"Untuk semua murid SMA Demantara di mohon ke aula sekarang!" Suara speaker di menggema di seluruh ruangan di SMA Demantara.
"Ren, apa ya. Kok tiba-tiba di suruh ke aula?" tanya Raya dengan wajah sedikit pucat setelah baru beberapa hari keluar dari rumah sakit.
Rain menggeleng. "Gak tahu deh, Ray. Elo jangan mikirin itu karena elo, 'kan baru pulih."
Raya mengelus surai panjang milik sahabatnya. "Iya sahabat gue tersayang, jangan ninggalin gue lagi ya."
Perkataan dari Raya membuat Rain mengendurkan pipinya ke bawah. Dia merasa sedih mengigat kejadian di mana Raya tertabrak karena pertengaran antara dia, Aga dan Bintang.
Kejadian itu menguak jati diri Raya yang mengidap penyakit psikologi sehingga suka berhalusinasi dan perlahan ingatan sahabatnya menghilang.
Rain menelungkupkan kedua tangannya dengan tatapan sendu. "Maaf karena waktu itu gue marah-marah sama elo. Sampai akhirnya menjadi penyebab elo masuk rumah sakit."
Raya menurunkan kedua tangan milik Rain dan memegangnya. Gadis itu tersenyum simpul dengan kepala masih di balut perban akibat kecelakaan waktu itu yang hampir saja merenggut nyawanya.
"Gak papa, Ren. Itu semua bukan salah elo ataupun yang lain. Semuanya emang udah takdir. Justru gue bahagia setelah kejadian itu elo dan Bintang udah gak lagi salahfaham dan menerima hubungan gue dan Aga."
Rain memajukan badannya mendekati sahabatnya. "Gue sayang elo. Maaf karena obsesi gue untuk mendapatkan Aga justru hampir merusak persahabatan kita."
"Gue juga sayang banget sama elo."
Rain melepaskan pelukannya, mereka berdua berjalan beriringan menuju aula sekolah.
"Ren, Aga kok hari izin ya? biasa dia gak pernah absen," tanya Raya.
"Elo kangen ya sama Aga, baru sehari gak ketemu udah nyariin aja?" Goda Rain.
Seketika wajah Raya memerah seperti kepiting rebus. "Ahh enggak kok, cuman nanya aja," elak Raya.
"Gak usah sungkan Ray, gue tahu elo ada rasa sama Aga," tebak Rain.
Raya menggeletiki Rain. "Engga ya, Ren. Udah ahh jangan bahas dia lagi."
"Iya-iya Ray, sory gue bercanda."
Raya mengehentikan kegiatannya mengusi Rain.
"Gitu dong."
Seluruh murid SMA Demantara tengah berkumpul di satu tempat menunggu hal penting apa yang akan diutarakan oleh pemilik sekolah ini.
"Assalamu'alaikum anak-anak. Saya Dean Harymurti selaku pemilik SMA Demantara ingin memperkenalkan anak saya yang sudah di sini selama sebulan."
Dean memencingkan matanya memberi kode untuk Aga agar segera menghampiri ayahnya.
Saat Aga sudah berada di sebelah ayahnya. Semua mata tertuju kepadanya.
"Kok ci cupu di sini? Gak mungkin dia anak Pak Dean?"
"Gak mungkin anak pemilik sekolah itu Aga."
"Kalau Aga anak pemilik sekolah berarti kita selama ini gak seharusnya membulynya."
"Masa iya? Benar Aga? Gue gak percaya."
Lontaran komentar beberapa siswa-siswi mengisi aula yang mulanya senyap menjadi heboh.
"Ini adalah anak saya namanya Agasa Harymurti selama ini menyamar sebagai Reagan Diamon untuk menyelesaikan misinya mencari seseorang yang bisa menerima anak saya apa adanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Agaraya [END]
Teen Fiction"𝙺𝚒𝚝𝚊 𝚊𝚍𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚜𝚎𝚙𝚊𝚜𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚗𝚜𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚞𝚔𝚒𝚛 𝚕𝚞𝚔𝚊 𝚍𝚒 𝚊𝚝𝚊𝚜 𝚍𝚞𝚔𝚊." ㅡ𝙰𝚐𝚊𝚜𝚊 𝙷𝚊𝚛𝚢𝚖𝚞𝚛𝚝𝚒ㅡ Aga dan Raya tidak salah hanya ingin saling menjaga justru berujung kesalahfahaman karena yang salah adala...