6

1K 118 32
                                    

Ngebut besti, cuman sampe part 10😋

.

"Kita Shinsuke namanya, dia jurusan kedokteran, pinter banget orangnya, manis, rajin, primadona kampus lah pokoknya."

Bukannya membuat keadaan semakin baik, ucapan Hinata justru membuat retak di hati Tobio makin parah. Jika orang yang disukai Atsumu sesempurna itu apa dayanya untuk bersaing?

"Bio.. Lo suka sama kak Miya? Suara yang waktu itu di kamar lo, itu suara kak Miya kan?"

Tobio hanya menghela napas. "Iya."

Hinata menepuk-nepuk pundak kawannya. "Dari pada lo sedih, kita jalan-jalan aja mau? Gue ajak bang Wakatoshi dehh"

"Lo tu Wakatoshi mulu.."

Si jingga mendecakkan bibir. "Ya gimana lagi, dia suka sama lo, terus minta tolong ke gue buat deketin kalian—eh!!!"  Hinata melotot Kageyama juga sama melototnya.

"Bi lo pura-pura ga denger yang gue omongin barusan ya!! Bisa gawat gue kalo bang Ushi tau gue ember!!"

Si raven mendengus. "Hm iya.."

"Jadi gimana? Mau jalan-jalan nanti? Bang Ushijima gak kalah kok dari kak Miya itu walau emang agak kaku sih"

Tobio mengangguk. Dari pada di asrama galau seorang diri lebih baik ia jalan-jalan untuk membebaskan pikirkannya. "Iya Ta.. Mau.."

.
.
.

"Hinata!! Kageyama!!" Goshiki melambaikan tangan, dia berdiri di samping Ushijima.

Entah kenapa melihat Ushijima selalu membuat Kageyama kikuk. Niatnya malam ini mereka mau nonton bioskop. Si raven dan si jingga pun mendekat kearah Goshiki.

"Lama ngga? Maaf ya kalo lama!" Hinata tersenyum lebar.

Goshiki menggeleng. "Engga kok. Film nya juga masih nanti, mau muter-muter dulu?"

Tobio hanya mengangguk dan nurut-nurut saja. Pertama mereka pergi kearea permainan. "Emang kita ga ketuaan main kayak gini?" Ujar Tobio.

"Ya ilah lo baru semester satu, barusan lulus SMA ya ga tua-tua amatlah!! Dah ayo! Bang Ushi juga ayo, Kageyama nya digandeng tu nanti ilang."

Wakatoshi dan Tobio saling tatap. Si biru merutuk dalam hati, kenapa mulut Hinata harus aneh-aneh. Juga, karena dua orang tadi hiper aktif mereka sudah menghilang entah kemana.

"Saya bikin kamu ngga nyaman ya?"

Tobio sadar dari lamunan singkat dan segera mendongak, duh dia jadi tidak enak membuat orang salah paham. "Engga kok kak.. Aku kalo sama orang baru emang kaku maaf.."

Ushijima mengerjapkan mata. "Kamu anak seni rupa kan? Mau liat pameran aja dari pada disini?"

Netra Tobio melebar dan sedikit berbintang. Ia mengangguk. Dari pada ditempat ramai begini, melihat patung dan lukisan lebih menarik baginya. "Mau.."

Yang lebih tinggi tersenyum. "Ayo?" Ia mengulurkan tangannya.

Sungkan menolak, Tobio pun mentautkan tangannya dengan Wakatoshi. Tak ia sangka tangan Wakatoshi terasa sangat lebar hingga menelan dirinya. Tobio pun mengangkat tangan mereka yang bergandengan. "Ihh tangan kakak besar banget.. Lucu.."

Ushijima tersenyum. "Lucu?"

Tobio mengangguk-angguk. "Iya lucu.." Sesaat matanya yang tersenyum memandang pada Wakatoshi lalu stan bando di belakang pria itu. Entah kebetulan atau takdir, disana menjual bando telinga hewan. Tobio menggigit bibir bawahnya.

Ushijima menoleh untuk melihat arah mata Tobio yang berbinar. Ia mengambil sepasang untuknya dan Tobio. "Suka?"

Uwaw uwaw ini ga main main ini! Tobio mengangguk-angguk dan terpekik kesenangan dalam hati. Jiwa furrynya menggereng di dalam.

