Mentari mulai menghilangkan sinarnya sore itu, sedikit demi sedikit bola besar itu tenggelam dengan malunya. Seorang remaja berbadan semampai tidak terlalu tinggi terlihat membawa kotak styrofoam berwarna putih menuju rumah, ia cantik tapi tidak jelita, wajahnya juga merah tapi tidak merona. Dibalik rambut hitam legamnya yang terurai indah terdapat wajah murung, dan mungkin ia sedang dilanda rasa gelisah akan sesuatu.
"Apa!? Kamu seharian cuman dapet 20 ribu?" Teriak mama Alia dengan nada murka sesampainya di rumah. Rasa takut sebenarnya sudah menyelimutinya semenjak pulang sekolah, karena memang sedari pagi tadi hanya sedikit dagangannya yang laku.
"Maaf ma, tapi kan Alia sudah berusaha," rintihnya dengan mata berkaca-kaca.
"Kamu mikir gak sih!? besok kita mau makan apa, belum nanti bayar kebutuhan sekolah kamu!" Tambah mama Alia sambil melemparkan sisa dagangan ke bajunya lalu berlalu masuk ke dalam rumah. Ia segera membersihkan sisa-sisa amarah mama yang memang sudah ia rasakan beberapa tahun terakhir.
Kondisi ekonomi keluarga menengah kebawah sangat tercekik akibat pandemi ini, sehingga keluarga Alia pun turut menjadi korban kesulitan ekonomi ini. Sore itu memang seperti sore-sore pada umumnya hanya saja Alia yang sebelum dan sepulang sekolah harus berjualan tahu petis sedang kurang beruntung, karena dagangannya hanya terjual sedikit.
Malam itu ia semakin merenungi nasibnya di kamar, lantaran kelakuan mamanya yang semakin hari semakin tidak terkendali. Bahkan tidak jarang ia sering mendapat pukulan karena melakukan kesalahan-kesalahan sepele.
"Kakak gak boleh sedih ya... maafin mama," terdengar suara Winda dari balik pintu hendak menghibur kakaknya.
Krekk...
Pintu segera terbuka setelah adik tirinya itu mendorongnya dengan perlahan, tentu ia tidak tega melihat kondisi kakaknya yang diperlakukan sedemikian rupa oleh mama mereka.
"Maafin mama ya kak, pasti gara-gara aku juga mama jadi kayak gitu deh," peluk Winda sambil menenangkan kakaknya. Sifat mama sudah berubah semenjak kali kedua ditinggal oleh papa, menikah dua kali kemudian ditinggalkan dua kali juga. Meskipun bukan adik kandungnya, ia selalu menganggapnya sebagai adik kandung kesayangan.
"Gak apa-apa kok, biar kakak aja yang dimarahin sama mama. Dek Winda yang nurut ya sama mama," ucap Alia menahan tangis sambil mengelus-elus rambut adik tirinya.
Seringkali Alia berfikiran untuk kabur dari rumah dan hidup secara mandiri, tetapi ia takut jika adik kesayangannya menjadi pelampiasan mama setelahnya. Meskipun pada kenyataannya mama sangat menyayangi adiknya karena dianggap memiliki prestasi yang lebih baik dari kakaknya.
Sebelum terlelap dengan sempurna ia melakukan ritual hariannya di atas kasur, terduduk di atas kasur sambil menatap indahnya bintang di malam itu. Memang jendela kamarnya tidak terlalu lebar tetapi itu cukup untuk memberinya ketenangan. "Alia kamu pasti bisa," batin remaja itu sembari memanggil namanya. "Ayo, semua yang terjadi pasti akan berlalu." Gumamnya memberikan sugesti kepada dirinya sendiri.
Tubuh itu terlihat anggun diterpa cahaya rembulan yang memaksa masuk melewati celah jendela rumah, saat ia sedang menarik nafas dalam-dalam. Setiap malam, setiap hari, setiap merasa berat menjalani harinya, setiap ia butuh ketenangan hingga akhirnya ia jatuh lunglai terlelap dengan sendirinya di atas kasur.
Akhirnya satu malam lagi dimana Alia tidur dengan pikiran tenang di kepalanya, lalu apa yang akan terjadi di keesokan harinya?
**
Sebuah kisah perjalanan hidup seorang remaja yang sudah diatur sedemikian rupa oleh semesta dengan berbagai macam kejadian yang bahkan ia sendiri tidak menduganya, memang sulit untuk merelakan kehilangan akan sesuatu tetapi hanya itu yang dapat ia upayakan untuk mendapatan kehidupan yang lebih baik nantinya.
Lalu bagaimana cara semesta mengatur hidup Alia? Nantikan di kisah ini karena banyak hal tak terduga akan terjadi. Terima kasih.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
Alia dan Semestanya
Teen FictionJangan Ceritakan Kisah Ini!! Bagaimana rasanya menjadi jenius karena kecelakaan yang tidak sengaja? Apa yang akan dilakukan seorang remaja dengan otak super jeniusnya setelah ia menyadarinya? Diawali dengan kisah tak terduga yang dialami oleh seoran...