ˏˋ33°•*⁀➷

9 0 0
                                    

"Aku memaafkanmu, bertahanlah." ~Zara.

-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-

Kondisi Reza kembali memburuk. Keadaan yang sebelumnya Zara fikir Reza akan baik-baik saja, kini dugaannya salah.
Reza kembali merasakan sakit pada kepalanya akibat benturan yang lumayan keras. Zara hanya dapat berdo'a didepan ruangan dimana Reza dirawat.

Sampingnya, terdapat Farthur yang selalu berdiri tak jauh darinya.
Mata Zara mencari keberadaan Tata, namun nihil, ia tak menemukannya.
Ia malah menangkap postur tubuh yang tak asing baginya, dan tepat sasaran. Ia Grace, Zara segera memeluk Grace dengan erat. Syukurlah, ia berada disekitar orang-orang yang menyayanginya juga peduli padanya.

"Grace.... Abang," lirihnya. Air mata tak kunjung reda dari netra bulatnya.

"Tenang, abang lo bakal baik-baik aja. Percaya sama gue, ada gue Za, lo jangan khawatir."

Zara mengangguk didalam dekapan Grace.
Farthur mengusap rambut Zara, lembut. Seakan tau kegelisahan juga kekhawatiran yang membuatnya takut terjadi suatu hal yang tidak ia inginkan.

Zara hanya diam, namun tidak dengan hatinya yang selalu merapalkan do'a untuk kebaikan sang kakak.
Ia menatap lantai, bingung harus berbuat apa.

"Duduk, sayang." Farthur menuntun Zara agar duduk dikursi yang tak jauh dari sana.

Usapan lembut pada tangan mungilnya membuat Zara mengalihkan pandangannya menatap sang pelaku.

"Ada aku. Jangan takut, Reza pasti sembuh." Zara berhambur kedalam dekapan Farthur.
Ia dapat merasakan detak jantung Farthur yang tak jauh berbeda dengannya.

"Takut..." cicitnya.

Farthur menangkup wajah Zara, "Percayakan sama Tuhan?" Zara menganggukkan kepalanya. Menandakan bahwa ia memang percaya dengan apapun kehendak juga takdir yang Ia berikan untuk hambanya.

"Serahin semuanya sama yang diatas. Semuanya udah diatur, Za. Optimis!"

"Arthur jangan kemana-mana ya?" Farthur menjawabnya dengan senyum terbaiknya. Ia juga menganggukkan kepalanya.
Apapun untuk gadisnya.

Selang dua jam mereka kembali bernafas lega ketika dokter menyatakan bahwa Reza berhasil melewati semuanya.
Sedangkan Freya dan Grace sudah pulang terlebih dahulu, tak lama sebelum dokter tersebut keluar dari ruangan yang terdapat Reza disana.

"Semangat pasien begitu besar, sehingga dia dapat melewati semuanya dengan baik. Bahkan saya sempat terkejut tadi dengan respond beliau. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi. Sekarang, hanya butuh waktu untuk pemulihan." dokter tersebut tersenyum simpul, lalu berpamitan untuk menangani pasien yang lain.

Zara kembali menghampiri Reza yang masih memejamkan matanya, efek bius yang dokter berikan.
Ia mengusap tangan kekarnya yang terbebas dari infus.
Mencium kedua pipi sang kakak, dan beralih memeluknya erat.

"Jangan gini lagi, bang. Zara takut, Zara khawatir sama abang. Zara sama abang terus kok. Jangan cari Zara lagi, Zara nggak akan kemana-mana bang. Zara sayang sama abang. Maafin Zara ya, kalau aja Zara nggak pergi waktu itu. Abang nggak akan kaya gini," ucap Zara.

Farthur yang mendengar penuturan Zara, mengerutkan keningnya bingung. "Emangnya, Zara pergi kemana tadi?" tanya Farthur lembut dan hati-hati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZARA (Queen Star's♛)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang