"Gagal? Menakut nakuti seorang wanita saja tidak becus". Umpatnya.
"Putri...ada masalah lagi".ucap pelayannya ketakutan.
"Apa?".
"Me...mereka tertangkap oleh Putra Mahkota".
Putri menjatuhkan buku yang sedang dibawanya.
"Putra Mahkota?, Kau bilang putra mahkota?".
Raut wajah Putri berubah pias,ia panik.
"Gawat,bagaimana bisa masalah ini sampai pada beliau?".
"Putra Mahkota sedang berada di daerah itu ketika bertemu lady Winchester yang meminta pertolongan". Pelayan itu gemetar menjelaskan kejadiannya.
"Haduh,aku akan mendapat masalah, putra mahkota pasti akan menyelidiki kejadian ini".
Putri itu terduduk lemas dikursinya, mencoba berfikir agar tak terlibat masalah dengan suaminya.
"Jika ada yang bertanya katakan kalau kau sendiri yang berinisiatif membayar para preman itu untuk menakut nakuti Lady Winchester,dan aku tidak tau apapun".
"Putri...". Pelayan itu tersentak dia yang akan dikorbankan oleh majikannya.
"Kau yang menanggungnya atau seluruh keluargamu?". Ancamnya.
"Ba..baik putri akan saya laksanakan".
Pelayan itu undur diri dengan wajah yang sudah sepucat mayat.
"Baiklah, masalah sudah beres sekarang lebih baik aku menemui yang mulia ratu". Gumamnya.
"Aku akan menemui yang mulia ratu". Titah Putri.
Segera, seorang pelayan berlari untuk mengabarkan kunjungan putri mahkota kepada pelayan ratu.
"Selamat siang yang mulia ibu ratu semoga kejayaan dan kesehatan selalu menyertai anda".
Putri mahkota mengucapkan salamnya dihadapan ibu ratu yang duduk diruang tamunya dengan anggun.
"Duduklah putri mahkota, sudah lama sejak kau terakhir kali mengunjungiku, bagaimana kabarmu?". Sapa ibu ratu ramah.
"Saya baik baik saja ibu ratu, tolong maafkan saya yang kurang perhatian pada anda".
"Tidak usah khawatir,semua baik baik saja, bagaimana apa sudah ada kabar baik?". Tanya ibu ratu langsung.
"Hah...mohon maaf ibu ratu saya harus mengecewakan anda terus menerus, mungkin karena kekurangan saya jadi kami belum mendapat kabar baik itu". Ucapnya sedih.
"Tidak apa apa,mungkin kita masih harus menunggu lebih lama lagi". Ibu ratu menenangkan.
"Saya khawatir jika yang mulia putra mahkota akan kecewa pada saya".
"Tidak perlu berfikir seperti itu, kau adalah satu satunya calon ratu kerajaan ini, ada berapapun wanita disamping putra mahkota tapi kedudukanmu tidak akan pernah tergantikan,apa kau lupa yang kukatakan padamu 10tahun yang lalu?".
"Mulai saat ini kau adalah putri mahkota dan calon ratu selanjutnya, meski putra mahkota akan memiliki banyak selir bahkan jika pewaris terlahir bukan dari rahimmu kau tidak perlu khawatir, tetap saja kau yang akan menjadi ratu".
Putri mahkota merenung,dulu awal ia memasuki istana,ibu ratu memberinya wejangan seperti itu.
Hanya saja ia tidak menyangka hal itu akan benar benar terjadi, putra mahkota yang kini memiliki 3 orang selir, sekarang ia benar benar takut jika pewaris akan lahir dari rahim wanita lain.
"Ibu ratu,saya akan menjadi ibu bagi pewaris selanjutnya". Putri mahkota mulai berkaca kaca.
"Putri mahkota apa kau belum mengerti juga, yang ku tau seorang pewaris belum pernah terlahir dari rahim ratu dalam beberapa periode, bahkan aku pun tidak. Kita ditakdirkan untuk tidak memiliki hak itu akan tetapi kita memiliki kekuatan dan kekuasaan yang tidak dapat diambil oleh wanita lain, buang perasaan iri dan cemburu mu kita tidak berhak untuk itu. Ingatlah kekuasaan ada ditanganmu kau akan menjadi wanita nomor 1,gunakan itu untuk keuntungan mu sendiri".
"Ibu ratu...aku..aku".
"Ingat perkatanku, jika putra mahkota memiliki ketertarikan pada seorang wanita, kau harus mendukungnya mungkin dari wanita itu akan terlahir seorang pewaris yang kita tunggu tunggu".
Ibu ratu memperingatkan putri mahkota tegas.
"Baik yang mulia,saya akan mengingatnya". Hatinya perih.
Putri mahkota undur diri dari istana ibu ratu.
Sepanjang perjalanan menuju istananya putri mahkota diliputi rasa sakit hati, begitu banyak pertanyaan dalam hatinya .
"bagaimana bisa ibu ratu berkata seperti itu,apa ia tak menginginkan pewaris dariku?".Teriaknya setelah masuk kedalam kamar.
Barones Lidya yang sudah melayani keluarga kerajaan sejak usia muda merasa iba pada putri mahkota.
"Putri mahkota,anda harus tenang". Bujuknya.
"Bagaimana aku bisa tenang Barones,ibu ratu bibiku sendiri mengatakan hal itu berulang kali selama 10thn ini".
"Putri tolong mengertilah ini memang takdir para ratu".
"Aku tidak mengerti,mana ada takdir seperti itu".
Barones kemudian berjalan keluar ruangan mengambil sesuatu, itu buku silsilah keluarga kerajaan.
"Putri anda sudah sering melihat ini bukan?".
Putri mahkota yang masih berdiri didekat jendela hanya meliriknya.
"Tolong duduklah sebentar".
Putri mahkota dengan enggan duduk dikursi dekat barones.
"Lihatlah putri, sejak dulu setiap periode kekuasaan raja hanya ada seorang atau dua orang pewaris yang lahir,tapi yang saya dengar selama beberapa periode belum ada seorang ratu yang melahirkan pewaris kerajaan, biasanya pewaris lahir dari wanita yang raja bawa sendiri bukan dari pernikahan politik entah itu seorang bangsawan atau rakyat jelata biasa dan wanita itu yang akan melahirkan penerus,selalu seperti itu. Hal itu sudah menjadi rahasia istana dalam, begitu pewaris lahir maka anak itu akan menjadi anak ratu dan wanita yang melahirkannya akan disembunyikan". Jelas barones.
"Itu tidak mungkin,itu mustahil". Sanggahnya.
"Itu benar Putri,saya saksinya sendiri putra mahkota lahir dari kekasih yang mulia raja wanita itu hanya seorang bangsawan rendahan,tapi istana mengumumkan bahwa putra mahkota adalah putra yang mulia ratu, yang mulia raja dan mendiang duke norfolk juga terlahir dari ibu yang sama dia seorang rakyat jelata. sudah berkali kali hal itu terjadi seperti ada kutukan dibalik darah kerajaan yang sangat langka".
Putri mahkota masih belum bisa menerima kenyataan itu,ia tak pernah menyangka, akan merawat anak dari wanita lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku ingin bahagia✔️ (28/02/2022)
RomanceKehidupan pertamanya,bisa dikatakan kurang beruntung, hidup sebagai anak pertama ia dituntut harus hidup mandiri,dewasa sebelum waktunya. Lahir dalam keluarga broken home tidaklah mudah. Lalu ia lahir kembali. Sebagai Bianca Camilla Winchester. Pu...