15| ☕Capitulo

2K 34 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


S

ialan, Venom memang berhasrat tinggi dan sekarang ia tak tahan untuk tidak nenyentuh gadisnya. Tanpa pemanasan Venom memasukkan kejantanannya ke dalam milik Vivi.

Vivi berteriak dengan kasar, dia menangis dan meringis kesakitan. Ini pertama kalinya sialan dan pria itu tidak melakukan pemanasan terlebih dahulu. Vivi merasa rambutnya ditarik kasar ke arah belakang dan dipaksa untuk mendongak.

Hmph, Venom mencium bibirnya kasar ah bahkan dia mengigit bibir Vivi dan menyedotnya kencang. Tak ayal pinggul pria itu bergerak melakukan tugasnya dengan gerakan yang begitu sensual dan cepat.

Hampir lima menit Venon menggerakkan pinggulnya dan akhirnya ia mengeluarkan cairan sperma di dalam milik Vivi. Dengan nafas yang masih terengah - engah. Venom membalikkan tubuh Vivi hingga terlentang.

"You look so hot sweety"

Berbisik pelan di area telinga Vivi membuat gadis itu merinding, dia benar - benar baru melihat perubahan Venom. Tangan Venom merambat ke arah dada Vivi, masih dengan menatap Vivi.

Kedua tangannya mulai melepaskan semua pakaian atas yang dikenakkan Vivi, lalu dia menyedot puting Vivi dengan kencang. Seperti menghukum, tanpa keringanan sama sekali.

"Akh, kak"

Vivi memajukkan kedua dada nya berharap lidah Venom bermain lebih di putingnya. Rasa ini sangat nikmat dan membuat tubuhnya terbakar. Ya, terbakar gairah yang membara.

Plop, Venom melepas sedotannya dan beralih mencium Vivi lalu satu tangannya melepaskan ikatan dasi di tangan Vivi.

Setelah Vivi bebas, Venom menarik tubuh Vivi hingga kini gadisnya berada di atasnya. Satu tangan Venom berada di belakang kepala sedangkan satunya lagi memegang kejantanannya.

Tanpa diberi arahan Vivi mulai memegang kejantanan Venom dan meludahinya. Mengocok dengan cepat lalu memasukkan ke dalam mulut hangatnya.

Jika tadi tangan Venom berada di area juniornya, maka kini tangan itu sudah berada di kepala Vivi. Venom mendesah pelan, tidak sia - sia dirinya memilih Vivi.

Ini adalah masa kesenangan yang tidak bisa di lewatkan. Setelah sampai di puncak, mereka melakukan posisi Women on Top. Dan mereka akan mengulanginya lagi dan lagi hingga mereka lelah dan tertidur.

                                  ☆☆☆

Vivi merasa terusik, dia geli. Seperti ada yang memainkan kedua dada nya. Dengan malas dia membuka kedua matanya perlahan.

"Pagi gadis gak perawan"sapa Venom.

Vivi memutar bola matanya malas, "Sekarang aja baik habis dapet jatah. Coba besok, pasti marah - marah mulu"omel Vivi.

Venom hanya menyengir, "Denger sayang, kemarin aku emosi, jadi kamu harus maklumin aku"

Venom menjelaskan supaya tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan mereka berdua banting tulang. Ya, banting tulang di ranjang.

Tapi boleh juga si, jadi sering dapet jatah wkwk.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
VENOM [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang