9

4 4 3
                                    

Pagi pagi Dhika sudah berteriak-teriak memanggil kedua temannya yang sedang berjalan kekantin.

"Ben, By!" panggil nya terus-menerus sampai akhirnya Ben dan Byanca berhenti.

Hos..,

Hos..,

Dhika berhenti tepat didepan kedua temannya yang sedang memandang dirinya dengan penuh tanda tanya.

"Kenapa lari lari sih Dhik?" tanya Byanca.

"Ada yang gue mau bicariin sama Ben," jawab Dhika.

Tanpa basa-basi Dhika langsung menarik lengan Ben sedikit menjauh dari Byanca yang merasa aneh dengan kedua temannya.

"Gawat!" ucap Dhika dengan nada panik.

"Gawat kenapa?" tanya Ben binggung.

"Dia kembali lagi Ben," jawab Dhika dengan raut wajah terlihat sangat kesal.

"Lo kalo ngomong jangan sepenggal-sepenggal napa Dhik," Ben kesal dengan Dhika yang mengatakan hal yang tidak lengkap padanya.

"Fatih! Dibalik lagi ke Jakarta," jelas Dhika yang membuat Ben terkejut.

"Lo serius?" tanya Ben tak percaya.

"Gue serius. Pagi ini gue lait dia lagi nyuci motornya di depan teras," jawab Dhika.

"Lo berdua ngomongin apa sih? Sampe gue gak boleh denger?" tanya Byanca.

"Gak ngomongin apa-apa ko, yaudah yuk kita ke kantin." ajak Ben yang berusaha mengalihkan pembicaraan.

*********

Di ruang kelas IPS 2 hanya ada beberapa siswa yang sedang asik dengan aktivitasnya masing-masing, karna saat in bel masuk belum berbunyi.

"Tom!" panggil Abizar pada lelaki bertopi hitam yang sedang memainkan bola didepan kelas.

"Apa Bi?" tanya Tomi yang menghentikan kegiatannya.

"Lo liat Byanca gak?" tanya Abizar karna ia tidak melihat gadis itu sedari pertama ia masuk ke kelas.

"Paling trio itu di kantin Bi," jawab Tomi.

"Owh yaudah gue kesana dulu yah, thanks."

Abizar segera berjalan menyusuri koridor yang tampak ramai siswa-siswi yang sedang menongkrong disana.

"Rame banget nih sekolah," batinnya yang terdengar aneh namanya juga sekolah yah pasti rame Abizar.

**********

Kantin hari ini sangat ramai sekali. Tidak ada kursi kosong, semuanya penuh akibat bel masuk yang belum juga berbunyi.

"Sekolah ceritanya bebas nih," ujar Byanca.

"Gak tau, mungkin bel nya rusak kali," kata Ben.

"Mungkin,"

Ketiganya kembali memakan nasi goreng yang mereka pesan tadi.

"Eh gue lupa, ada yang mau gue omongin nih sama kalian berdua." seru Byanca membuat keduanya berhenti makan.

"Semalem gue abis dari cafe, terus disana ada cowok yang nyapa gue. Dia tanya gue 'Kamu gak kenal sama aku?' gitu, sampe sekarang gue masih penasaran sama tuh cowok," jelas Byanca.

"Lo serius gak kenal sama orang itu?" tanya Ben.

"Enggak deh, tapi gue agak familiar sih sama cowok itu,"

"Cuma gue lupa kenal dia dimana," sambung Byanca.

"Lo inget ciri-ciri nya gak?" tanya Dhika.

"Dia tinggi, rambutnya item pekat banget, dia pake hoodie ijo army, dia ganteng sih." kekeh Byanca sebelum kepalanya tiba-tiba merasa sakit lagi.

Byanca memegangi kepalanya yang terasa ingin pecah saat itu juga.

"Ben, Dhik, kepala gue sakit." lirihnya membuat kedua temannya binggung harus berbuat apa.

"Byanca kenapa?" tanya Abizar yang baru sampai di kantin.

"Kebetulan ada lo, bawa Byanca ke uks. Gue sama Dhika mau ngambil obat Byanca ke rumahnya,"

Abizar hanya mengangguk dan segera menggendong tubuh Byanca menuju uks.

Gadis itu tanpa sadar memeluk tubuh Abizar karna ia takut jatuh jika tidak memeluk tubuh lelaki itu.

"Bi, kepala gue sakit," rintihnya.

"Sabar yah ini sebentar lagi kita sampe di uks," Abizar mencoba menenangkan gadis yang berada digendongnya.

~bersambung

Dear ByancaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang