Sepuluh : Datang

714 109 2
                                    

[Trigger Warning ; Kekerasan]

-
-

Jaehyuk menatap jam tangannya berkali-kali. Entahlah dia gelisah sekarang. Memang toilet jauh dari gerbang sekolah. Membuat jaehyuk tak apa menunggu karena butuh waktu dari toilet ke gerbang. Lagian kalo dipikir-pikir kenapa jaehyuk tidak menemani asahi saja?

Deg!

"Asahi!"

Jaehyuk baru kepikiran. Seharusnya ia menemaninya pergi ke toilet karena beberapa kejadian asahi ketakutan setelah ia pergi ke toilet.

Jaehyuk berlari kencang menuju toilet. Mencarinya dengan nafas menggebu.

Hasilnya nihil. Tak ada asahi disana. Kemudian ia berlari menuju tempat2 sepi yang mungkin dijadikan markas oleh sang penindas.

Dibelakang sekolah, tidak ada.

Digudang sekolah, tidak ada.

Di toilet setiap lantai, juga tidak ada.

"Aishh kemana asahi?!" Mengacak rambutnya frustasi.

Ia segera menelfon jihoon terkait hal ini. Padahal juga jihoon sedang berdua bersama hyunsuk jalan sehabis pulang sekolah. Tapi jihoon izin sebentar pada hyunsuk untuk pergi sebentar karena jaehyuk sedang membutuhkannya.

Tapi tentu tak memberikan alasan yang jelas. Hyunsuk mengizinkannya tanpa ada rasa curiga.

Klek!

Prang!

Terdengar suara gemuruh di ruang olahraga di dekat jaehyuk berdiri setelah menlfon jihoon. Kakinya berjalan pelan menuju ruang olahraga dekat lapangan.




Other side_


Tangan asahi di ikat kebelakang dan tubuhnya dilemparkan ke matras olahraga. Ia berada di gudang olahraga. Asahi sudah meringis dan menangis. Entahlah kejadian ini seperti dejavu. Trauma yang hampir pulih itu kembali terluka.

Klek

Klek

Yedam membuka satu persatu kancing baju asahi yang sedang bergetar menunduk dan meringis. Sedangkan junghwan berjaga dipintu agar berjaga dan memberitahu yedam kalau ada hal yang mencurigakan.

"Kenapa sih sa? Susah banget buat ketemu kakakmu, junkyu hyung merindukan kakakmu dan ingin bertemu, bukankah teman lama saling sapa itu tidak apa-apa"

"Hiks"

"Jangan nangis sahi hyung.." yedam menarik dagu asahi agar menatap matanya yang sedang menangis karena ketakutan.

Entahlah yedam seperinya suka permainan ini. Melihatnya menangis gairahnya makin menggebu.

"Junkyu hyung bilang padaku.. tak segan-segan membunuhmu jika tidak bisa bertemu dengan kakakmu" bisik yedam membuat asahi bergidik dan makin terisak.

Asahi menahan tangisnya. Ia benar-benar kacau sekarang. Yedam menelusupkan perlahan tangannya masuk ke dalam baju asahi yang sudah setengah terbuka.

"Cantik, jangan menangis" yedam menyisir rambutnya pelan lalu menarik dagu asahi paksa dan mencium secara paksa.

"Ye.. yedam ah, ada orang datang" junghwan sedikit berteriak.

Yedam melepas ciuman itu, "yaish siapa yang mengangguku?!"

Yedam beranjak pergi meninggalkan asahi dan menuju tempat junghwan. Menutup pintu gudang rapat-rapat.

Just Pain? (Jaesahi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang