| TUJUH |

2.9K 702 131
                                    

"Tidak boleh ada yang datang ke kamarku pukul dua belas malam!" ucap Serein bernada tegas pada teman-teman sekelasnya. Mereka sedang berada di ruang makan menikmati makan malam. Suara Serein sedikit teredam kericuhan tapi masih dapat didengar mereka.

"Mengapa tidak boleh?" sahut Deyza yang tengah menyesap sup ikan, disusul anggukan lainnya seolah mereka memang berencana datang ke kamarnya merayakan hari ulang tahunnya.

"Kalau ketahuan Madame, tidak hanya kalian tapi aku juga akan terkena masalah. Tidak ada yang bisa datang karena aku tidak akan membukakan pintu."

"Hey kau pikir kami tidak ada kerjaan lain? Pukul dua belas malam itu tengah malam, kau pikir pukul tujuh pagi di mana kami bisa berkeliaran seenaknya? Lebih baik kami tidur dan bermimpi indah daripada membuang waktu untuk orang sepertimu."

"Hey Nona Deyza yang terhormat, kau mengatakan hal yang sama tahun lalu tapi apa yang terjadi? Dengan membawa anak-anak kelas lain kau merayakan ulang tahunku di tengah malam."

"Itu karena-" Ucapan Deyza terhenti tatkala melihat makanan penutup di podium, dengan cepat dia bangkit menghampirinya.

"Memangnya kenapa kalau kami datang? Tidak akan ada yang mengetahuinya," celetuk Kee.

"Benar, bukankah besok ulang tahunmu yang ketujuh belas? Itu penting untuk dirayakan," ujar lainnya.

"Tidak, tidak, aku sudah mengatakan ini dengan tegas, kalian tidak boleh datang, mengerti? Kalau kalian keras kepala, aku sendiri yang akan melaporkan kalian pada Madame."

"Kau pasti berencana melewati waktu bersama pacarmu, kan? Itu sebabnya kami tidak boleh datang? Ayo mengaku siapa pacarmu!"

"Berhenti membual dan aku tidak sedang bercanda! Aku mengatakan ini dengan sungguh-sungguh kalian tidak boleh datang! Kalau kalian melanggarnya aku akan pindah kelas!" Nada Serein menjadi lebih tegas. Orang-orang mengira Serein gadis lembut, penurut, dan mendengarkan pendapat orang lain dengan mudah, kenyataannya pandangan orang tidak selalu benar, hanya teman sekelas Serein saja yang mengetahui bagaimana sifat asli gadis itu. "Dengar?!" tanya gadis itu lagi saat tak mendengar jawaban.

"Ya, kami tidak akan datang," jawab mereka pasrah.

Serein mengangguk, kembali melahap makanannya. Sebenarnya dia tidak masalah teman-temannya itu datang ke kamarnya di tengah malam tapi tidak ada yang memastikan apa yang akan terjadi nanti malam. Itu soal makhluk-makhluk aneh itu.

Dia tidak bisa mengambil resiko membiarkan teman-temannya datang ketika situasinya sedang kacau. Bisa-bisa Serein terancam dikeluarkan dari sekolah jika ketahuan menyembunyikan sesuatu yang tak masuk akal.

Setelah mengisi perutnya, Serein pamit duluan dan berjalan tergesa-gesa meninggalkan ruangan besar yang dipenuhi murid-murid itu, dia melirik arlojinya yang hampir menunjuk pukul sembilan malam, sebelumnya mereka memiliki mata pelajaran tambahan membuat makan malam hari ini sedikit terlambat dari biasa, dia harus tiba di kamarnya tepat waktu.

Dengan cepat dia menyusuri koridor sepi nan sunyi menuju asrama perempuan berada. Tak sampai dua menit, dia sampai di depan pintu kamarnya dan membuka kunci pintu itu lalu masuk ke dalam.

Tanpa membuang waktu Serein mengambil baju gantinya-sebuah gaun pemberian Ayahnya terakhir kali-lalu berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dia telah melakukan banyak hal tapi tak kunjung menemukan sesuatu, tidak ada salahnya menunggu saja apa yang akan terjadi. Dia juga penasaran pada makhluk-makhluk yang mengganggunya itu.

-oOo-


Gadis itu, Serein Lakshya namanya, kini duduk di balkon kamarnya, memandang rembulan yang bersinar terang di atas langit. Serein baru sadar sekarang adalah bulan purnama, taburan bintang juga menghiasi galaksi, semilir angin dan nyanyian jangkrik menemani gadis itu.

Dark Creatures | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang