"Berhenti Bang!" teriak Byanca saat ia sudah sampai didepan halte didepan sekolahnya
Byanca segera turun dari bus itu, dan ia sangat kecewa karna melihat pintu gerbang sudah ditutup rapat sang satpam yang sangat taat sekali dengan aturan sekolah.
"Yah telat lagi," keluhnya.
Namun, tiba-tiba matanya berbinar saat tak sengaja melihat kedua sahabatnya yang tengah berjalan kearahnya.
"Ben, Dhik!" panggilnya sembari melambaikan kedua tangannya diatas.
Dhika menatap garang gadis berambut pendek itu,"kenap bisa telat?" tanya Dhika saat sudah berada didekat gadis itu walaupun terhalang pagar besi.
"Gue telat bangun," jawabannya dengan lirih.
"Lo pasti semalem begadang kan," tebak Ben yang hanya dibalas cengiran oleh Byanca.
"Jangan di biasain By, gak baik buat kesehatan lo," ujar Ben.
Byanca hanya mengangguk saja, walaupun ia sering kali tidak mendengarkan ucapan kedua temannya itu.
"Lo belum sarapan yah?" tanya Dhika.
"Belum," jawab Byanca.
"Mending lo ke warung Bi Lastri aja, lo makan disana. Nanti gue bikinin surat izin buat lo biar gak alpa." jelas Dhika.
Byanca hanya menurut saja, dan ia segera melangkahkan kakinya menuju tempat bi Lastri, tempat biasa ketiganya menghabiskan waktu istirahat.
************
Saat sedang asik sarapan, tak sengaja netra Byanca menangkap seseorang yang familiar. Orang itu tengah mendorong sepeda motornya.
Dan tak lama kemudian tiba-tiba hujan turun, dan itu membuat orang-orang yang tengah berlalu-lalang mencari tempat untuk berteduh.
"Woy!" panggil Byanca pada orang yang tengah melihat-lihat sekitar mencari tempat untuk berteduh.
"Lo manggil gue?" tanya orang itu dengan sedikit berteriak.
"Iya," jawab Byanca.
Orang itu segera menghampiri Byanca yang tengah memakan nasi kuning dan telur dadar.
"Lo telat yah?" tanya orang itu.
"Lo sendiri?" tanya balik Byanca.
"Mangkanya jangan suka begadang,"
"Ko lo tau gue semalem begadang?" tanya Byanca.
Orang itu nampak sedikit gugup saat mendapat pertanyaan seperti itu dari Byanca.
"G-gue yah cuma nebak aja," ucapnya.
"Owh,"
"Aw," pekik Byanca memegangi kepalanya, tiba-tiba saja bayangan seseorang yang Byanca tak pernah ingat itu siapa kembali menyerang pikirannya.
"Lo kenapa?" tanya lelaki itu sedikit khawatir.
"Kepala gue sakit," adunya.
"Mau minum obat?" tanya lelaki yang tak lain adalah siswa baru yang bernama Abizar Galen Pratama.
"Gue gak bawa obat," jawab Byanca.
"Yah minum obat yang lain aja," tawar Abizar.
"Gue gak bisa sembarangan minum obat Bi,"
Abizar heran,"Emangnya kenapa?" tanya Abizar penasaran.
"Obat gue khusus dari dokter, karna sakit kepala yang gue rasain itu bukan sakit kepala biasa. Paling kalo gue lagi berusaha keras buat inget sesuatu tapi gue gak inget itu udah pasti kepala gue sakit," jelas Byanca.
"Lo amnesia?" tanya Abizar dengan ragu
Byanca hanya mengangguk.
"Serius?" Abizar nampak tak percaya jika gadis yang berada didepannya menderita Amnesia.
"Iya serius, ngapain gue boong anjir," cicit Byanca sebal.
"Gue kira yang kaya begituan cuma ada di film film," seru Abizar sembari terkekeh kecil.
"Gue kecelakaan, tapi setiap gue tanya penyebab gue kecelakaan semua orang gak pernah ada yang berani kasih tau gue," Byanca bercerita pada Abizar yang tengah menyeruput secangkir teh hangat milik Byanca.
"Kapan lo kecelakaan?" tanya Abizar.
"Satu setengah tahun yang lalu," jawab Byanca.
"Lumayan lama juga yah,"
Byanca hanya tersenyum kecil saat mengingat selalu ada perasaan yang aneh di hatinya, ia selalu enggan berdekatan dengan lawan jenis selain dengan Ben dan Dhika. Gadis itu selalu merasa jika dirinya tidak bisa mencintai lelaki mana pun dan ingatannya selalu membuat ia penasaran, siapa laki-laki misterius yang selalu hadir dalam mimpi dan ingatannya.
~bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Byanca
Teen FictionGadis manis yang selalu berpakaian seperti pria, namun siapa sangka dibalik itu semua ternyata banyak sekali pria-pria diluar sana yang sangat mengagumi gadis yang belum selesai dengan masa lalu diantara banyaknya pria tidak ada satu pun yang mampu...