Gadis berambut pendek itu tengah menikmati semilir angin sore diatas rohtoof sekolah yang nampaknya hanya ada dirinya seorang.
"Gue sebel banget sama Ben, kenapa coba dia ninggalin gue gitu aja?" gerutunya.
Gadis yang tak lain adalah Byanca itu tengah menyumpa serapahi lelaki berkulit putih itu.
Puk,
Tiba-tiba Byanca merasa ada sesuatu yang menepuk pundaknya. Bulu kuduk gadis itu meremang merasakan hawa dingin di curuk lehernya.
"Duh gue kewalat kali yah udah ngumpatin si Ben," gumam Byanca yang sudah memejamkan matanya takut.
"Gue gak takut sama manusia, tapi gue takut ini poci," cicitnya membuat seseorang yang berada dibelakangnya tertawa namun ia tahan.
"Gue mohon jangan bawa gue ke alam lo yah, gue belum kawin," sambungnya yang membuat lelaki itu tak kuat menahan tawa hingga dirinya tertawa sampai perutnya terasa sakit.
"Anjir ko dia ketawa sih,"
"Abisnya lo lucu banget," ujar lelaki itu membuat Byanca langsung berbalik badan dan ia mendapati lelaki yang baru saja ia kenal beberapa jam yang lalu.
"Lo!" pekik Byanca marah.
"Apa?" tanya lelaki itu dengan tersenyum kecil.
"Lo ngapain sih disini? Ngikutin gue?" tanya Byanca dengan ke pede-an nya yang sangat tinggi.
"Idih, kurang kerjaan banget gue ngikutin lo kesini." cicit lelaki itu.
"Yah terus ngapain disini?" tanya Byanca dengan kedua tangan berkacak pinggang.
"Lo sendiri ngapain disini?" tanya balik lelaki itu.
"Suka suka gue dong," jawab Byanca dengan nada ketus.
"Yaudah sama,"
Byanca dibuat kesal sekali hari ini, mengapa semua orang selalu saja membuat dirinya kesal dan marah hari ini.
"Lo cantik yah kalo lagi ngambek gini," cetus lelaki itu membuat Byanca merasa heran lelaki ini tengah memuji dirinya.
"Hah? Lo muji gue?" tanya Byanca.
"Kagak gue lagi muji Kunti dibela-,"
Belum selesai lelaki itu menyelesaikan ucapannya Byanca langsung berlari terbirit-birit menuju lantai dasar.
"Ajaib tuh cewek," gumam lelaki itu dengan tersenyum penuh arti.
***********
"Aca pulang!"
Gadis yang baru saja menginjakkan kakinya di dalam rumah itu langsung disambut dengan ekspresi wajah tak bersahabat dari sang kakak.
"Lo kenapa sih ka?" tanyanya.
"Emang sejak kapan sih balik sekolah jam segini?" tanya gadis yang usianya mungkin hanya berbeda beberapa tahun saja dengan Byanca.
"Gue abis main basket ka," jawab gadis itu.
"Ael udah jangan berantem mulu," lerai wanita setengah baya yang baru keluar dari toilet.
"Abisnya Byanca tuh udah kebiasaan mah pulangnya selalu tengah malem gini," adu gadis yang kerap disapa Ael itu.
"Kan tadi Aca udah bilang, Aca main basket dulu ka," jelas Byanca yang tak mau mengalah.
"Ael, Aca udah jangan berantem mulu. Aca sana mandi," titah sang Ayah yang ternyata sedari tadi hanya memperhatikan kedua putrinya yang sedang berseteru.
"Aca mandi dulu," pamit Byanca yang langsung masuk kedalam kamarnya.
"Mah, Pah kebiasaan deh gak pernah bisa tegas sama Aca," ucap gadis yang diketahui bernama Adriella Khanza Adira.
"Bukan begitu sayang, tapi kan Aca memang sudah bilang akan pulang telat ke mamah," jelas Mysha.
"Lagian pas Ael waktu telat pulang habis main futsal Papah sama Mamah gak marah kan," sambung Fadil.
Adriella hanya diam saja, ia hanya selalu merasa iri pada sang adik yang ia rasa selalu dimanja kedua orang tuanya.
~bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Byanca
Teen FictionGadis manis yang selalu berpakaian seperti pria, namun siapa sangka dibalik itu semua ternyata banyak sekali pria-pria diluar sana yang sangat mengagumi gadis yang belum selesai dengan masa lalu diantara banyaknya pria tidak ada satu pun yang mampu...