Chapter 8 : Sebuah Tantangan

58 14 2
                                    

"Krysanthe! Aku ingin bertanya sesuatu padamu," sapa Lilac menghampiri Krysanthe yang sedang sibuk bersantai di sebuah rumah pohon. Dia pun menoleh, menyambut kedatangan Lilac dengan senyuman.

"Tentu. Tanya apa?" balas Krysanthe bertanya.

"Apa kau tau lokasi hutan Graphif?" tanya Lilac. Dia begitu penasaran saat Gala mengatakannya. Sebuah kesalahan besar serigala itu memberitahu Lilac informasi itu. Bocah yang selalu penasaran itu pasti jadi ingin tahu mengenai hutan Graphif dan kucing misterius itu.

Krysanthe memiringkan kepala. "Kurasa aku tahu. Jarak dari hutan belakang istana sekitar satu kilometer ke utara," ucapnya.

Sontak Lilac menunjukan wajah datarnya. "Aah, Gala juga bilang begitu tadi. Aku perlu letak pastinya," rengek Lilac sedikit frustasi.

Krysanthe pun menggaruk kepalanya sambil terkekeh kikuk. "Oh, kau sudah tahu yang itu ya?" Dia tertawa kemudian mengangguk paham. Lalu dibalas anggukan pasti oleh Lilac.

"Aah, kau beruntung. Hutan itu letaknya tepat dua kilometer ke arah selatan tempat ini. Cukup dekat 'kan? Perjalanan ke sana juga tidak terlalu menantang jika dibandingkan dari sini ke istana," jelas Krysanthe.

Mata Lilac berbinar. Dalam hati bersorak dan berteriak penuh kemenangan. Jika Gala tidak mau memberitahu, maka dia punya cara lain untuk mengetahui lokasi hutan Graphif. Dalam otaknya, sudah tersusun rencana untuk pergi ke sana. Mungkin akan lebih seru jika mengajak Thunder ikut serta.

"Baiklah. Terima kasih informasinya, Krysanthe," ucap Lilac dengan wajah berseri-seri.

Krysanthe mengangguk. "Ah iya. Aku lupa memberitahumu. Kami sudah membuat tempat tidur gantung untukmu dan yang lainnya," jelasnya kemudian menggaruk tengkuknya. "Karena semuanya telah kembali normal, jadi kami bisa menyelesaikan ranjang gantung itu dengan cepat."

Mata Lilac berbinar kagum. "Wah, terima kasih banyak. Aku tidak tahu kalian bekerja keras demi kami." Lilac menggaruk tengkuknya sungkan. "Aku rasa ini terlalu merepotkan," lanjutnya sebab merasa tidak enak.

Krysanthe menggelengkan kepala. "Tidak merepotkan." Dia merentangkan tangannya, seolah meraup keadaan di sekitarnya menggunakan kedua lengannya. "Lihat semua ini, tempat tinggalku sekarang sudah kembali normal. Kalian mempertaruhkan nyawa demi kami. Seharusnya kami yang merasa direpotkan," ujarnya.

Sepintas Lilac merasa terharu. Dia pun menarik seutas senyum, menampakkan mata bulan sabitnya. "Kalian tidak perlu merasa begitu. Sudah kubilang, aku melakukannya karena aku memang ingin membantu," kata Lilac merendah.

Krysanthe pun balas tersenyum. Namun, tetiba sebuah pertanyaan melintas di kepalanya. "Ngomong-ngomong, mengapa kau tiba-tiba menanyakan perihal hutan Graphif?" tanya Krysanthe.

Lilac terkesiap. "Eum... aku hanya—"

"Ku dengar di sana berbahaya," sahut Thunder tiba-tiba. Sontak membuat Lilac terlojak karena terkejut. Pasalnya kemunculan Thunder itu tanpa permisi. Dia seperti hantu.

"Yak! Kau membuatku kaget," seru Lilac kesal.

Thunder menatap Lilac dengan wajah datar yang mengerikan. "Oh ya? Maafkan aku," ucap Thunder terkesan tidak ikhlas.

Lilac menyipitkan mata sambil berekspresi heran. Thunder bersikap sedikit berbeda. "Kenapa kau jadi aneh?" tanya Lilac.

Dengan cepat, Thunder menolehkan wajah menatap Lilac. Yang membuat lelaki pendek itu seketika merasa seperti sedang dikuliti hidup-hidup.

"Bukannya aku selalu seperti ini?" tanya Thunder dengan alis terangkat.

Lilac memundurkan wajahnya. Kemudian mengangkat bahunya perlahan. "Ya mana kutahu. Kita baru bertemu beberapa hari yang lalu, bukan?" jawab Lilac.

Grandpa's Key [Rewrite]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang