Happy Reading
Haikal sangat mengerti dengan Revan, Ia hanya melempar sebuah senyuman singkat pada Revan lalu kemudian berniat meninggalkannya, Ia berjalan menjauh dan Sheryn langsung mengikutinya. Sesungguhnya Sheryn lebih suka bersama dengan Haikal
Revan kemudian mengambil langkah mendekati posisi Auryn lalu kembali berdiri di samping wanita itu
"Dia ngomong apa sama kamu?" tanya Revan terdengar begitu dingin membuat Auryn menatapnya heran merasakan Revan seakan berubah mengingat beberapa menit yang lalu pria itu bersikap begitu manis namun tiba-tiba sekarang Ia berubah dingin
"Memangnya kamu pengen dia ngomong apa? Kami cuma berkenalan, itu aja" balas Auryn bersikap ketus untuk membalas Revan. Auryn membuang muka tidak suka mendapatkan tatapan tajam dari Revan
Tatapan Revan seketika berubah lembut dan Ia kembali merangkul pinggang Auryn
"Sheryn hanya temanku, kami sudah lama gak bertemu. aku agak kaget dia datang"
Auryn mengerjap mendengar Revan kembali berkata lembut padanya, Ia memejamkan matanya dan menarik nafas dalam
"Iya aku ngerti" ucap Auryn. Revan kemudian bernafas lega lalu tersenyum menatap Auryn
***
Di dalam sebuah kamar hotel yang telah didekorasi sedemikian indahnya menjadi kamar pengantin untuk pasangan baru yang telah mengikat janji suci pernikahan hari ini
Auryn tampak sibuk menghapus riasan makeup-nya di depan cermin, Ia sudah mengganti gaun pengantinnya menjadi pakaian biasa. Sementara pria yang hari ini telah resmi menjadi Suaminya justru lebih memilih untuk langsung membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur, dengan posisi tengkurap tanpa melepas tuksedo dan bahkan sepatunya sekaligus. Ia terlihat begitu lelah, seharian berdiri dan menyambut tamu-tamu yang datang ke pernikahannya membuat otot-otot tubuhnya terasa pegal dan matanya yang terasa berat dan mengantuk
Auryn selesai dengan kegiatannya, Ia berdiri dari kursi meja rias lalu melangkah menuju tempat tidur dan langsung menghela nafasnya melihat tingkah Revan
"Revan... Setidaknya ganti baju dulu sebelum tidur" ujar Auryn memberitahu
Revan hanya bergumam malas tanpa berniat bangkit untuk mengganti pakaiannya. Sekali lagi Auryn menghela nafasnya sembari menggeleng-gelengkan kepalanya
Auryn kemudian mendudukkan tubuhnya di samping Revan lalu meraih tangan Revan berniat untuk membantu pria itu melepaskan jasnya, Revan tidak menolak dan membiarkan Auryn melakukan hal tersebut. Revan kemudian membuka matanya dan langsung menatap Auryn yang kini sedang melepaskan sepatu dan kaos kakinya
"Kamu gak cape?" tanya Revan
"Gak terlalu kok, Sekarang kamu tidur aja biar aku pijitin" Auryn tersenyum menanggapi Revan, Ia meminta Revan untuk kembali memejamkan matanya dan Ia akan mulai memijatnya namun Revan segera menggelengkan kepalanya
"Gak usah, kamu kan lagi hamil... seharusnya aku yang pijitin kamu, apa kakimu gak keram seharian berdiri?" tanya Revan lembut. Auryn diam sejenak, Ia memang sempat merasakan kakinya keram beberapa kali namun Ia masih bisa menahannya
"Aku gak apa-apa, kamu kelihatan cape banget jadi biar aku aja yang pijitin kamu" bujuk Auryn dengan lembut
Ia sangat ingin melakukannya karena Ia sadar kegiatan malam pertama yang seharusnya dilakukan oleh pasangan pengantin baru tidak bisa Ia lakukan bersama Revan karena pria itu tidak ingin menyakitinya. Revan tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk pada kandungan Auryn
Auryn terus membujuk Revan hingga membuat pria itu mengerti dengan sikap Auryn tersebut. Revan kemudian meraih bahu Auryn dan merangkulnya
"Aku udah cukup bahagia kamu udah jadi istriku sekarang, lebih baik kita istirahat aja... Aku gak mau kamu kecapean" ujar Revan lalu membaringkan tubuh Auryn bersamanya
KAMU SEDANG MEMBACA
(NOT) FAKE LOVE [END] - REVISI
Fiksi PenggemarAuryn kira, Revan tulus mencintainya, namun ternyata Revan hanya menjadikan Auryn bahan taruhan dengan teman-temannya. Bagaimana reaksi Revan saat mengetahui Auryn hamil anaknya? Lalu bagaimana pula Revan menghadapi situasi saat wanita yang dulu ia...