10

6 4 1
                                    

Ben dan Dhika tak berhenti mendumel dan memaki-maki nama seseorang yang sepertinya tidak mereka sukai.

"Sumpah yah gue gak nyangka banget tuh bajingan dateng lagi kemari," cicit Dhika.

"Sama, gue yakin cowok yang ketemu sama Byanca di cafe itu Fatih," sahut Ben.

"Gue gak mau sesuatu yang gak kita inginkan terjadi sama Byanca. Gue masih muak liat muka dia Ben,"

"Yah gue juga sama, tapi apa yang bisa kita lakuin? Maksa dia buat balik lagi ke Bandung? Gak mungkin kan,"

"Ada satu cara," seru Dhika.

"Apaan?" tanya Ben.

Dhika membisikkan sesuatu pada Ben, dan nampaknya cara yang diberikan Dhika masuk diakal. Ben hanya manggut-manggut saja.

**********

Abizar dengan setia menemani gadis yang tengah berbaring diatas branker uks, gadis itu terlelap setelah meminum obat yang dibawakan Ben dan Dhika.

"Baru kali ini gue ngerasain yang namanya cinta," ujarnya dengan terus menatap wajah damai Byanca.

"Gadis bad yang berantakan mampu menarik perhatian gue," sambungnya.

"Mampu gak sih gue dapetin hati lo By?" tanyanya pada gadis yang masih terlelap itu.

***********

Matahari sudah tenggelam, namun seorang gadis tak beranjak dari tempatnya ia berdiri. Gadis itu tetap memandang lurus, ntah apa yang sedang ia lihat.

"Aca," tegur sang ibu yang sedari tadi melihat putrinya yang terus berdiri dipinggir balkon kamarnya.

"Eh mamah," Gadis itu tersadar dari lamunannya.

"Kamu lagi mikirin apa?" tanya Mysha.

"Enggak mikirin apa-apa ko mah," jawab Byanca dengan mengulas senyuman dibibir mungilnya.

"Kalo ada masalah jangan sungkan buat cerita sama mamah yah," tutur Mysha.

"Iya mah,"

"Yaudah, jangan lupa mandi," Mysha mengingatkan putrinya yang sering kelupaan mandi.

"Aca gak mau mamah kepikiran, maafin Aca yah mah," batinnya.

************

Ting!

Suara notif pesan masuk, membuat gadis yang baru terlelap itu harus terpaksa mengambil ponselnya yang sedang di charger.

+620838********
Hai Bunny !
Apa kabar?
Aku kangen kamu:)
Kamu tambah cantik sekarang,
Selamat tidur<3

Pesan singkat dari nomor yang tidak Byanca kenal, namun saat ia membacanya ia sangat merasa tidak asing dengan panggilan Bunny.

Byanca merasa penasaran, dengan cepat ia tekan tombol telpon dan panggilan terhubung, namun tidak ada jawaban.

"Gue harus bilang sama Ben nih,"

Byanca memutuskan untuk kembali tidur.

************

Hari ini hari minggu, gadis yang masih terlelap dibawah selimut tebal itu tidak terusik sedikit pun dengan sinar matahari yang sedikit masuk lewat celah gordeng.

"Aca!" panggil sang kakak yang berada didepan pintu kamar Byanca.

"Aca, Aca," Adriella terus saja memanggil-manggil adiknya.

Tok,

Tok,

Adriella sesekali mengetuk pintu kamar adiknya dan perlahan pintu itu terbuka dan menampakkan seorang gadis yang berdiri didepannya dengan penampilan yang berantakan.

"Yaampun jam segini masih tidur!" teriak Adriella.

"Apaan sih ka, ini kan hari weekend." jawab Byanca yang masih belum sadar sepenuhnya.

"Ck, ck, tuh dibawah ada yang nyariin kamu," Adriella memberitahu adiknya itu.

"Siapa?" tanya Byanca.

"Kalo gak salah namanya Abizar," jawab Adriella sontak membuat Byanca terkejut.

"Abizar!" pekik Byanca.

"I-iya kalo gak salah,"

Tanpa berpikir panjang gadis itu segera turun menemui Abizar yang tengah duduk di kursi teras.

"Abi?"

Abizar menoleh dan melihat pemandangan jarang orang lihat.

"Eh By,"

"Lo ngapain kesini?" tanya Byanca yang berdiri diambang pintu.

"Mau ajak lo jalan," jawab Abizar dengan ekspresi bahagia.

"Kenapa gak bilang dulu dari kemarin sih," seru Byanca kesal karna ia berniat menghabiskan waktu weekend nya dikamar.

"Maaf, yaudah gue balik aja deh,"

Abizar hendak melangkah pergi, namun Byanca merasa tak enak hati melihat ekspresi wajah Abizar yang terlihat kecewa.

"Tunggu disini, gue siap-siap dulu," titah Byanca yang membuat Abizar berbinar bahagia.

~bersambung

Dear ByancaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang