Part 30

2.5K 308 2
                                    

Setelah selesai membersihkan diri dan mengenakam pakaian santai, Chenle melangkahkan kakinya keluar dari kamar; menuju ruang tengah yang terdapat dapur yang tidak dibatasi oleh apapun.

Matanya meneliti setiap sudut pada apartemen lelaki jangkung dan setiap langkahnya ia hanya bisa mengela napas dengan bosan.

Bagaimana tidak? Interor dari tempat tinggal lelaki jakung itu benar-benar membosankan dan kosong. Tidak ada hiasan atau apapun, baik diruang tengah ataupun bagian dapur.

Bagian ruang tengah hanya diisi oleh satu sofa beserta mejanya, satu meja tv beserta tvnya yang berukuran sedang, dan rak sepatu yang terdapat di depan pintu keluar apartemen.

Sedangkan di dapur yang bercampur dengan tempat makan hanya ada satu meja dan dua kursi yang bisa diduduki, satu kulkas, dan satu tempat untuk memasak yang bercampur dengan tempat untuk mencuci piring, beserta rak-rak yang ada di atas dan bawahnya untuk menyimpan barang yang sepertinya tidak mungkin digunakan oleh lelaki itu.

Karena sumpah demi apapun! Kaca dari rak-rak itu transparan dan Chenle sendiri bisa melihat jika didalamnya tidak ada piring ataupun barang-barang lain.

Apakah memang begini kehidupan dari lelaki yang ia cintai? Memiliki barang untuk keperluan hidupnya saja tidak ada, apakah lelaki jakung itu benar-benar semiskin ini?

"Sudah selesai dengan melihat-lihatnya?" Jisung bertanya membuat Chenle kembali melangkahkan kakinya mendekati lelaki jangkung itu.

Ia berdehem sejenak, saat Jisung mempersilakannya untuk duduk. Melupakan rasa malu atas kejadian tadi, lalu memandangi wajah lelakinya lamat. "Apa tempat tinggalmu memang semenyedihkan ini?" tanya Chenle.

Ia melebarkan matanya saat salah mengucapkan katanya. "Tidak! Maksudku bukan seperti itu!" elaknya membuat Jisung mengernyitkan keningnya.

"Maksud dari perkataanku tadi, apakah rumahmu ini hanya diisi oleh barang-barang utama saja? Em.. Kau tahu, sejak di kamar sampai di sini, rumahmu benar-benar terlihat kosong tanpa adanya hiasa dari bunga atau apapun." Chenle berdehem, sambil memperhatikan temtat tinggal dari lelaki yang ia cintai itu.

"Padahal apartemenmu ini lumayan besar. Maaf jika kau tersinggung, tapi apakah kau tidak mampu sekedar mengsi rak itu?" lanjutnya membuat Jisung terkekeh sambil menyerahkan semangkuk nasi pada Chenle.

"Aku sama sekali tidak tersinggung dengan ucapanmu. Sebelun aku mendengar perkataan ini dari mulutmu, aku sempat mendengar kata yang serupa dari ibuku." ucap Jisung.

"Dia sering menyuruhku untuk membeli perlengkapan memasak, pelengkap makan, dan bahan makanan yang seharusnya di isi untuk mengisi kulkas. Tapi karena aku selalu sibuk dengan bekerja dan makan di luar jadi aku tidak memperdulikan kulkas dan rak piring tidak terisi."

"Lalu bagaimana dengan ini? Kau membuatnya dari apa jika kulkasmu saja tidak pernah diisi?" Chenle menunjuk makanan yang tersedia di atas meja.

"Pagi-pagi sekali, ibu mengirimkan ini untukku. Sebenarnya, di dalam kulkas tidak begitu kosong karena aku selalu mengisinya dengan beberapa botol air mineral. Tapi karena sekarang kau ada disini, sepertinya aku harus membeli semua itu." lanjutnya membuat Chenle menggelengkan kepala.

"Calon kekasihku benar-benar gila. Omong-omong kenapa ibumu membuatkan sup rumput laut? Apa hari ini adalah hari yang sepecial untuk mu karena kau harus menyambut kehadiranku di tempat kosongmu ini?" tanya Chenle dengan kepercayaan dirinya yang begitu besar membuat Jisung terbahak.

"Pede sekali, tentu saja tidak, karena ini hari ulang tahunku maka ibu membuatkan ini. Apa maskaan ibuku terasa enak untuk mulutmu yang suka memakan masakan mahal?" tanya Jisung membuat Chenle menunduk malu.

Sial sekali! Ia pikir ibu beserta anak itu menyiapkan sup rumput laut untuk menyambut dirinya. Tapi ternyata untuk hal lain, yang tidak Chenle ketahui, yaitu; hari ini adalah hari ulang tahun cintanya.

"Ya masakan ibumu sangat enak. Kalau bisa aku ingin mendapatkan makanan ini setiap hari." ucapnya dengan bercanda.

"Tentu. Aku akan meminta hal itu kepada ibuku, tentunya ia akan menyanggupi jika dirinya tidak sibuk dengan tokonya."

Chenle mengangguk. "Hari ini kau liburkan? Mari membeli bahan makanan, peralatan dapur dan mandi, lalu hiasan lain yang mungkin bisa di pajang untuk mengisi kekosongan rumahmu ini." ucap Chenle membuat Jisung mengangguk.

Memang sudah seharusnya seperti ini. Jadi mari kita biarkan mereka berdua memakan makannnya dengan tenang.




TBC

Karena ini hari ulang tahun Jisung, aku berencana buat tripple update sebagai bonus. Ditambah, book ini udah satu tahun publikasi dan pembacanya lumayam banyak, aku mau bilang makasih aja buat kalian semuanya yg udh ngasih feedback. Dan ya, update-an yang ke tiga bakal aku pub setelah selesai makan malam, hehe papai.

 Dan ya, update-an yang ke tiga bakal aku pub setelah selesai makan malam, hehe papai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rich Man『JICHEN』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang