Map 3

41.3K 1.7K 15
                                    

note : bab ini sudah di revisi.


jangan lupa vomment nya kak !!

Happy Reading

.

.


di Party room ARO Hotel. Suasana sangat ramai.

Mereka sedang berkaraoke bergantian sembari menunggu CEO Rashaad Company datang.


Tidak lama kemudian Dio datang. menghampiri Asya dan mengajaknya pindah ke tempat yang sedikit menjauh dari kebisingan.

"ada apa Dio? apa ada masalah dengan persiapan proyek kita?" tanya Asya sedikit khawatir apabila ada masalah yang menyangkut proyek kerjasama ini, melihat dari raut wajah Dio yang gugup.

"o-oh nggak kok Sya. Semua terkendali.. nggak ada masalah sama sekali tentang persiapan proyek kita. Kamu tenang aja" jelas Dio.

"ngg.. yang mau aku omongin itu soal hal lain"

"sebenarnya aku udah mau bilang hal ini ke kamu lama Sya. Tapi baru sekarang aku punya keberanian dan kebetulan ada kesempatan yang pas buat ngomong" ucap Dio dengan sedikit gelisah.

"soal apa?" Asya mengerutkan dahinya bingung.


Dio mengambil sebuah kotak dari sakunya. kemudian membukanya di depan Asya. Sebuah kalung emas putih berliontin bintang mini yang manis ada di dalam kotak itu.

"ini untuk kamu Asya. Sejak lama aku suka sama kamu. Aku cinta sama kamu. Dan aku mau kita pacaran Sya" pengakuan Dio pada Asya.

Salah satu tangan Dio meraih tangan Asya dan menggenggamnya.

Deg.

Asya kaget tidak percaya kalau Dio akan menyatakan cintanya. Dio memang ganteng. Banyak yang bilang kalau Dio mirip personil boyband korea. Kulitnya putih bersih dan fashionable.

Dio sangat baik memang, tapi Asya hanya menganggapnya murni sebagai teman dan rekan kerja saja.


Asya perlahan melepaskan tangannya dari genggaman Dio.

"Dio.. jujur aku kaget banget kamu bilang ini. Kamu teman yang baik Dio.. Tapi maaf aku nggak bisa balas perasaan kamu. Aku sekarang hanya ingin fokus dengan pekerjaan." tolak Asya pelan. Asya tidak mau Dio sakit hati dengan ucapan Asya.

Menutup kembali kotak liontin di tangan Dio dan sedikit mendorong kearah Dio. Berniat menolak pemberian pria itu.

"maaf ya Dio.. aku harap setelah ini kita nggak jadi canggung, oke?!"

Asya meminta maaf pada Dio karena dia tidak mau pernyataan Dio membuat tidak nyaman saat mereka sedang bekerja bersama.


Dio kecewa, patah hati. Asya langsung menolaknya tanpa ada jeda untuk memikirkannya.

Bukan ini jawaban yang Dio harapkan. Dio menundukkan kepalanya dalam.


Dari kejauhan Bima memperhatikan Asya dan Dio. Bima tidak bisa mendengar percakapan mereka. Tapi melihat dari raut wajah Asya dan Dio, Bima yakin ada sesuatu yang terjadi antara dua orang itu.

Bima tetap diam memperhatikan. Sedangkan yang lain masih heboh berkaraoke.


Dio mengangkat wajahnya. Terlihat jelas Dio menahan tangis dan marah melihat matanya yang memerah.

Mengandung Anak Pangeran | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang