Chapt 16 - Rayhan Jahat!

49 31 2
                                    

Sebuah gitar akustik yang dikalungkan di lehernya dimainkan dengan jari jemarinya, berpindah-pindah posisi sinar mengikuti kunci gitar yang sesuai dengan lagu yang sedang ia mainkan.

Bermain gitar juga termasuk kelebihan yang dimiliki oleh sosok Rayhan, mencapai banyak penghargaan.

Bisa dilihat sendiri oleh kedua mata, beragam bentuk jenis piala maupun lembar sertifikat penghargaan yang dipajang di dalam lemari kaca itu merupakan hasil dari kerja kerasnya selama menempuh pendidikan di SMA, selalu mengikuti perlombaan.

Terakhir kali Rayhan mengikuti ajang perlombaan, terutama lomba band, saat ia mengikuti perlombaan yang di selenggarakan oleh Universitas Indonesia bersama dengan anggota Virgo lainnya yaitu Dimas, Mike, Wisnu, dan Irene.

Dalam acara perlombaan tersebut, Band Virgo meraih juara pertama sekaligus mendapatkan nominasi band paling terfavorit pada ajang lomba seni tingkat Jakarta.

Dengan mengeluarkan suara dering iPhone yang khas telepon benda yang berbentuk persegi panjang yang tergeletak di atas nakas itu, layarnya menyala.

Sayangnya si pemilik iPhone 12 Max Pro tidak mendengar suara dering itu. Suara dari gitar listrik yang dimainkan oleh Rayhan mengalahkan suara apapun, termasuk dengan dering telepon yang berbunyi sampai sepuluh kali. Sampai-sampai di seberang sana alias si penelpon kesal dengan Rayhan yang tidak mau menjawab teleponnya.

Dengan mengenakan singlet berwarna hitam dan celana pendek futsal sebagai bawahannya Rayhan masih setia memainkan gitar kesayangannya di dalam kamarnya yang kedap suara.

Akhir satu lagu telah diselesaikan olehnya dengan sempurna. Walaupun awalnya Rayhan telah mencoba untuk berjuta-juta kali menghafalkan kunci chord pada setiap lirik. Pria itu tidak mudah menyerah.

Setelah berjam-jam lamanya bermain gitar Rayhan pun menyudahinya untuk beristirahat, melepas gitar yang dikalungkan di lehernya dan meletakkan benda tersebut di atas kasurnya. Mengambil ponselnya di atas nakas, kemudian Rayhan mendaratkan bokongnya di atas sofa, yang terdapat di dalam kamarnya. Tenaganya habis karena terlalu lama bermain gitar.

Anehnya suasana kamar yang dingin karena adanya Air Conditioner yang di setel dengan suhu dua puluh derajat celsius, malah membuat laki-laki di sana kegerahan.

Ia mengusap rambutnya ke belakang. Selain rambutnya yang basah karena keringat, dahinya yang sedikit lebar itu terpampang, dipenuhi dengan keringat yang bercucuran.

"Mike ngapain nelpon gua?"

Rayhan memijat keningnya saat melihat banyak panggilan telepon yang tidak terjawab pada aplikasi WhatsApp. Dia pun menelepon balik Mike menggunakan benda canggih yang dia pegang, siapa tau saja telepon dari Mike, benar-benar penting.

"Ngapain lu tadi telfon gua?" Rayhan bicara di telepon sesudah Mike di seberang sana mengangkat telepon darinya.

"Gua lagi ngadain party di rumah. Lo mau gabung nggak?" Seseorang tiba-tiba merebut ponsel dari tangan Mike, ponsel berpindah ahli. "Sini lah, Han, ke rumahnya Mike. Banyak makanan." Dari suaranya Rayhan sudah tentu kenal. Dia adalah Dimas, sahabatnya juga.

"Makanan doang? Cewek cantik ada nggak?"

Tanpa aba-aba Mike merebut ponselnya dari tangan Dimas. "Gaya mulu lo cari cewek," ujar Mike pada Rayhan. "Terus cewek yang duduk sebangku sama lo mau lo kemanain, Marpuah!"

Yuk! Balikan MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang