Lima

32 4 0
                                    

Aku berjalan menelusuri jalan diantara rak-rak buku yang tinggi ini. Dari kejauhan kulihat Nycta sudah mendapat buku yang ia inginkan lalu duduk di bangku yang telah disediakan. Membaca dengan tenang.

Aku mencari buku sejarah tentang negara Prancis. Bukannya aku tidak cinta Indonesia, tapi bila aku jadi kesana akan lebih baik aku mengetahui asal usul negara tersebut bukan?

Aku menuju ke rak yang bertuliskan "History" diatasnya. Melihat buku yang aku inginkan,akupun tersenyum miring. Ah tapi buku itu tinggi sekali. Aku mencoba menggapainya tapi tidak sampai.

Ah tidak lucu sekali

"Apa ada yang bisa kubantu?" Tiba-tiba suara seorang lelaki mengejutkanku. Aku pun melihat ke belakang dan mendapati seorang lelaki yang kira-kira sepantaran denganku berdiri disana. Dia memiliki postur tubuh tegap dan tinggi mirip atlet basket. Seketika aku menarik salah satu sudut bibirku keatas.
"Oh ya. Apakah kau dapat mengambil buku itu?" Aku menunjuk ke buku yang aku inginkan.
"Tentu." Dengan mudahnya ia menggapai buku itu. Oh ya sudah kubilang kan kalau dia tinggi sekali?
"Sejarah Prancis, huh? Mengapa kau ingin membacanya kalau aku boleh tahu?" Wajahnya terlihat ramah dan bersahabat ketika menyodorkan buku itu padaku.
"Terimakasih. Ah ya, aku berencana akan kuliah disana. Mungkin akan lebih baik aku mengetahui sejarahnya."
"Waw. Siswa berprestasi rupanya?" Dia terkekeh. "Tidak juga. Baiklah aku duluan ya. Terimakasih."
Sesungguhnya aku bukan tipe yang suka bertele-tele dan berteman dengan orang asing. Aku pun langsung bergegas menduduki tempat duduk di samping Nycta dan meninggalkan lelaki tersebut.

***

"Liam!" Zayn berseru dan sontak aku menoleh ke sumber suara.
"Tunggu aku." Dia berjalan menjajari ku sekarang.
Tanpa pikir panjang kami memasuki van yang sudah menunggu. Menuju ke salah satu stasiun televisi ternama. Kami akan berwawancara dalam sebuah acara mengenai album baru kami. Aku tak yakin mereka tidak akan membahas Sophia. Pasti mereka akan menyinggungnya. Dan aku sudah siap untuk itu.

"Aku lapar." Niall merengek sepanjang perjalanan.
"Oh ayolah. Bahkan kau menghabiskan sereal yang tersisa tadi pagi." Louis memutar matanya.
"Ya itu kan tadi pagi." Aku dan Zayn hanya terkekeh. Kami semua sudah terbiasa mendengar keluhan Niall tentang rasa laparnya itu.

Dia selalu lapar. Aku pun tak mengerti apa yang ada di perutnya itu sehingga ia bisa lapar setiap saat.

"Ku pikir kau harus berkencan dengan pizza." Harry melontarkan leluconnya yang membuat kami tertawa tapi tidak dengan Niall.
"Ya andai itu bisa terjadi aku akan melakukannya!"
"Tapi hubungan kalian tak akan lama karena kau akan memakannya setiap pergi berkencan." Zayn menimpali.

Dan sekarang aku membayangkan Niall menggandeng sebuah pizza. Oke itu konyol.

Sesampainya disana kami disambut oleh teriakan fans yang sudah menunggu kedatangan kami sedari tadi. Wow. Directioners memang luar biasa. Fans terhebat di seluruh dunia, huh? Aku merasa beruntung.

Kami keluar dari van dan mendengar teriakan-teriakan directioners yang mayoritas kaum wanita itu. Aku keluar terakhir dan melambaikan tangan kepada mereka.

Kami terus jalan dan di kanan kiri kami terdapat banyak bodyguard yang membatasi kami dan directioners. Teriakan mereka sungguh hebat bung. Wow.

Akhirnya kami memasuki ruangan kami sendiri. Berpakaian dan menata rambut untuk acara hari ini.

"Liam mengapa kau mencukur jenggot dan bulu-bulu tipis mu itu?" Stylish ku bertanya sambil menata rambutku didepan cermin.

"Aku hanya mau tampil berbeda." Dia pun tak menjawab lagi dan meneruskan pekerjaannya.

Kami pun siap dengan style kami masing-masing.
Zayn memakai kaus dan jaket kulit diluarnya.
Louis dan Niall hanya memakai kaus.
Harry memakai kemeja hitam.
Sedangkan aku memakai kaus dan kemeja diluar.

This is us.

Kami pun melakukan tos dan berdoa sebelum naik ke stage. Ya aku tahu ini hanya wawancara. Tapi berdoa itu penting, huh?

Dan kami pun memasuki studio dan disambut oleh pembawa acara.

***

Ini tinggal beberapa bulan lagi sebelum aku akan menjalani Ujian Nasional. Oh tidak, bukan bulan kurasa, tinggal beberapa minggu lagi tepatnya. Kami sudah melewati Ujian Praktik dan TryOut yang diselenggarakan oleh sekolah. Kami akan menghadapi Ujian Sekolah minggu depan dan minggu tenanh setelahnya. Kemudian kami akan Ujian Nasional dan libur selama 3 bulan.

Aku tak dapat menanti liburan itu.

Sekarang aku sedang berada di ruangan bersama ratusan anak lainnya yang sedang mengerjakan ujian bahasa Prancis. Aku melakukannya agar mendapat sertifikat dan dapat kuliah disana. Aku akan berusaha sebaik mungkin.

***

UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang