"Semuanya akan berakhir indah pada waktunya asalkan kita bisa menerima takdir dan sabar atas masalah yang terjadi."
-Agaraya-
Bintang, Raya, Aga dan kedua orang Raya duduk menunggu dokter memeriksa kondisi Raya.
Rain memberi tahu orang tua Raya bahwa gadis itu kecelakaan sehingga mereka langsung segera ke Jakarta untuk menjenguk putri mereka.
Ceklek...
"Dengan keluarga pasien?" tanya dokter itu setelah keluar dari UGD tempat Raya ditangani.
"Iya saya Ayahnya," ucap Herman.
"Gimana kondisi putri saya, Dok?" tanya Winda gelisah.
"Pasien habis mengalami masa kritisnya dan diagnosis mengidap Alzheimer," terang dokter itu.
"Alzheimer itu penyakit apa, Dok?" tanya Herman.
"Penyakit Alzheimer adalah penyakit otak yang mengakibatkan penurunan daya ingat, kemampuan berpikir dan bicara dan perubahan perilaku secara bertahap. Penderita Alzheimer dapat mengalami halusinasi, delusi, kekacauan berpikir dan hilang ingatan sesaat."
Penjelasan dari Dokter itu membuat Herman dan Winda merasa gagal menjadi orang tua karena kesibukan mereka putrinya harus mengidap penyakit tersebut.
"Dok, kalau lupa akan sesuatu seperti saat ingin mengatakan sesuatu tetapi justru lupa dan itu berulang kali apakah termasuk Alzheimer?" tanya Rain.
"Iya itu termasuk gejala awal Alzheimer, penderita juga bisa mendadak tidak kenal tempat. Di mohon segera mengikuti pengobatan Alzheimer agar pasien bisa segara pulih."
Dokter itu meninggalkan ruangan Raya.
Berdasarkan informasi dari Dokter, Aga menyimpulkan bahwa selama ini Raya suka halusinasi dan lupa akan sesuatu adalah gejala penyakit Alzheimer yang tanpa baru terungkap sekarang.
Aga menarik salah satu tangan Rain menuju sebuah tempat untuk membicarakan sesuatu.
Sesampainya di sana Aga menatap Rain dengan tatapan datar.
"Selama ini Raya itu gak salah Ren, yang salah aku karena mencoba menjaganya walau dia udah usir aku berulang kali. Raya itu hanya gak ingin merepotkan kamu makanya menyembunyikan jati diri."
"Saat Raya aku, dia benar-benar bukan seperti Raya yang kita liat dari luar. Aslinya dia rapuh, lemah bahkan dia suka berhalusinasi dan lupa ingatan sesaat dan bodohnya aku karena baru sadar kalau dia begitu karena mengidap Alzheimer. Selama ini Raya gak mau cerita ke kamu karena merasa dia hanya beban. Jadi, tolong setelah ini jangan tinggalin dia lagi karena Raya butuh kamu."
Perkataan dari Aga membuat Rain tertampar oleh keadaan tanpa disadari dia telah salah paham dengan Raya. Dia merasa bersalah karena tidak bisa memahami isi hati Raya.
"Maaf Aga karena obsesi gue ke elo jadi menghilangkan kepercayaan diantara kita," ucapnya penuh penyesalan.
"Gapapa ini belum terlambat, Ren. Setelah ini kita harus bekerja sama untuk menyembuhkan penyakit-penyakit Raya, ya?"
Rain hanya mengangguk kepalanya.
Disisi lain Bintang tengah duduk di mushola rumah sakit untuk mendoakan keselamatan Raya, gadis yang dicintainya. Laki-laki menyesal karena ulahnya gadis itu jadi harus terluka.
Cara mencintai Bintang itu salah walau niatnya baik.
'Ya Allah, sembuhin Raya. Hamba janji saar Raya udah pulih akan melepaskan Raya agar dia bahagia meski bukan dengannya' batinnya berdoa kepada Allah agar dikabulkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agaraya [END]
Ficção Adolescente"𝙺𝚒𝚝𝚊 𝚊𝚍𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚜𝚎𝚙𝚊𝚜𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚗𝚜𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚞𝚔𝚒𝚛 𝚕𝚞𝚔𝚊 𝚍𝚒 𝚊𝚝𝚊𝚜 𝚍𝚞𝚔𝚊." ㅡ𝙰𝚐𝚊𝚜𝚊 𝙷𝚊𝚛𝚢𝚖𝚞𝚛𝚝𝚒ㅡ Aga dan Raya tidak salah hanya ingin saling menjaga justru berujung kesalahfahaman karena yang salah adala...