5

1.1K 119 34
                                    

"Ahh stophh kak.. Stopp.."

Tobio telungkup memeluk bantal dan selimut sedang pantatnya yang menungging tengah disodok brutal oleh Atsumu.

PLAK

Pipi pantat si raven mulai terlihat kemerahan karena terus-terusan di gampar. "Stophh.." Napas Tobio tersenggal-senggal. Kaki dan tubuhnya gemetar kelelahan.

Grep

Atsumu menjambak rambut Kageyama sampai kepalanya mendongak. "Gue ga mau denger lo bahas-bahas cowo di depan gue lagi, kecuali kalo lo mau disodok kasar kayak gini semaleman sampe lo ga bisa keluar lagi."

"Engga.. Hhh udahh.. Pleasee.. Gue ga kuat kak.." Wajah Tobio sudah kacau dengan air mata dan liur. Atsumu menggaulinya dari beberapa jam yang lalu dan itu sangat melelahkan baginya.

Satu hentakan dalam dan Atsumu kembali tumpah di dalam Tobio. Lelaki tan itu menarik diri, melihat cairannya sendiri meleleh banyak ke paha Kageyama sampai menggenang di kasur.

Si blueberry langsung tak sadarkan diri karena kelelahan. Atsumu menangkup pipi dan menyibakkan poninya. Pria itu menatap wajah si manis dengan ekspresi yang sulit diartikan sebelum membawanya ke kamar mandi.

.
.
.

"Bi, sarapan lo udah gue taro di meja samping laptop, gue berangkat dulu ya." Atsumu memakai jaket, menoleh pada Tobio sekilas yang masih terbungkus selimut.

Aneh, ini sudah jam 9 sedang Tobio biasa bangun jam 7. Kenapa belum bangun dan siap-siap pikirnya. Atsumu pun berjalan mendekat untuk menyibak selimut yang lebih muda. Matanya melebar melihat Tobio yang menggigil dengan bibir pucat pecah-pecah.

"Astaga Bi lo sakit." Atsumu menaikkan satu lutut keatas kasur sebagai penyangga, tangan kanannya menangkup kening Tobio dan terasa panas. Apa ini karena dia terlalu brutal semalam? Bisa jadi Tobio masuk angin karena terlalu lama telanjang dan mandi pakai air dingin malam-malam.

Atsumu berjalan ke almarinya, mencari sweater untuk ia kenakan pada si biru. Tobio melenguh pelan. "Pusing.. Dingin.." Tangan kecilnya meremat ujung selimut dan matanya terpejam gelisah.

"Tunggu bentar ya Bi, gue beliin obat dulu.." Jari Atsumu mengelus pelan pipi Tobio. Sebelum bangkit berdiri ia mengecup pelipis mata lelaki itu.

.

Tobio dikompres dengan kompresan penurun panas, kakinya Atsumu selimuti dan tangannya dipakaikan sarung tangan. Kini matanya sudah terbuka dan tengah memeluk Atsumu diatas ranjang. Pria tan itu pun menyuapinya pelan-pelan.

"Kak tsum ga kelas?" Suara Tobio terdengar pelan.

"Ya lo nya sakit gini mana bisa gue tinggal. Dah cepet dihabisin makanannya biar cepet minum obat."

Sesaat Tobio menunduk dan tersenyum tipis. Usai minum obat Tobio mau istirahat lagi. Atsumu memnungkus tubuh kecil itu dengan selimut sekalian memeluknya. Tobio mendesakkan wajahnya ke ceruk leher Atsumu, mencari kehangatan.

Si pirang hanya berkedip kosong menatap tembok sambil sesekali mengelus-elus punggung Tobio lembut. "Maaf ya Bi.. Kadang kalo marah gue suka lepas kendali.."

Tak ada jawaban hanya dengkuran halus dan tenang, Tobio tertidur.

'Tapi.. Apa alasan gue marah kemarin?'

.

Tobio membuka matanya, saat hari sudah malam ia merasa baikkan. Atsumu tak lagi memeluknya, pria itu tengah mengerjakan tugas di meja belajarnya, kelihatan serius sekali.

Si raven menunduk, menyadari ia memakai sweater Atsumu. Bibirnya terangkat samar. Bajunya, kasurnya, selimutnya, tubuhnya  rambutnya, semua beraroma Atsumu. Wangi maskulin pekat yang tidak membuat pusing namun justru menenangkan.

FWB! (AtsuKage) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang