05. Mencarimu

71 15 1
                                    

Sebut Namamu 05

05. Mencarimu

.
.
.
.
.
.
.


Kuhanya bisa terbaring lemas diatas kasur setelah beberapa hari yang lalu aku menjalani operasi kecil. Setelah menjalani operasi, kata susternya aku tertidur tak sadarkan diri beberapa hari. Badanku seperti lemas dan tak bertenaga, bahkan membuka mata sepertinya susah kulakukan.

Diruangan ini hanya aku saja, berkat bantuan dari Kak Liona dan Suaminya yang membantuku bahkan mengurus semua biaya rumah sakitku. Selama beberapa hari dirawat Kak Liona sering mengunjungiku dan Kak Agha selalu melihatku saat ada waktu, karna rumah sakit ini tempat Kak Agha bekerja.

Aku sangat berhutang kepada mereka, mereka sangat baik kepadaku. Aku bersyukur selalu dikelilingi orang yang selalu membantuku dan selalu berada saat aku kesusahan dan merasa bahagia. Aku bingung bagaimana aku membalas jasa mereka, uang makan saja tidaklah cukup.

(Seseorang membuka pintu)

Ian: Ohh Kak Adam?

Adam: Maaf yah, aku baru sempetin jenguk kamu

Ian: hemm... Nggak apa-apa kok Kak

Adam: bagaimana keadaanmu? (Memegang pipi Ian)

Ian: Sekarang masih lemas sih

Adam: Maaf yah, aku nggak bisa didekatmu saat itu

Ian: kakak sudah banyak membantuku

Adam: Ya udah istirahat (mengelus rambut Ian) kamu itu anak yang baik, jangan sampai sakit lagi

Ian: Iya Kak

Adam: Oh iyya, maaf yah dek aku nggak bisa lama-lama. Aku punya urusan yang lain, sekarang sudah jam 4 sore jadi harus pergi dulu

Ian: Iya kak

Adam: Cepat sembuh yang adekku, aku pergi dulu. Oh iyya ini oleh-oleh untukmu, dah.

Ian: Dah kak, hati-hati dijalan

Dia masih memperlakukanku seperti anak kecil, tapi mau gimana lagi dia Kak Adam. Sudah tidak heran dengan sifatnya yang selalu memperlakukanku seperti itu, tapi aku senang diperhatikan seperti ini. Karna orang yang dekat denganku baik, maka aku akan berusaha melakukan yang terbaik juga.

Setelah Kak Agam pergi dari ruangan ini, aku berusaha menggerakkan kaki untuk turun dari Kasur ini. Sebetulnya tidak terlalu sulit untuk menggerakkannya tapi sedikit keram karna lama tidak digerakkan, seperti aku mengalami lumpuh yang lama karna sedikit aneh menggerakan kaki dengan tangan sendiri.

Berhasil menurunkan kaki, lalu ku mencoba untuk berjalan demi sedikit. Rasa keram dan sakit habis operasi membuatku sedikit takut bergerak, takut ada apa-apa padahal nggak bakalan terjadi hal yang sangat fatal. Setelah memberanikan diri, aku lansung berjalan dengan biasa dan berlatih terus.

Akhirnya aku merasa badanku sedikit ringan karna sudah terlatih bergetak. Kaki yang tadi sedikit keram sekang mulai terasa biasa-biasa saja, bahkan bekas operasi nya juga tidak terlalu sakit sekarang.

(Seseorang Membuka pintu)

Liona: Eh, kamu lagi ngapain Ian?

Ian: Oh Kak Liona... Ini lagi latih bergerak sedikit biar keramnya ilang

Liona: jangan terlalu maksain yah

Ian: Nggak kak

Liona: Oh iya, ini aku bawain buah

Ian: nggak usah repot-repot kak

Liona: duduklah, aku bantuin kupas ini

Ian: nggak usah kak

Liona: duduk aja

Sunggu wanita yang sempurna, memiliki paras yang cantik dan mempunyai sifat yang baik. Bahkan dia rela membuang waktunya untuk merawatku, sunggu wanita uang sempurna.

Selagi dia mengupas buah aku masih melatih tubuhku. Dengan pelan aku berjalan kesana kemari, lalu duduk dan berdiri lagi. Aku terus ngulang itu sampai aku mulai merasa tubuhku mudah digerakkan. Mungkin sekitar 5 manit melakukan perenggangan lalu duduk disamping kak liona.

Liona: jangan paksain, nanti kelelahan gimana?

Ian: nggak apa-apa kok kak, lagian sekarang uda mendingan sih

Liona: Oh iya, Mas Agha tadi datang nggak?

Ian: Iya kak, tadi pagi Kak Agha datang cek aku sih

Liona: Syukurlah, soalnya tadi pagi aku ada urusan jadi nggak sempat datang pagi

Ian: nggak apa-apa kak, lagian kakak kan tiap hari datang. Aku yang merepotkan kakak sama Kak Agha

Liona: nggak kok

Ian: Lagian tadi teman aku juga datang kok kak

Liona: beneran? Baguslah

Ian: Kak, habis ini mau nggak nemenin aku jalan-jalan disekitar sini?

Liona: hem? Emang uda bisa?

Ian: nggak apa-apa kak, lagian bosan banget di kamar terus

Liona: Ya udah

Setelah makan buah aku pun membantu Kak liona untuk membersihkan meja. Lalu habis itu kami berjalan keluar untuk menghirup udara segar, kami berjalan dilorong yang penuh dengan orang yang ingin menjenguk keluarganya yang sakit.

Lorong ini ramai tapi terasa kosong, hanya diriku yang berjalan sendiri. Bahkan lorong ini perlahan terlihat gelap dan semakin jauh ujungnya. Disana hanya ada ujung kegelapan yang semakin dalam, tapi entah semakin ku berjalan semakin terasa sedih.

Seketika ku melihat sosok perempuan bergaun putih berjalan menjauh dan semakin menjauh. Kenapa aku merasa perempuan itu adalah sosok yang selama ini aku cari. Semakin aku mengejarnya semakin di menjauh, tapi sampai di ujung lorong ia pun berbalik dan menatapku dengan sedih.

Dia hanya menatapkan dan memberikan isyarat yang mengatakan bahwa "Ian, aku tak jauh darimu karna semakin kamu mendekatiku semakin kamu dekat denganku juga" dan aku tersadar, semakin aku mendekatinya semakin kuat rasa bahwa sosok itu ada didekatku.

Seketika lansung Ku melihat sekeliling untuk cari sosok itu. Aku tau ini adalah hayalan dalam otakku, tapi entah hatiku merasa dia berada disini, dirumah sakit ini. Semakin mencarinya semakin kuat kehadirannya.

Liona: Ian, kamu kenapa? Kamu cari seseorang?

Ian: Kak..... Aku yakin cewek itu ada disini

Liona: cewek?

Ian: iya kak, yang aku ceritain

Liona: Kenapa kamu tau dia disini?

Ian: itu.... Aku hanya merasa kehadirannya semakin kuat, aku tau ini sedikit aneh tapi aku merasakannya.... Dia disini

Liona: tenang dulu, kita cari sama-sama

Ian: Kak.... Gawat

Liona: kenapa? ian?.... Ian?

********
Author: Ian ih, jangan gitu ahhh jangan bikin panik

Sebut Namamu: Saat Hujan Turun (S1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang