K-Girl

3.3K 70 49
                                    

# 

“Mbak Marie jadi ikut kita ke Mall?” tanya Siska mendekati meja kerja Marie. Marie yang masih terlihat sibuk mengetik di depan komputernya langsung mengangkat wajahnya melihat ke arah suara. “Eh...maaf .” Siska yang tiba-tiba mendapat pandangan dari Marie langsung menundukkan kepalanya. Bagaimana pun Marie adalah Kepala Bagian Perencanaan di perusaahaan tempatnya bekerja.

“Jadi kok Sis. Tunggu sebentar lagi ya, saya selesaikan pekerjaan ini dulu.” Marie langsung tersenyum menyadari wajah Siska berubah menjadi tegang. “Atau kalian bisa duluan nanti kita bertemu di Lounge.” Kata Marie sambil melirik ke arah jam tangannya. 

“Baik Mbak. Kita tunggu di lobi kantor aja biar bisa barengan.” kata Siska lega mendapati wajah tersenyum atasannya itu. “Kalau begitu saya permisi dulu, mbak.” Marie mengangguk kecil dan tersenyum halus. Begitu pintu ruangan tertutup dari luar, Marie kembali fokus menghadap komputernya.

“Bagaimana...mbak Marie jadi ikut?” Tanya Anna kepada Siska yang langsung duduk di sebelahnya di ruang lobi kantor. 

“Jadi. Tapi dia masih mau nyelesein kerjaannya sebentar.” Jawab Siska.

“Trus wajah mu  kenapa Sis, pucet amat keluar dari sono.” Tanya Rika yang juga sama-sama duduk di sana. Sebenernya mereka sudah janjian untuk mampir ke Mall sepulang jam kantor ini. Sebagai para jomblowati yang akan menghadapi malam minggu yang panjang, mereka memutuskan untuk menghabiskan malam ini lebih lama bersama. Tapi siapa sangka kalau  ternyata atasan mereka, Mbak Marie yang kebetulan melintas di depan mereka saat di lorong kantor mendengar rencana mereka dan mau ikut gabung.

“Duh...ngga tahu nih, masih aja gugup kalo berhadapan dengan dia.”

“Kalo kamu aja masih gugup, gimana cowok-cowok itu ya?” kata Rika terkikik.

“Si Robin cerita ke aku, selama meeting dia tuh ga berani mandang langsung wajah mbak Marie. Lucunya lagi si Hendry, waktu papasan ma mbak Marie di tangga bawah...dia hampir jatoh gara-gara disenyumin ma mbak Marie.” cerita Anna.

“Beneran?!” tanya Siska tidak percaya. “Ya ampun...aku tuh yang cewek dan seruangan ma dia aja masih suka curi-curi pandang lho. Owh...please don't laugh at me.” Siska menyenggol lengan Anna dan Rika yang sedang menertawainya. “Aku ga tahu..aku musti merasa iri ato beruntung bisa selalu bekerja bersama dia.” kata Siska tersenyum.

“Bener sih. Mbak Marie itu sempurna banget. Dia cantik, tubuhnya seperti model, modis, pinter, dan orangnya tuh bisa hangat sekaligus dingin secara bersamaan. Makanya dia itu disegenin...” timpal Anna yang diamini dengan Siska dan Rika.

“Dia itu punya aura misterius.” lanjut Rika yang juga disambut dengan anggukan kepala Siska dan Anna.

“Apa kalian sudah menunggu lama?” tanya Marie menganggetkan. Otomatis Siska, Anna dan Rika langsung mengangkat kepala mereka melihat sosok Marie sudah berdiri di hadapan mereka sambil tersenyum.

“Ngga mbak...” kata mereka bertiga kompak berdiri dari duduk.

“Ayo...berangkat.” kata Marie yang langsung dijawab dengan anggukkan kepala dari ketiganya. Siska, Anna dan Rika berjalan mengekor dibelakang Marie sambil melempar pandangan dan ajaibnya mereka seperti bisa berkomunikasi satu sama lainnya.

'Apa kalian pikir tadi mbak Marie sempet denger omongan kita tentang dia?'

'Gw kagak tahu...'

'Gw kaget setengah mati liat dia tiba-tiba dah nonggol dihadapan kita. Yang kita omongin tadi masih tentang hal baik-baik aja kan? Ga ada yang aneh-aneh kan?'.

K-GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang