0.03

6.2K 515 11
                                    

Happy Reading

...


"Huamm, jam berapa nih?" Meraba-raba hp yg ada nakas meja samping.

"Masih jam 2 pagi, tidur lagi aja deh nanti jam 4 an bangun subuh an" Lirihnya dengan mata yg masih terpejam.

Beberapa jam kemudian,

"Ra bangun sholat subuh dulu sayang" Mempukpuk pelan lengan putri bungsunya agar bangun. Yaa kalau dirumah Maura dipanggil Rara.

"Sebentar bund, Rara masih ngantuk 5 menit lagi"

"Udah ditunggu abang sama ayah di bawah, ayok bangun jangan nanti2" Menarik tangan Maura pelan.

"Iyaa2 bunda ku sayang ini Rara wudhu dulu" Beranjak menuju ke kamar mandi dengan mata yg masih mengantuk.

Setelah melaksanakan sholat subuh berjamaah, abang dan ayahnya melanjutkan aktivitas untuk berolahraga, bundanya berkutik di dapur untuk memasak sarapan pagi. Sedangkan Maura melanjutkan kembali ke pulau kapuknya.

Drt Drt Drt...

-----------------------------------------------------------------------

"Kamu dateng ke RS sekarang, anak saya cari kamu terus dan dia gk mau makan kalau kamu gk dateng!"

"Anak? Anak siapa pak saya belum punya anak"

"Anda salah sambung" Jawabnya asal karena belum sadar sepenuhnya dari tidurnya.

"Lala nyari kamu Maura, saya gk mau tau dateng sekarang ke RS!!" Meninggikan volume suaranya, karena gadis yg diajak bicara kedengaranmya baru bangun tidur kemudian langsung mematikan sambungannya.

-----------------------------------------------------------------------

Tut tut tut....


"Ishh, maksa bgt sih papanya Lala gk tau masih ngantuk apa. Kalau bukan karna anaknya tak hish" Sebal Maura beranjak dari tidurnya dan bergegas mandi untuk menemui Lala yg merindukan mamanya yg cantik jelita ini.

"Yah, Bund aku mau berangkat dulu yaa mau mampir ke RS dulu" Ujar Maura saat menuruni tangga.

"Lohh kenapa ke RS dek, emang kamu sakit?" Sahut Martin abangnya Maura.

"Gk bang, ada urusan sebentar"

"Yaudah makan dulu, mau roti apa nasi?"

"Roti aja Bund pake selai anggur"

Bunda tari langsung mengambilkan makanan yg di mau oleh Maura, "Ini dimakan dulu"

Di dalam ruangan rumah sakit terdengar tangisan bocah berumur 3 tahun yg mencari mamanya tapi tidak datang2 menemuinya.

"Cup cup nona Lala nanti mamanya kesini kok" Sambil menimang-nimang anak majikannya yg dari tadi tidak mau berhenti menangis dan memberontak dalam gendongan mbk nana (babysitter Lala).

"Mau mama hiks.. hiks.. mama..."

"Iyaa habis ini datang mamanya, sekarang sarapan dulu yaa"

"Ndak au matan alau ndak ada mama hiks.. hiks.."

"Lohh loh kenapa cucu Oma nangis gini sayang" Tanya Oma Ocha saat kembali dari kantin bersama suami dan anaknya Gavin masuk2 ternyata cucunya sudah nangis kejer.

"Mau mama Oma hiks.. hiks.. tatanya mama dateng pas atu angun tapi tenapa sekalang ndak ada mama hiks...hiks.. " Tanyanya sesenggukan.

Gavin mengambil alih gendongan sang anak dari pengasuhnya dan memberikan pengertian kalau mamanya sedang ada diperjalanan "Mama masih perjalanan kesini sayang, jadi Lala makan sarapannya dulu yaa papa suapin"

Lala hanya menggelengkan kepalanya tidak mau makan sarapan kalau tidak ada sang mama.

"Lala! Kalau papa suruh makan itu makan jangan bandel!" Gavin tersulut emosi tanpa sadar meninggikan suaranya karena sang anak tidak mau mendengarkan apa yg dia suruh.

Lala yg mendengarkan bentakan sang papa hanya menangis sesenggukan di ceruk leher Gavin.

"Kamu itu apa-apaan sih Gavin, dia masih kecil sakit kayak gini tuh pasti rewel seharusnya kamu bujuk baik-baik bukan malah dibentak-bentak kayak gini"

Oma Ocha pun mengambil sang cucu dan menimangnya agar berhenti menangis gara-gara bentakan sang papa "Ya ampun sayang badan kamu jadi anget gini gara-gara nangis terus, udah yaa cup cup cup"

"Hiks.. hiks...mama.."

Tok tok tok...

Ceklek

"Siapa tuh sayang yg ngetuk pintu" Mengalihkan perhatian Lala biar berhenti menangis.

"Assalamu'alaikum, permisi"

"Wa'alaikumsalam" Balas semua orang yg ada di ruangan.

"MAMA..." Panggil Lala antusias dengan sesenggukan langsung merentangkan kedua tangannya minta digendong oleh Maura yg baru datang.

Maura melihat hal tersebut langsung menerima Lala untuk di gendong "Mama dali mana? Lala angen ama mama hiks.."

Dan sang anak langsung menaruh kepalanya ke ceruk leher Maura erat. Seakan tidak mau lepas dari pelukan sang mama karena takut Maura pergi lagi kalau tidak dipeluk.

"Diem yaa sayang kan udah ada mama disini cup cup cup" Ucap Maura lembut dengan menganyunkan badannya agar Lala lebih tenang di gendongannya.

Empat orang yg ada diruang rawat Lala menatap haru interaksi antara Maura dan sang bocah manis tersebut seperti ibu dan anak walaupun mereka tidak ada hubungan darah tapi, Lala begitu sayang dan nyaman berada di pelukan mama barunya.

"Hiks..hiks Lala udah ndak nanis api ail matanya tulun telus"

Mendengar lontaran tersebut mereka orang dewasa hanya tersenyum tipis mendengar celetukan bocah tersebut.

"Sekarang Lala makan dulu yaa, nanti kalau sudah sembuh bisa main lagi sama mama, tante Cindy dan tante Dara. Lala mau sembuhkan?"

"Au.." Ujarnya pelan dengan menatap mata Maura sayang.

"Senurut itu Lala sama nih cewek, padahal gue ini papanya woyy" Batin Gavin melihat Lala yg lebih nurut sama Maura dibandingkan dengan dirinya.

"Sini mama suapin Aaaa"

"Sekarang Lala minum obatnya yaa, pesawat terbang manis siap meluncur.."

"Nyamm, anis ma silupnya"

"Iyaa dong kayak anak mama ini yg manis" Menggelitiki perut Lala yg gemoy.

"Hahahah udah ma geli pelut Lala haha"






Jum'at, 4 Febuari 2022

Mama MauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang