BAB 42 || Perkara Bubur

35.5K 4.2K 267
                                    

HAPPY READING

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT!

***

Jam baru menunjukkan pukul 2 pagi namun Zefanya sudah terbangun lebih awal dari tidurnya. Ia menoleh kesamping dan mendapati suaminya yang masih tertidur lelap menghadap ke arahnya. Ditatapnya dengan lekat wajah tampan Gus Farez yang sangat mengagumkan.

Tangan Zefanya terulur mengusap pipi Gus Farez dengan lembut. Matanya salah fokus dengan bibir tipis Gus Farez. Disentuhnya bibir itu dengan ibu jarinya.

Zefanya memajukan wajahnya memangkas jarak dengan wajah Gus Farez. Baru saja ia akan menciumnya tiba-tiba saja kedua mata Gus Farez terbuka membuat dirinya spontan menjauhkan wajahnya dari Gus Farez.

Langkah kakinya langsung membawanya keluar kamar dan berjalan menuju dapur. Zefanya membuka kulkas lalu memasukkan kepalanya kedalam freezer. Ia benar-benar merasa malu akibat kepergok Gus Farez saat hendak menciumnya.

Naya terbangun dari tidurnya di tengah malam. Gadis itu berjalan ke arah dapur hendak mengambil air minum karena kehausan. Langkahnya tiba-tiba terhenti saat matanya tidak sengaja menangkap seorang perempuan di dekat kulkas. Buru-buru ia mengucek matanya karena berpikir itu hanyalah halusinasinya semata akibat baru bangun tidur.

Dua kali mengucek matanya namun perempuan di dekat kulkas itu masih ada. Naya berjalan mendekat dan terkejut saat melihat apa yang dilakukan oleh Kaka iparnya.

“Teh Zefa,” panggilnya.

Zefanya berjengit kaget. Ia pun memundurkan kepalanya dari freezer.

Naya yang melihatnya dibuat heran dengan tingkah Zefanya barusan.

“Teteh ngapain masukin kepala ke freezer?” tanyanya.

Zefanya terlihat gelagapan. Ia bingung harus menjawab apa agar tidak mempermalukan dirinya sendiri.

“Eee.. anu, itu...”

Naya semakin mengerutkan keningnya tak paham. “Anu apa, Teh?”

“Panas! Iya, tadi dikamar gerah banget makanya aku kesini.”

“Hah? Bukannya dikamar ada AC ya, Teh?”

Zefanya membuang muka seraya memijat pelipisnya pelan. Mau beralasan bagaimana lagi jika sudah seperti ini.

“Eee... Kayaknya AC kamar mati deh. Iya, soalnya gerah banget,” ucap Zefanya berusaha meyakinkan Naya.

“Oh gitu. Yaudah besok panggil tukang servis aja biar dibenerin. Kasian kan Teteh kalau sampe harus masuk-masuk freezer gitu.”

“Hehe, iya,” balas Zefanya seraya tersenyum kikuk.

Naya berjalan ke arah rak dan mengambil gelas seraya diisi air.

“Yaudah, Teh, Naya ke kamar dulu, ya,” pamitnya lalu melangkah kembali ke kamar.

Sedangkan Zefanya yang melihat langkah Naya sudah menjauh langsung bernafas lega.

“Untung aja nggak ketahuan kalau lagi salting,” gumamnya pelan.

Zefanya pun kembali berjalan memasuki kamarnya. Saat tiba di depan pintu, ia menghentikan langkahnya dan mengambil nafas panjang sebelum masuk.

Bunyi deritan pintu terdengar membuat seseorang didalam kamar sana menatapnya yang berjalan ke arah ranjang.

“Habis ngapain?” tanya Gus Farez seraya menepuk kasur disebelahnya.

Zefanya langsung memposisikan tubuhnya di samping Gus Farez dan menarik selimutnya kembali. “Nggak ngapai-ngapain.”

“Kok, tadi keluar lama?”

ALFAREZ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang