Episode 10, Unbelivable fact of the twins (2)

27 2 0
                                    

Joel menghela nafas berat dan mencoba memberanikan diri untuk memberitahukan Lia yang sebenarnya.

"Rino dan aku memang saudara kembar. Maaf aku sudah membohongimu. Rino yang tidak mau jika ada orang yang mengetahui bahwa aku dan dia saudara kembar. Dia malu punya saudara kembar seperti aku." ucap Joel miris.
"Memangnya ada apa?" tanya Lia penasaran.

#Flashback_on

10 tahun yang lalu...

"Joel, cari adikmu nak. Kita harus pergi dari sini." ujar Raline sang ibu.
"Baik bu. Aku akan mencari Brian dan membawanya keluar dari sini." ucap Joel yang saat itu baru berusia 13 tahun.

Walaupun badannya luka, Joel berusaha mencari sang adik.

"Brian... Brian..." panggil Joel sambil mencari sang adik.

Joel mencari sang adik di ruangan lain dan betapa terkejutnya Joel melihat sang adik telah tertikam.

"BRIAN!!!"

Joel masuk menghampiri Brian yang terkapar lemas itu. Ia bersimbah darah dan tertikam dengan pisau. Joel mencabut pisau tersebut dan melemparkan pisau itu dengan jarak yang agak jauh. Bertepatan dengan itu, Rino melihat kejadian itu dan marah pada Joel.

"KAMU MEMBUNUH BRIAN? KAMU BENAR-BENAR KEJI!" marah Rino.
"Bukan seperti itu Rino. Aku bisa jelaskan. Kamu salah paham. Aku tidak membunuh Brian." ucap Joel.
"BOHONG! JELAS-JELAS KAMU MEMEGANG PISAU ITU DAN MELEMPARNYA KETEMPAT LAIN! KAMU MELAKUKAN ITU AGAR TIDAK DITUDUH MEMBUNUH KAN?"
"Tidak Rino. Aku justru menolong Brian."

Dragon Kwon yang mendengar pertengkaran itu menyunggingkan evil smirknya dan merasa senang. Dragon Kwon pun berlagak menjadi orang baik terhadap mereka berdua.

"Kenapa kalian bertengkar? Lebih baik bawa adik kalian ke Rumah Sakit." ujar Dragon.

Sesampainya di rumah sakit...

"Maaf, pasien atas nama Brian tidak dapat diselamatkan. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin." ujar dokter Son.
"Lalu, bagaimana keadaan ayah dan ibu kami?" tanya Joel.
"Ayah kalian? Kami tim medis tidak melihat ayah kalian. Kami hanya melihat ibu kalian saja." jawab dokter Son.
"Kalau di Rumah sakit ini hanya ada ibu? Lalu ayah kemana?" tanya Joel dalam hati.
"Lalu bagaimana kabar ibuku?" tanya Rino.
"Ibu kalian mengalami koma." jawab dokter Son.
"Apa ibu kami bisa sembuh dokter?" tanya Joel lagi.
"Kami belum bisa memastikan. Tapi kami akan berusaha yang terbaik. Kalau begitu, saya permisi dulu." pamit dokter Son.

Dokter tersebut pergi meninggalkan mereka. Joel terduduk diam tanpa bereaksi apa-apa. Jujur saja ia bingung. Bingung harus berbuat apa.

"Rino, Joel. Kita doakan untuk ibumu ya. Semoga beliau baik-baik saja." ujar San.E, asisten setia Lee Seunghyun.
"Terima kasih paman." ujar mereka berdua.

Sementara itu...

"Kerja bagus. Kalian sudah membunuh anak bungsu Lee Seunghyun. Sekarang, target berikutnya.. bunuh Raline dan pastikan tidak ada orang yang tau saat kalian melakukannya. Aku akan menghasut anak kedua Seunghyun agar bisa bekerja sama dengan perusahaan kita nanti." ujar Dragon sambil menelepon anak buahnya.

Rino dan San.E bergegas melihat mendiang Brian di kamar mayat. Rino benar-benar teriris melihat mayat sang adik. Ia sangat menyayangi dan menjaga adik bungsunya itu.

"I'm sorry Brian. I feel so sorry." ujar Rino sedih.

Rino menitikkan air matanya. Rino bukanlah tipe orang yang gampang menangis dalam hal apapun. Baru kali ini ia menangisi sang adik dan juga keluarganya atas musibah yang mereka hadapi. San.E selaku asisten dari ayah mereka berusaha menenangkan Rino.

Peace of tortureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang