi, melihat bagaimana ekspresi sendunya tadi pagi, membuat dirinya kembali berpikir kalau dirinya sangat jahat. Maka dari itu, mungkin ini keputusan yang tepat. Tapi, tentang identitas yang kini sudah dirinya ketahui tentang perempuan itu, tidak akan dirinya sampaikan kepada siapapun hingga perempuan itu dapat mengingat dengan sendirinya tentang identitasnya. Biarlah, dirinya dan Tuhan yang mengetahui hal ini.

#t.b.c

AmnesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang