Bab 30

25 6 1
                                    


Sepulangnya Sekar dari apartment Tami, wanita itu langsung memesan tiket untjk kembali ke Indonesia. Ia bahkan tidak sempat memberi tahu kepada Rendra jika ia akan pulang. Tami baru menghubungi sepupunya itu ketika sudah kembali ke kosnya. Setelah pertemuannya dengan Sekar, Tami berubah menjadi pendiam. Ia terus saja memikirkan ucapan wanita itu dan keputusan yang saat ini ia jalani.

Hari-hari Tami masih ia jalani seperti biasanya, ia masih bekerja sepulang dari kampus. Tetapi ia menjadi lebih suka melamun dan lebih banyak diam. Seperti saat ini, Tami dan Lulu tengah istirahat makan siang. Lulu yang sudah beberapa hari tidak beetemu Tami tersenyum sumringah. Ia ingin menceritakan pada Tami, kalau ia sudah mengikuti saran yang Tami berikan tempo hari.

"Mba Tami, tau gak? Beberapa hari yang lalu, pas Mba Tami gak masuk kerja. Customer yang suka deketin aku dateng tau Mba." Lulu tampak bercerita dengan bersemangat disela makan siang mereka.

"Awalnya aku pura-pura gak liat. Eh, dia malah deketin aku terus kasih aku sesuatu gitu. Terua aku bilang aja kalau aku sudah punya pacar. Tapi dia gak percaya Mba. Aku panik dong yah, eh terus aku inget sama saran Mba. Aku langsung aja tarik Mas Romi buat pura-pura jadi pacar aku. Aku gandeng Mas Romi lah ke depan. Aku bilang Mas Romi pacar aku, tapi dia masih ngeyel Mba. Terus Mba tahu gak apa yang terjadi?" Tami hanya menggelengkan kepala tidak semangat untuk merespon perranyaan Lulu.

"Terus Mas Romi langsung ngomong tegas ke orang itu supaya jangan ganggu aku lagi. Ih...h sumpah Mba, pas lagi kayak gitu Mas Romi tuh laki banget. Pokoknya dia my hero deh, Mba hari itu." Lulu menceritakannya dengan mata berbinar seakan apa yang Romi lakukan benar-benar berjasa bagi kehiduoannha di bumi.

"Terus yah, Mba. Sampai sekarang tuh orang udah gak oernah muncul lagi. Untung dia oeecaya yah Man." Kekeh Lulu mengakhiri ceritanya. Tetapi ia mengernyitkan dahi ketika melihat Tami hanya menatapnya dengan tatapan bingung.

"Mba, kamu gak dengerin cerita aku yah?" tanyanya dengan wajah kecewa, membuat Tami seketika itu juga merasa bersalah.

"Eh? Gak gitu, Lu. Maaf, maaf aku lagi gak enak badan aja." Tami mencoba beralasan agar Lulu tidak semakin kecewa.

"Kamu kalau sakit jangan dipaksain masuk kerja, Mba. Aku gak apa-apa kok kalau harus long shift sendirian." Kali ini nada suara Lulu sedikit khawatir.

"Kamu mau pulang aja? Biar aku nanti izin ke Mas Tristan," ekpresi Lulu benar- benar khawatir ketika melihat Tami justru kembali tidak fokus.

Penasaran sama kelanjutan ceritanya, cuss ke aplikasi Fizzo, di sana lebih lengkap dengan ekstra part. Search aja "When We Meet"

When We Meet (Complete) Move To FizzoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang