Rumah-rumah hancur dan rubuh. Asap di mana-mana. Puing-puing berserakan. Hewan ternak tergeletak sekarat pun banyak yang mati. Jejak kaki besar hewan buas tercetak jelas di tanah. Bekas cakaran di beberapa tanaman juga di tubuh hewan memperjelas semuanya.
Sudah jelas ini adalah serangan dari sekelompok serigala merah. Mereka datang ke desa untuk memangsa bayi dan anak-anak serta menghancurkan desa hingga tak tersisa.Warga yang berusaha melawan serigala hanya akan berakhir dengan tewas secara mengenaskan. Para orang dewasa yang kehilangan bayi dan anak-anak mereka sudah pergi untuk berlindung. Mereka yang selamat harus mencari tempat yang aman.
Seorang lelaki dengan tubuh kekar bersama seekor serigala putih sedang berkeliling memeriksa desa yang telah hancur itu. Mereka datang setelah Roan-si serigala putih-mendengar sinyal dari aungan serigala merah.Namun, sayangnya mereka datang terlambat, seluruh desa sudah tak terselamatkan. Akan tetapi, mereka tetap berkeliling hanya untuk memeriksa. Saat mereka mendatangi salah satu rumah yang nyaris hancur, terdengar suara tangis dari bayi manusia.
Pandangan lelaki itu terus menelisik mencari sumber suara. "Dari mana asal suara tangis bayi itu," pikirnya. Roan terus mengendus sekeliling rumah mencari keberadaan bayi itu.
Lelaki tersebut mendekat ke satu ruangan dan suara bayi itu terdengar makin keras. Ia melihat di sudut ruangan terdapat sebuah kotak yang ditumpuk banyak kain. Kemudian,laki-laki itu mendekat dan membuka tumpukan tersebut. Di bawah lapisan kain paling akhir, ia menemukan sebuah kotak yang diperkirakan bisa memuat tubuh bayi. Kemudian, ia membukanya dengan perlahan. Akan tetapi, suara bayi tadi sudah tidak terdengar lagi.
Roan bergerak gelisah saat lelaki itu sedang membuka kotak tersebut. Ketika kotak berhasil terbuka,laki-laki itu terkejut melihat ada seorang bayi di sana. Bayi tersebut terlihat tertidur—atau mungkin pingsan. Dengan segera ia mengeluarkan bayi itu dari dalam kotak kemudian memeriksanya. Bayi tersebut tidak bernapas, tetapi tubuhnya masih hangat dan detak jantungnya masih ada walau sangat lemah.
Lelaki itu dengan sigap melakukan pertolongan pertama sesuai nalurinya. Ia memberi napas buatan dan menekan dada bayi tersebut tidak terlalu kencang. Kemudian, ia posisikan duduk, lalu baring dan memberi napas buatan. Hal itu terus ia lakukan berulang hingga bayi itu tiba-tiba terbatuk dan kembali menangis lebih kencang.
"Huff! Syukurlah," ucapnya lega setelah melihat bayi itu bereaksi.
"Tenanglah, kau sudah aman sekarang. Aku akan menjagamu," ucapnya menenangkan bayi itu, lalu dikecup keningnya lembut.
Ia menyanyikan lullaby yang biasa dinyanyikan oleh ibunya dulu padanya. Bayi itu tertidur dalam gendongannya dan ia membawa bayi tersebut pergi dari desa bersama dengan kotak tempat bayi tadi. Di dalamnya ada beberapa barang yang sepertinya milik bayi tersebut.
Mereka berjalan masuk ke dalam hutan. Menyusuri jalan yang dipenuhi semak dan tanaman liar. Hari sudah makin gelap, mereka harus bergegas. Lelaki itu makin mempercepat langkahnya.
Sekitar dua jam kemudian akhirnya mereka sampai di rumah lelaki itu. Rumah yang terpencil di tengah hutan. Namun, tempat ini sangat aman dari gangguan hewan buas termasuk dari serigala merah.
"Sekarang kita punya penghuni baru di sini, Roan,"
Roan lantas mengaung kencang sekali. Seperti sedang bersorak sekaligus memberi sinyal pada kawanannya. Serigala-serigala yang mendengar itu langsung berlarian menghampiri rumah mereka.
Serigala-serigala itu adalah kawanan dari Roan. Mereka semua jinak dan patuh pada Abbas, lelaki yang memimpin mereka. Abbas memiliki kisah yang memilukan saat para serigala itu menemukannya tergeletak di bawah jurang.
Roan, yang memimpin kawanannya lantas memberi titah dengan bahasa serigala untuk membawa Abbas ke tempat yang aman. Kemudian, mereka menolong dan merawat Abbas.
Sebelum kejadian itu, Abbas sedang berburu di hutan. Saat ia melihat rusa di tengah hutan, ia mulai mengendap untuk memanahnya. Namun, ia dikejutkan dengan kehadiran seekor serigala yang tubuhnya sangat besar. Warna bulunya merah pekat dan mata yang juga berwarna merah tajam.
Serigala itu menyadari kehadiran Abbas di sana. Laki-laki tersebut langsung bergerak mundur dan berupaya melarikan diri. Sekonyong-konyong ia berlari terus masuk ke dalam hutan. Ia tak menyadari apa yang ada di depan karena berlari tanpa arah. Kemudian, ia melihat cahaya yang terang sekali dan saat itulah ia sadar apa yang ada di depan sana. Namun, kakinya sudah berlari terlalu kencang hingga ia tidak bisa mengendalikan tubuhnya. Ia pun terjun ke dalam jurang dan terjatuh di bawah sana. Ia melihat samar-samar di atas jurang serigala merah itu mendengus, lalu pergi begitu saja. Setelahnya ia tidak mengingat apapun karena pandangannya makin gelap dan berakhir ia tak sadarkan diri.
HEY WELCOME GUYS ^^
FIRTS TIME MAMPIR KE SINI?
JANGAN LUPA FOLLOW DULU YA
VOTE+COMMENT BUAT SUPPORT CERITA INI YA
SEE YOU ON THE NEXT CHAPTER :)
KAMU SEDANG MEMBACA
RED WOLF
FantasyVehn Lucerne tak pernah menyangka bahwa gadis dengan mata biru seindah lautan yang ia lihat di hutan akan menjadi partnernya dalam melawan serigala merah. Sedangkan Asabeleia justru salah mengira bahwa laki-laki asing yang ia temui di hutan itu adal...