Sorry for typo
.
Jangan lupa votmenJaemin terus berlari dengan sesekali melihat ke belakang yang sial nya anak buah wonyoung masih mengikuti nya.
Melewati gang sempit ini hingga pada akhir nya ia sampai di sebuah jalan raya yang tidak banyak pengendara.
Tanpa berpikir panjang lagi jaemin langsung melambai kan tangan nya untuk memberhenti kan mobil siapa pun yang melintasi jalan raya yang sepi ini.
Sementara itu.....
"Kita harus mencari jaemin kemana Jen?"
"Lokasi nya sudah dekat bahkan sangat dekat"
Seketika haechan lebih fokus lagi melihat jalanan di depan sana, ya dia yang membawa mobil sedang kan Jeno sedang duduk di samping nya yang terus menatap layar ponsel nya yang selalu memberi arahan pada haechan.
Ke dua bola mata milik haechan melotot terkejut. "Astaga jaemin" haechan langsung memberhentikan mobil nya yang langsung mengundang tatapan Jeno yang langsung menatap ke arah yang haechan tatap, manik itu terkejut dan langsung keluar seperti apa yang haechan lakukan.
Sedang kan jaemin yang melihat mobil itu berhenti langsung tersenyum namun seperkian detik jantung nya berpacu lebih cepat saat sesosok pria kekar di belakang nya semakin dekat.
Jaemin meneguk ludah nya kasar namun siapa sangka saat dia ingin pergi sebuah tangan yang entah milik siapa itu sudah bertengger di pinggang nya sambil menatap ke arah yang jaemin tatap.
"Syukur lah kondisi sedang sepi"
Jaemin melotot mendengar suara itu.
Jeno?
Iya Jeno, astaga.
Jaemin terlalu fokus dan terlalu takut pada lelaki bertubuh kekar dan berwajah menyeram kan itu.
Dan–
Dorr
Satu tembakan tepat sasaran dengan detak jantung jaemin yang seperti berhenti berdetak itu dengan rasa takut dan lutut yang seketika melemas.
Jaemin takut dengan suara pelatuk itu, dia terlalu trauma akan masa remaja nya dulu,
Saat Jeno yang menembak kan peluru di penjuru rumah nya, yang di mana dia masih terlalu kecil saat itu, ah dia masih remaja tepat nya.
Setiap kali dan hanya tidak satu kali suara pelatuk itu terdengar di telinga nya dengan sejelas ini lagi, dia trauma, sudah cukup, dia takut, dia takut akan bentakan yang masih terngiang dan suara pelatuk yang terus berputar di otak nya.
Beruntung Jeno yang memeluk pinggang nya, ya tubuh itu melemas dengan mata yang ingin terpejam dan berakhir–
Gelap.
***
Felix terus berlari hingga ke dua kornea mata nya menatap siluet mobil yang dia kenali dengan cepat dia melambai pada mobil itu dan seketika mobil itu terhenti dan saat itu Felix langsung masuk ke dalam dan mobil itu berjalan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mafia [ nomin✓]
Fanfiction[Judul pertama: prince mafia J] Lee Jeno mafia terkenal yang mencintai seorang mahasiswa kampus yang tak tau menahu tentang nya ⚠️bxb