#36

240 42 3
                                    


***

Setelah kejadian di warteg, Rini menjadi pemburu orang pacaran. Pokoknya kalau dia ngeliat orang pacaran pastinya bakal dia nyinyirin.

"Duh, sekolah semakin lama makin membosankan," kata Rini malas.

"Ngeluh mulu, Rin." Nathan menempelkan minuman dingin pada pipi Rini. Rini menatap Nathan malas tidak bergairah.

"Rini, mau buah?" tanya Salsa, berusaha membuat Rini semangat.

"Gak dulu deh," tolak Rini tidak bersemangat, dia menatap sekeliling kelas. Siswa yang lain pada sibuk sendiri, ada yang menggibah dan lainnya.

"Enaknya masa muda," gumam Rini pelan.

"Rin, lu itu masih muda juga kali," kata Leo mengingatkan.

"Gue bosan!" teriak Rini keras, seketika kelas menjadi hening. "Apa? Kenapa diem? Lanjut gih ributnya."

Kelas pun kembali ribut, Rini menatap Kinara yang ternyata menatapnya juga.

"Apa? Tau kok gue cakep," ejek Rini pada Kinara.

"Dih, cewek gak jelas," decak Kinara lalu membuang pandangan ke tempat lain.

"Dasar nolep," hina Rini, dia mulai merasa bersemangat. "Eh kalian, gue ke kamar mandi dulu, jangan ada yang ngikutin!"

"Rin, kenapa pergi sendiri?" tanya Salsa bingung, dia pengen ikut.

"Kalian duduk tenang di kelas! Gue mau jalan sebentar tanpa, capek jalan sama beban."

Rini segera pergi, Leo dan yang lain menatap kepergian Rini layaknya bocah yang ditinggal Emaknya.

Keluar dari toilet tidak sengaja Rini bertabrakan dengan seseorang.

"Aww, sehat!" teriak Rini kesehatan.

"Maaf Kak, kakak gak apa-apa?" tanya gadis itu mengulurkan tangan hendak membantu Rini berdiri.

"Untungnya badan gue gak luka, hanya saja akhlak gue yang cedera," jawab Rini enteng menyambut uluran tangan si gadis.

Setelah berdiri, Rini memperhatikan gadis  pendek berenampilan nerd di hadapannya, pakaiannya basah kuyup, kaca matanya retak, dan dia terlihat gemetaran.

"Lu, kenapa?" tanya Rini, gadis di hadapannya menunduk.

"Saya tidak apa-apa, Kak," jawab gadis itu formal.

"Misi, Neng ... gue di depan loh, bukan di bawah, dikira gue duit jatuh," protes Rini.

"M-maaf Kak," gadis itu mengangkat wajahnya, seketika Rini terkejut ... wajah gadis itu penuh lebam.

"Siapa yang buat lu kaya gini?" tanya Rini.

"S-saya jatuh Kak," jawab cewek itu, kembali menunduk, berusaha menutupi wajah dengan rambut panjangnya yang acak-acakan. Rini tidak percaya dengan jawaban si gadis.

"Nama lu, siapa?" Rini bertanya lagi.

"Saya Raisa, Kak."

"Oh kenalin, gue Rini." Rini mengulurkan tangan, dia ingin berjabat. Dengan sungkan Raisa menjabat tangan Rini.

"Yaudah, gue balik dulu ... sampai jumpa Raisa," pamit Rini dengan senyum.

"Sampai jumpa, Kak Rini," balas gadis itu pelan, menatap lambaian Rini yang tersenyum ceria padanya. "Benar-benar gadis yang bahagia," gumamnya pelan.

Sampai di kelas, Rini disambut oleh pelukan Salsa. Begitu pun dengan Leo dan lainnya yang langsung menempel layaknya cicak.

"Rini lama banget, baru aja mau kususul," keluh Salsa.

Si Cewek GesrekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang