Ini bukan cerita,tentang seorang anak SMA yang jatuh cinta dengan seorang ketua osis, atau bahkan cerita anak SMA yang berpacaran dengan seorang ketua geng motor.
Ini adalah cerita,dimana seorang gadis yang menyukai seseorang,tapi untuk menyapanya saja dia tak mampu.
Dimana ia hanya bisa melihat dari kejauhan, bahagia di kala pria itu tertawa,dan merasa gagal dikala pria itu terluka.
Namanya Azaline Reanora,seorang wanita dari kalangan bawah,yang menyukai seorang pria yang tidak mungkin untuk di gapainya.
Setiap hari dia hanya akan bangun pagi sebelum berangkat sekolah, kemudian mengayuh sepeda tuanya untuk sekedar melihat 'pria' yang ia sukai berangkat ke sekolah, mereka satu sekolah tapi tetap saja,bukanlah hal yang mudah untuk nya menyapa pria yang ia sukai ini, apalagi dengan penampilan nya yang biasa-biasa saja,belum sempat menyapanya saja orang lain sudah pasti menjudge nya.
--------
Bagian pertama dari kehidupan nya adalah mengawali harinya dengan pertengkaran orang tuanya yang tidak akan pernah ada habis-habisnya, menurut nya lebih baik mereka berpisah, daripada bertahan hanya dengan kata "demi anak" sangat menjijikkan.
"Aku pergi" ucapan pertama pagi ini yang ku keluarkan setelah bangun tidur, sungguh malas rasanya menyapa kedua orang yang sedang adu mulut tersebut
aku mengayuh sepeda ku untuk berangkat pagi ini, menghirup udara segar dan melihat bunga-bunga yang bermekaran,tak terasa sudah berapa lama aku mengayuh sepeda ku,aku telah sampai di sekolah SMA Lima Sila, sekolah yang isinya adalah anak-anak dari para pengusaha yang luar biasa kaya tentu nya.
jangan tanya mengapa aku bisa masuk sekolah ini, sudah jelas dari jalur prestasi. Dari SD sampai SMP dulu aku adalah anak yang pintar,aku selalu mendapat peringkat 1 dari semua siswa dikelasku, tidak heran guru-guru pun mendaftarkan ku untuk mendapatkan beasiswa,yaps seperti itulah kira-kira kenapa aku bisa masuk kedalam SMA Lima Sila, SMA yang terkenal akan murid-murid yang pintar,cantik,tampan dan sebagainya.
-----
Jam 07.30 kami selesai melakukan upacara pengibaran bendera, upacara yang dilakukan setiap hari senin tentunya, upacara pagi ini di laksanakan dengan hikmat, namun cuaca tampak nya cukup panas, sehingga banyak sekali anak-anak yang jatuh pingsan, entah karena disengaja atau tidak,aku tidak tau.
Pandangan ku sepanjang upacara tidak lepas dari satu anak yang duduk di bawah pohon mangga bagian belakang.
Aku tau dia adalah salah satu anak dari donatur terbesar di sekolah ini, namanya adalah Reynald Caesar,tentu saja aku kenal dia. sebagai anak dari donatur terbesar di sekolah ini,cukup aneh menurut ku,bahwa banyak orang yang tidak menyukai, padahal dia biasa kelakuan nya biasa saja menurut ku,dia juga tidak sombong seperti anak-anak kaya lainnya.Pagi ini di awali dengan pelajaran IPS,aku pun mendengar penjelasan guru yang menerangkan didepan,lalu mencatat bagian yang penting nya saja. Tak terasa bel sekolah telah berbunyi, menandakan bahwa jam pelajaran pertama telah usai,aku memilih untuk membawa bekal ku keluar dan duduk di taman belakang. Menurut ku,selain pemandangan nya yang indah,disana juga tempat nya sunyi,jadi enak sekali untuk duduk sambil menikmati bekal pagi ini.
Berjalan menyusuri koridor, sambil melantunkan nada lagu serana, membuat ku jadi sedikit galau, padahal aku tidak sedang dekat dengan siapapun, sangat aneh memang diriku,kalian ada yang sama tidak?haha
Setelah sampai,aku memilih untuk duduk di bangku putih panjang yang menghadap ke taman, dari sini bisa terlihat gudang sekolah yang sudah lama tidak di urus seperti nya. Menikmati bekal ku, sampai aku tidak menyadari bahwa sudah ada orang duduk samping ku sambil memakan setangkai permen.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZALINÉ
Teen FictionBisakah aku berharap pada sesuatu yang tak mungkin aku dapatkan?