Pipinya memerah melihat Wakatoshi yang memakai bando. Lucu, gemas, tampan, menjadi satu membuat Tobio gereget sendiri. Ushijima terkekeh pelan. "Kamu lucu banget Tobio.." Tangannya menepuk-nepuk pucuk kepala Tobio pelan.

"Eh.." Tobio yang sedang terlonjak di dalam perlahan tenang dan mengerjapkan mata pada Ushijima. Bibirnya terangkat lagi. "Hehe makasi.."

.
.
.

"Maaf adanya ice coffe—" Atsumu dengan nampan ditangan terdiam melihat Shinsuke tengah berusaha memakai knee socks.

"Eh Atsumu maaf aku pake kaos kaki kamu.. Dingin disini.." Pemuda itu tersenyum, jarinya ia lepas dari ujung kaos kaki hingga berbunyi 'ctak' keras.

Atsumu menelan ludah. "Itu bukan punya aku.." Suaranya pelan.

Kita mendongak. "Hm? Kamu bilang apa tsum?" Atsumu menggeleng ia meletakkan nampan dengan dua gelas ice coffe keatas meja. Setelahnya si kuning duduk di samping Kita.

"Kedinginan kak? Aku kecilin bentar.." Atsumu mencari remot, namun aksinya berhenti saat sebuah telapak tangan mendarat di pahanya. Pria itu menatap pada tangan Kita lalu beralih menatap matanya. "Atsumu udah punya pacar? Kalau belum.."

Atsumu menelan ludah. Mata Shinsuke berbinar sayu menggoda batin. Mata si kuning terus berpindah antara bibir Kita dan netranya. Yang lebih tua semakin mendekat, mengikis jarak diantara mereka. Tangannya yang lembut membelai rahang dan pipi Atsumu semakin menggodanya.

"Kalau belum apa kak?"

"Aku mau kok jadi pacar kamu."

Mata Atsumu melebar. Tak berselang lama ia merasakan bibirnya dikecup. Netranya melirik kebawah. Pemandangan Shinsuke yang memejamkan mata dengan celana pendek dan knee socks adalah kelemahan Atsumu. Perlahan tangannya menangkup pipi pria itu dan melumatnya.

Tangan Shinsuke mengangkat kaos Atsumu, seperti terburu-buru hendak melakukan itu. Atsumu terjang saja sekalian. Ia menciumi bibir Kita lalu turun ke lehernya.

Cklek

Atsumu dan Kita menghentikan kegiatan dan menengok kearah pintu. Disana terlihat Tobio yang berdiri mematung.

"Sorry." Tobio segera keluar dan menutup pintu dibelakangnya.

blam

Air matanya meleleh lagi. Kenapa sih, kenapa harus sakit, dari awal mereka juga sudah sepakat tidak akan terjerat rasa. Kenapa Tobio harus jatuh hati.

Ia segera berjalan keluar dan duduk di tangga asrama.

.

"Aku kira kamu tinggal sendiri tsum? Itu pacar kamu??" Kita bangkit berdiri.

Atsumu mengacak rambutnya. "Bukan, dia bukan pacar aku. Dia cuman temen sekamar doang ga lebih.." Ia memegang tangan Kita dan menahannya agar tidak pergi.

Hell, Atsumu naksir berat pada Kita sejak dia masih semester 1, apalagi sekarang bisa berpacaran dan berciuman, dia tidak ingin melepas lelaki didepannya begitu saja.

Tapi, ada rasa mengganjal di dasar hatinya. Rasa aneh seperti seseorang yang kepergok berselingkuh.

Ga. Gue sama Bio ga ada apa-apa. Kita ga ada status apa-apa. Ngapain gue ngerasa bersalah ke dia. Pacar gue Shinsuke bukan Tobio.

.

Setelah kepulangan Shinsuke barulah Tobio kembali ke kamar. "Tadi kan kaos kaki gue! Kenapa lo kasih ke dia?"

Atsumu mendecakkan bibir. "Kaos kaki itu juga gue yang beliin kan. Pacar gue minjem doang besok dibalikin juga, ribet amat sih lo!"

Pacar? Tobio menarik napas. Netranya melihat keatas berusaha menutupi genangan air di matanya. "Oh pacar. Berarti mulai sekarang kita udah ga FWB an lagi?"

Atsumu menatap kearah Tobio. Ia hanya diam tak menjawab dan langsung menutup diri dengan selimut.

FWB! (AtsuKage) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang