Bab 6

6 3 0
                                    

''Orlin tadi ketemu kak theo di kantin, terus nggak tau mereka mau kemana soalnya kayak ada hal penting yang mau diobrolin. ya udah gue ke kelas duluan,'' jelas Abay panjang lebar.

Orlin menggangguk paham, dia tidak bertanya lebih lanjut lagi dan lebih memiih untuk mengecek tugas yang semalam dia kerjakan.

"Orlin!" panggil Chiquita dengan suara lumayan keras sehingga membuat Kanu dan Abay menatap Chiquita heran.

"Kenapa kenapa?" jawab Orlin santai.

"Gue pengen cerita ke lo serius plus penting. Pokoknya lo harus tau tentang hal ini," ucap Chiquita heboh tapi terlihat raut wajah kesal.

"Apaan?" tanya Orlin masih menunjukkan ekspresi santai.

"Lo tau kan? Beberapa hari ini gue sering disapa sama kak Theo," tanya Chiquita malas. "Ternyata ada hubungannya sama Divo," lanjutnya.

"Divo mantan lo itu?" tanya Orlin memastikan.

Chiquita mengangguk. "Dia masa bilang mau ketemu gue, males banget."

Orlin sedikit terkejut dengan ucapan Chiquita barusan, dia jadi merasa ikut kesal karena gadis itu pun sudah tahu jelas tentang kisah hubungan Chiquita dan Divo. Bagaimana Chiquita nangis berhari-hari karena hubungannya yang kandas. Dan kebetulan juga Orlin kenal dengan Divo.

"Tapi kenapa malah kayaknya kak Theo yang ribet, sih?" balas Orlin menanggapi.

"Entah. Padahal gue juga nggak ada urusan sama dia, tapi kok anehnya sok ikut campur," kesal Chiquita menunjukkan emosi yang hampir memuncak.

Orlin mencoba menghilangkan rasa kesal Chiquita dengan memberikan rekomendasi video lucu yang dia lihat internet tapi seperti semuanya percuma, Chiquita sama sekali tidak menggubris dan hanya tersenyum kecil.

"Makasih, Lin. Tapi kayaknya gue pengen nenangin diri dulu ke perpustakaan. Mau belajar juga gue nggak bisa fokus."

Orlin memberikan ruang sahabatnya itu menghabiskan waktu sendiri.

Kenapa harus hari ini, sih? Nggak tau situasi banget padahal lagi di sekolah.

***

"Kenapa lagi tuh Chiquita?" tanya Kanu yang melihat Chiquita keluar kelas dengan wajah cemberut.

"Galau gara-gara mantannya ngajak ketemu lagi," terang Orlin.

Mendengar hal tersebut, Kanu terlihat seperti menahan tawa tapi sedikit juga merasa kasihan pada temannya itu. "Kenapa emang musuhan?" tanya Kanu lagi.

"Iya."

"Lagian gue nggak habis pikir deh sama Chiquita padahal mantannya kok perang dingin gitu. Gua nih sama mantan malah akur terus, nggak ada perselisihan bahkan masih berkomunikasi dengan baik," ujar Kanu penuh percaya diri.

"Beda woi. Mereka mana mungkin bisa musuhin lo, secara hampir 80% kehidupannya lo buat mereka kagum."

"Mulai nih berlebihan. Gue mah nggak merasa."

Orlin mengembuskan napas pelan. Tiba-tiba suasana menjadi hening, dia masih memikirkan Chiquita. Karena merasa khawatir dia pun memilih untuk menyusulnya ke perpustakaan.

"Gue mau nyusul Chiquita ke sana, deh," ucap Orlin kemudian beranjak dari kursinya.

"Oke."

***

Orlin berjalan cepat ke perpustakaan dengan perasaan cemas, tapi setibanya di sana orang yang dicarinya tidak ada. Akhirnya Orlin memilih untuk kembali ke kelas.

"Kenapa nggak jadi?" tanya Kanu bingung.

"Nggak ada orangnya."

Kanu tersenyum sumringah, dia terlihat seperti memikirkan satu hal dan menemukan ide yang menarik yang disampaikan pada Orlin.

"Lin," panggil Kanu pelan.

"Apa?"

"Gue ada saran biar moodnya Chiquita bagus lagi, tapi lo mau tau nggak?"

"Saran apa nih?"

"Nanti malem lo free nggak? Ajak dia main ke pantai. Pasti dia seneng," ucap Kanu memberi usul.

Tidak langsung menyetujui, Orlin justru terdiam. Dia ragu jika Chiquita mau tidak mau ikut dengannya. "Kalau dia nolak gimana?"

"Coba dulu, nanti kalau dia emang beneran nggak tertarik sama ajakan lo bilang ke gue. Gue bantu cari ide lain."

Orlin hanya berdeham. "Hmm ... Oke deh, gue coba."

Orlin sedikit merasa tenang sekarang karena dia juga termasuk tipe cewek yang bisa ikut panik jika temannya mempunyai masalah. 

"Makasih ya, Nu."

"Coba deh mulai sekarang lo belajar bersikap tenang kalo ada hal yang terjadi sama temen lo. Belajar cuek juga," ucap Kanu menasehati. "Termasuk ke gue."

"Maksud lo?"

"Kalau suatu saat ada apa-apa di kehidupan gue, gue minta lo tetap tenang dan inget pesan gue hari ini."

Entah kenapa setelah mendengar hal yang diucapkan Kanu mata Orlin menjadi berkaca-kaca. Rasanya dia ingin menangis tapi sebisa mungkin dia tahan.
"Tapi gue yakin sih nggak ada bakal ada apa-apa di kehidupan lo."

"Harapannya sih begitu."

"Eh tapi kan lo sendiri tau kalau gue orangnya introvert. Ah, malesin."

Kanu justru terkekeh, perlahan tapi pasti dia mulai menjalankan misinya agar sahabatnya itu berubah. Saat sedang bersama Kanu pasti Orlin merasa seperti orang bodoh.

"Iya makanya itu gue sengaja. Biar lo nggak jadi anak introver terus."









Latte Art Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang