Abizar mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, ia ingin berlama-lama ada di posisi sekarang. Abizar merasa sangat nyaman saat dekat dengan gadis yang berada dibelakangnya.
"By!" panggil Abizar.
"Hm?" sahut Byanca.
"Mau kemana?" tanya Abizar.
"Kemana pun yang lo mau, terserah," jawab Byanca.
"Oke,"
Byanca sangat menikmati cuaca hari ini yang cerah dan hangat. Ia tidak pernah pergi berjalan-jalan selama ini, waktu liburnya selalu ia habiskan diatas tempat tidur.
"Bi gue boleh tanya gak?" tanya Byanca dengan mendekatkan wajahnya disamping wajah Abizar.
"Apa?" tanya Abizar.
"Orang tua lo kerja apa?" tanya Byanca.
"Nyokap gue kepala sekolah," jawab Abizar.
"Kalo bokap?" tanya Byanca.
"Bokap gue udah lama pergi," jawab Abizar yang tersirat kesedihan diwajahnya.
"Maksud lo bokap udah meninggal?" tanya Byanca hati-hati.
"Iya," jawab Abizar.
"Maafin gue yah Bi, gue gak maksud ko buat ngingetin lo sama bokap," Byanca merasa tak enak hati sudah menanyakan hal seperti itu.
"Santai aja By," ucap Abizar seraya tersenyum kecil yang dapat Byanca lihat melalui kaca spion.
"Gue boleh cerita gak By?" tanya Abizar.
"Cerita aja," jawab Byanca dengan antusias.
"Hubungan gue sama nyokap gak seharmonis lo sama keluarga lo By,"
"Nyokap berubah setelah bokap gue meninggal. Dari semenjak hari itu gue gak pernah lagi deket sama nyokap. Buat sekedar cerita tentang hari-hari kelam gue selama ini pun gue sungkan," jelas Abizar.
Byanca nampak mendengarkan cerita Abizar dengan sangat baik, ia tidak mau Abizar merasa ia tidak menghargai dirinya yang sedang bercerita.
"Mungkin bukan nyokap lo yang berubah, cuma suasana nya udah gak sama," respon Byanca.
"Mungkin iya mungkin enggak, gue terlalu kaku kalo harus deket lagi sama nyokap. Udah hampir sepuluh tahun hubungan gue sama nyokap kaya gini, kaya orang gak kenal, hehe...," kekehnya yang terdengar penuh kepiluan.
Byanca mengelus punggung Abizar lembut, mencoba menyalurkan kekuatan untuk lelaki itu.
"Semua orang punya masalahnya masing-masing. Kita gak pernah tau kalo ada orang yang jauh lebih rumit dari kita permasalahan, so gue harap lo bisa sabar yah dan gue juga berharap hubungan lo sama nyokap bisa membaik," ungkap Byanca yang hanya dibalas anggukan kecil oleh Abizar.
Abizar tersenyum sembari mengambil satu persatu tangan gadis yang berada dibelakangnya untuk memeluk tubuhnya.
"Kenapa Bi?" tanya Byanca heran.
"Gue pengen rasain hangatnya dipeluk sama lo," sahut Abizar yang membuat Byanca hanya tersenyum kecil, dan tiba-tiba kilasan masa lalu memutar diotaknya seperti kaset rusak.
***********
Sampai di suatu tempat yang amat sangat mampu menyejukkan suasana hati, Byanca tak berhenti memuji keindahan tempat ini yang baru ia tahu sekarang.
"Sumpah ini indah banget Bi!" teriaknya sedangkan Abizar hanya tersenyum kecil ikut bahagia saat melihat gadis yang tengah memporak-porandakan hatinya ini juga bahagia.
"Lo baru tau tempat ini?" tanya Abizar dengan menarik lembut lengan Byanca untuk duduk dikursi yang berada dipinggiran danau.
Byanca hanya mengangguk dengan lucu dan itu membuat Abizar terkekeh.
"Lo suka sama tempat ini?" tanya Abizar lagi.
"Iya, gue suka," jawab Byanca.
Abizar hanya tersenyum, ia menatap wajah Byanca yang nampak menggemaskan. Pertama melihat Byanca Abizar menilai gadis yang tengah duduk disampingnya ini adalah gadis bad yang bandel, liar dan nakal karna penampilan Byanca yang tak pernah seperti gadis lainnya yang selalu tampil mempesona.
"Kenapa lia-,"
Cup
Belum Byanca menyelesaikan ucapannya tiba-tiba Abizar mengecup bibir mungil Byanca yang membuat jantung gadis itu berdetak lebih kencang.
~bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Byanca
Teen FictionGadis manis yang selalu berpakaian seperti pria, namun siapa sangka dibalik itu semua ternyata banyak sekali pria-pria diluar sana yang sangat mengagumi gadis yang belum selesai dengan masa lalu diantara banyaknya pria tidak ada satu pun yang mampu...