Setelah ciuman mendadak itu, Rosé seketika menundukkan kepalanya sehingga tidak ada yang bisa membaca apa yang berkecamuk dalam dirinya. Perasaan ini begitu asing baginya, sampai-sampai membuat kakinya goyah dan bagian dalam dirinya diremas oleh ketegangan.
Tapi tidak, tiba-tiba saja Rosé menerawang ke belakang ketika ia mengingat pernah mengalami keanehan ini sebelumnya. Pada hari itu saat Jaehyun memperkenalkan Rosé sebagai calon istrinya kepada Jimin, wanita tersebut seolah menerima sengatan listrik bertegangan tinggi. Perasaannya pun tak karuan karena diikuti rasa takut yang membuatnya memucat, sehingga Rosé harus cepat-cepat melepaskan jabatan tangan Jimin, kemudian ia bergeser lebih dekat dalam perlindungan Jaehyun.
Namun, ingatan Rosé tersentak bahwa ternyata Jaehyun bukanlah pelindungnya. Pria itu terlalu pengecut dan kebenaran bahwa Jaehyun tidak bertanggung jawab, sudah sangat cukup untuk membuktikan betapa egoisnya seorang Jaehyun Kim.
"Rosé."
Rosé mendongak, rasa kecewa dan muak terhadap Jaehyun tampak dimatanya. Jimin yang dapat melihat kepedihan wanita tersebut, ia sontak meregangkan jemari di pinggangnya, manik hitamnya menyorot tajam sebelum jemarinya mencengkram kuat untuk menarik Rosé dengan marah ke arahnya. Hal yang tak terduga kembali terjadi. Jimin menunduk lalu mencium bibir ranum istrinya.
"Jangan ingat dia lagi!" Perintah Jimin dengan tegas, setelah sebelumnya ia melepaskan ciumannya terlebih dahulu.
"Lupakan dia, karena dia tidak pantas untuk kau ingat bahkan kau tangisi!"Dengan wajah merah padam dan benar-benar terkejut oleh serangan Jimin, Rosé terkesiap. "Aku tidak—"
"Sebaiknya kita makan dan membiarkan mereka segera pergi." Kata Jimin ketika melihat kedatangan pelayan, menyajikan hidangan yang sudah di pesannya 1 jam lalu.
Memang lega rasanya saat pelayan datang di waktu yang tepat karena Rosé mulai sangat tertekan sehingga ia perlu duduk.
Namun sayangnya, ternyata waktu makan malam mereka tak kunjung usai. Hidangan demi hidangan yang disajikan langsung muncul untuk siap dicicipi, sementara percakapan yang nyaris tidak bisa dimengerti oleh Rosé, terus berlangsung di sekitarnya.
Rosé merasa seolah ia tersesat dan terdampar di suatu tempat yang asing, sampai-sampai ia harus mengerahkan segenap upaya menarik kedua sudut bibirnya ke atas, berkonsentrasi pada pertanyaan yang ditujukan kepada dirinya. Wanita itu sendiri menjawab dengan tidak penuh minat, tetapi ia harus melemparkan balasan senyuman untuk menjaga kehormatan nama baik suaminya.
Tidak ada yang bersikap kejam atau tidak peduli kepada Rosé. Namun, ia merasa kewalahan oleh persahabatan kalangan atas diantara mereka. Walaupun Jimin menyadari dan Rosé yakin jika suaminya itu memahami kecanggungan dirinya, tetap saja pria itu tidak mengatakan apa-apa.
Akan tetapi, setiap kali Rosé melirik sang suami, Jimin ternyata sedang menatapnya. Manik hitam indahnya menyorot tajam wajah istrinya, memberikan tatapan yang tidak dimengerti oleh wanita itu. Rosé merasa semakin tidak nyaman sehingga ia mengernyit sambil menyesap setengah gelas anggur merah, berharap dapat mengurangi keresahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOUCHING YOUR HEART
Teen Fiction[ END ] Roséanne Park, di tinggalkan sang mempelai pria disaat tinggal hitungan menit acara janji suci pernikahan segera berlangsung! Ia pernah mendengar hal itu terjadi pada orang lain. Namun, tak pernah menyangka ia sendiri akan mengalaminya. Wani...