Pada zaman dahulu terdapat sebuah kerajaan di tepi hutan. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang raja yang gemar berburu. Raja itu bernama Raja Aya. Raja sering berburu di hutan bersama pengawalnya. Suatu hari terdengar kabar bahwa ada rusa bertanduk emas. Raja segera bergegas untk menyiapkan peralatan berburu. Raja memanggil pengawalnya dan berangkat ke hutan.
"Cari rusa bertanduk emas itu sampai dapat! Jangan pulang sebelum mendapatkan rusa itu!" perintah raja kepada pengawalnya.
"Baik, Paduka Raja,"jawab pengawal.
Rusa bertanduk emas itu memang benar-benar ada. Tadi raja melihat rusa itu melintas.
"Segera kejar rusa itu!" perintah Raja Aya.
Mereka memburu sampai akhirnya rusa itu dapat tertangkap. Untungnya rusa tertangkap dalam keadaan hidup. Rusa bertanduk emas itu segera dibawa ke istana dan dimasukkan ke sebuah kandang yang bagus.
Raja amat senang dengan hasil buruan tersebut. Akan tetapi, putri raja yang bernama Putri Ayana menjadi sedih. Putri Ayana mempunyai kemampuan untuk berbicara dengan binatang dan rusa itu mengabarkan bahwa kerajaan itu akan tertimpa musibah. Itulah yang menyebabkan Putri Ayana bersedih.
"Ayah, lepaskan saja rusa bertanduk emas ini. Jika tidak, kerajaan ini akan terkena musibah," kata Putri Ayana kepada sang raja.
"Hahaha, putriku yang cantik, rusa ini memiliki tanduk emas. Dia akan membawa keberuntungan kepada kerajaan ini," jawab Raja Aya.
Putri Ayana menangis melihat ayahnya yang tidak mau mendengarkan perkataannya. Ia hanya bisa berdoa. Semoga kerajaan ayahnya tidak terkena musibah seperti yang dikatakan rusa itu.
Kemudian Putri Ayana pergi ke hutan untuk menemui anak dan istri rusa bertanduk emas. Ia akan mengatakan bahwa rusa bertanduk emas telah tertangkap oleh sang raja.
Sepeninggal Putri Ayana, tiba-tiba angin kencang bertiup ke istana raja. Gempa bumi juga tiba-tiba mengguncang istana. Beberapa bagian istana roboh akibat gempa dan angin. Raja merasa ketakutan dan teringat apa yang disampaikan putrinya. Raja Aya tersadar dan segera menuju kandang rusa bertanduk emas.
"Mengapa engkau tidak mendengarkan perkataan putrimu, wahai Raja Aya?" tanya rusa itu.
Raja terkejut mendapati rusa tersebut dapat berbicara. Raja Aya menjadi ketakutan.
"Segera lepaskan aku, atau kerajaanmu akan hancur karena keserakahanmu," ancam rusa kepada Raja Aya.
"Ba.. ba.. baiklah, akan segera kulepaskan kamu," kata Raja Aya dengan tubuh gemetar.
Raja membuka pintu kandang dan rusa itu segera berlari ke hutan. Raja menyesal karena tidak mendengarkan putrinya. Raja menyesal melihat rakyatnya sengsara karena keserakahannya.
Sepulang dari hutan, Putri Ayana terkejut melihat keadaan di sekeliling istana yang sebagian besar telah hancur. Ia segera mencari ayahnya.
"Ayah," panggil Putri Ayana.
"Maafkan ayah, Nak. Karena kerserakahan ayah, banyak rakyat menderita. Maafkan ayah yang tidak mendengar perkataanmu," ucap Raja Aya dengan penuh penyesalan.
Putri Ayana memeluk ayahnya dan berkata, "Mulai sekarang ayah tidak boleh berburu lagi. Biarkan hewan-hewan di hutan hidup bahagia, Yah. Aku tidak tahan mendengar tangisan hewan-hewan itu akibat perbuatan ayah." Raja Aya mengangguk dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.
Sejak saat itu, Raja Aya tidak pernah lagi berburu hanya untuk memuaskan dirinya. Hewan-hewan di hutan dibiarkan hidup dengan tenang. Keadaan rakyat juga semakin makmur. Raja Aya memimpin kerajaan dengan bijaksana hingga akhir hayatnya.
Kulon Progo, 26 Oktober 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerita Anak
KurzgeschichtenKali ini, saya bakal posting beberapa cerita anak. Beberapa cerita juga sudah saya post di blog pribadi saya. Pantau terus updatenya ya... Semoga suka dan bermanfaat! 😊